Hari ini, hari dimana keluarga jeon datang ke Jepang untuk bertemu keluarga Park. Mereka datang dengan maksud melamar jimin.
Saat ini kedua keluarga sudah bertemu mereka berada di ruangan keluarga milik keluarga Park. Chanyeol sebagai ayah jimin merasa senang karena akan berbesan dengan teman,sahabat bahkan rekan kerjanya yang selama ini ia kenal sebagai pribadi yang baik dan ramah.
"Wonwoo-ah aku sangat senang kita akan menjadi keluarga." Ucap chanyeol yang kini memeluk sahabatnya Jeon wonwoo.
"Begitu pun aku, oh ya.. Di mana jimin? Aku tak melihatnya."
"Dia sedang bersiap dengan baekhyun. Tae, tolong panggil jimin."
"Baik paman!" Taehyung pun berjalan ke arah kamar jimin untuk memanggilnya agar segera keluar.
𝙏𝙤𝙠 𝙏𝙤𝙠 𝙏𝙤𝙠
"Bibi? Apa jimin sudah siap?" Ucap taehyung sambil membuka pintu kamar jimin.
"Sudah tae, ayo jimin kita temui calon mertua mu." Ajak baekhyun sambil menggandeng lengan jimin.
"Eh lihatlah bibi, minie merona."
"Taetae~" Mereka tertawa melihat jimin yang tengah malu dengan menutup wajahnya dengan kedua tangannya.
Setelah acara menggoda jimin, mereka pun segera menuju ke ruang keluarga. Di sana Canyeol dan wonwoo tengah menunggu mereka.
"Wah calon menantuku cantik sekali!" Ucap wonwoo pada jimin yang baru tiba di ruang an itu.
"Eh, kemana jungkook, tuan Jeon?" Ucap baekhyun menanyakan keberadaan jungkook karena belum melihatnya.
"Dia sedang mengambil cincin pertunangannya dengan jimin yang ia pesan 1minggu yang lalu dan tepat hari ini cincinnya selesai. Sebentar lagi pasti datang."
Dan benar saja jungkook pun datang dengan penampilan yang begitu tampan membawa sebuah kotak kecil bludru berwarna biru di tangannya.
"Maaf terlambat." Ucap jungkook sambil membungkuk sopan.
"Ne, tak apa jungkook, duduklah." Ucap chanyeol pada jungkook yang baru datang.
"Baiklah karena jungkook sudang, aku akan mulai berbicara. Chanyeol, kau sudah tau bukan maksud kedatanganku ke sini. Hari ini aku ingin melamar putramu jimin untuk putraku jungkook. Apa lamaran kami di terima karena tentunya aku ingin mendapat penolakan sebagai jawabannya.. Hahaha.." Mereka semua tertawa hanya jimin yang sedari tadi tersipu malu karena sedari jungkook tiba ia tak henti-hentinya jungkook memandanginya.
"Tentu saja kami menerimanya wonwoo, mengetahui keduanya sudah saling mencintai tidak mungkin kami sebagai orang tua menolaknya.."
"Baiklah untuk pernikahannya kita lakukan di sini saja dan di penginapan Park Hot Springs saja. Karena jungkook sudah menunjukan ku bagaimana indahnya tempat itu. Kita akan akan pakai konsep Garden party, bagaimana?"
"Baik kalau aku setuju saja, bagaimana jimin apa kau setuju?"
"Ne ayah aku setuju saja." Ucap jimin sambil menunduk malu.
"Baiklah, aku ingin secepatnya pernikahan mereka di laksanakan. Mungkin 1 bulan dari sekarang."
"Ne, lebih cepat lebih baik benarkan baekhi?"
"Tentu, karena aku takut sesuatu terjadi sebelum pernikahan dilaksanakan. Benarkan begitu jungkook?" Ucap baekhyun pada jungkook.
"Ah.. M-mungkin. Hehehe.." Ucap jungkook salah tingkah sambil menggaruk belakang lehernya yang tidak gatal. Baekhyun sebenarnya tau gaya berpacaran keduanya yang terlihat sangat intim meski tak sampai melakukan hal yang iya-iya.
"Aish.. Kau ini jungkook, kalau begitu lebih baik kalian tidak bertemu dulu sebelum hari pernikahan berlangsung."
"Yah.. Ayah, jangan seperti itu.."
"Tidak ada bantahan, ayah takut kau melakukan hal yang sebelum waktunya." Jungkook pun akhirnya pasrah dengan keputusan ayahnya dan harus rela tak bertemu jimin selama 1 bulan sampai hari pernikahan tiba.
"Baiklah setelah semua keputusan telah di ambil, sekarang waktunya untuk bertukar cincin."
Kini jimin dan jungkook berdiri berdampingan dan jungkook pun mengeluarkan kotak bludru berwarna biru yang ada di saku celananya.
Jungkook pun membuka kotak itu menampilkan sepasang cincin emas putih yang masing-masing berhiaskan berlian di tengahnya dan cincin milik jimin mempunyai tambahan empat berlian kecil di sisi kiri dan kanannya
***
Jungkook pun meraih cincin yang khusus dibuat untuk jimin kemudian meraih tangan jimin dan perlahan memakaikannya pada jari manisnya kemudian jimin pun melakukan hal yang sama. Setelahnya riuh tepuk tangan di ruangan itu pun terdengar.
Nenek Park yang sedari tadi hanya memperhatikan, kini ia menangis terharu melihat cucu kesayangannya telah bertunangan dan segera menikah.
"Nenek turut bahagia jimin.." Ucap nenek Park dan jimin yang melihat sang nenek menangis segera berlari ke arah neneknya dan memeluknya. Jimin pun ikut menangis melihat neneknya menangis. Semua yang ada di ruangan itu pun terharu karena pemandangan haru di depan mereka.
"Ahh.. Nenek! Jangan menangis.. Lihat jimin jadi ikut menangis.. Hiks.."
"Hey, sudah.. Nenek menangis karena terharu sayang.. Karena tak menyangka jimin kecil sekarang sudah tumbuh dewasa dan akan menjadi milik orang."
"Ishh.. Nenek, bukan berarti setelah menikah jimin akan melupakan keluarga ku.."
"Ne.. Ne.. Nenek tau itu. Jimin ku tidak mungkin seperti itu. Baiklah sekarang berhentilah menangis." Ucap nenek park sambil menghapus air mata jimin.
Setelah acara melamar dan pertunangan itu selesai, kini kedua keluarga itu menikmati hidangan yang telah di sediakan.
Malam itu kedua keluarga benar-benar terlihat bahagia bahkan jungkook dan jimin pun tak hentinya tersenyum karena kebahagiaan yang mereka rasakan. Bahkan rasa sakit selama ini benar-benar terbayarkan dengan kebahagiaan yang saat ini mereka rasakan dan semoga akan terus berlanjut hingga akhir.
.
.
.
Saat ini seokjin dan Yifeng berada di apartemen milik seokjin. mengundang kekasih tampannya untuk makan malam.
"Sayang, ini sangat lezat! Kau sangat ahli dalam memasak rupanya.." Ucap Yifeng yang saat ini tengah menikmati masakan seokjin.
"Terima kasih sayang,."
"Oh ya.. Kau bilang hari ini pertunangan sepupumu, kenapa kau tak datang?"
"Aku tidak bisa datang yifeng karena pasti ada taehyung di sana.." Ucap seokjin sambil menunduk sedih. Seokjin sudah menceritakan semua pada Yifeng bahkan tentang ia yang melukai jimin. Namun Yifeng tau seokjin sangat menyesali perbuatannya dan ia pun menerima seokjin apa pun masa lalunya.
"Baiklah, aku mengerti. Lebih baik saat ini biarkan adikmu menenangkan perasaannya dan menghilangkan rasa kecewanya. Setelah nya kau cobalah kembali meminta maaf dan perbaiki semuanya."
"Ne, ku harap ia bisa memaafkan aku." Yifeng pun meraih tangan kanan jin yang bebas.
"Pasti sayang, aku sangat yakin. Sekarang jangan bersedih lagi, oke."
"Hum!" Seokjin pun kembali tersenyum.
Setelah selesai makan malam, seokjin membersihkan piring kotornya dan mencucinya. Saat ia asik mencuci piring kotor itu, sepasang tangan kekar melingkar di perutnya.
"Yak! Yifeng, kau mengejutkan ku!" Yifeng terkekeh mendapat respon seperti itu dari kekasihnya.
"Maaf kalau kau terkejut sayang." Ucap yifeng sambil meletakkan dagunya ke bahu seokjin.
"Kau duduk lah dulu di ruang tv, aku akan menyelesaikan ini dulu."
"Tidak, aku akan menunggumu."
"Aish.. Aku tak bisa bergerak sayang jika kau seperti ini.. Eh.." Dengan cepat Yifeng membalik tubuh seokjin untuk menghadap ke arahnya. Yifeng menarik pinggang seokjin agar tubuhnya mendekat ke tubuh seokjin.
"Yifeng apa yang kau lakukan?" Ucap seokjin yang kini merona atas perlakuan yifeng.
"Aku ingin ini.." Yifeng menyambar bibir tebal seokjin. Melumat dan menghisap bibir bawahnya. Lidahnya pun tak tinggal diam ia mencoba menelusuri bibir seokjin meminta akses untuk memasuki goa hangat milik seokjin.
Seokjin yang mengerti pun membuka sedikit bibir dan yifeng pun segera memasukan lidahnya. Ciuman mereka pun semakin dalam kini seokjin mengalungkan tangannya ke leher yifeng dan yifeng pun meletakkan sebelah tangannya ke pinggang seokjin dan sebelahnya lagi menekan tengkuk Seok jin.
Seok jin yang kini mulai ke habisan nafas pun menepuk dada yifeng dan dengan kecewa yifeng melepasnya namun ciuman itu tak berhenti kini bibir yifeng menjelajah di leher putih Seok jin.
"Ahhh... Y-yifenghh.." Seok Jin mengeluarkan lenguhan saat yifeng mulai mengecup menjilat dan menggigit leher Seok jin dan tangan yifeng pun mulai masuk ke dalam sweater putih Seok jin mengusap perut datarnya dan semakin naik ke arah nipple Seok jin.
Mengusap nipple itu dengan ibu jarinya dan sesekali mencubit dan menariknya.
"Eunghh..akhhh.." Seok Jin kembali mengeluarkan desahan. Seok Jin mulai merasakan tubuhnya memanas dan nipple nya pun mulai mencuat. Yifeng pun merasa bagian bawahnya mulai menegang akibat suara desahan yang keluar dari Seok jin.
"Sayang, aku tak tahan.." Bisik yifeng tepat di telinga Seok jin.
"K-kitahh ke kamarhh.." Lirih Seok jin dan yifeng pun menggendong Seok jin bridal style ke arah kamar.
Setelah di dalam kamar, yifeng merebahkan tubuh Seok jin di ranjang king size nya. Yifeng kini naik ke ranjang mengukung Seok jin. Yifeng kembali mencium bibir Seok jin mengulum menjilat dan menggigit sampai saliva entah milik siapa meleleh dari sudut bibir Seok jin kemudian turun ke leher.
Yifeng yang sudah tak tahan mulai melucuti pakaian Seok jin sampai Seok jin hanya memakai boxer hitam yang kini terlihat sesak karena penisnya yang telah tegang. Yifeng pun mulai melepas kaos lengan panjang warna putihnya dan melemparnya sembarangan. Seok Jin pun menikmati pemandangan di depannya terlihat tubuh kekar yifeng yang sangat indah.
"Kau suka apa yang kau lihat sayang?" Seok Jin pun merona malu karena ucapan kekasih tampannya. Yifeng menarik tangan Seok jin membawanya bangun dari ranjang dan menyuruh Seok jin berlutut di bawahnya.
"Tolong manjakan dia sayang, dia sudah merasa sesak di dalam sana." Perlahan Seok jin meraih resleting celana yifeng dan membukanya kemudian menarik turun celana jeans serta boxer yifeng. Kini telah terpampang di depan wajah Seok jin penis besar milik yifeng ia pun mulai menyentuh dan mengocoknya perlahan.
"Akhh.. Shh.. Masukkan sayang.."
Seok jin perlahan masukkan penis yifeng ke mulutnya dan mulai memaju mundurkan kepalanya perlahan.
"Ahh.. Sayang mulut nikmat.. Ahhh.."
Seokjin mempercepat tempo kuluman nya dan yifeng meremas rambut seokjin memperdalam kocokan dalam mulut seokjin membuat sekojin tersedak akibat penis yifeng hampir menyentuh tenggorokannya. Tak berapa lama yifeng mengeluarkan cairannya ke dalam mulut seokjin dan seokjin menelannya tanpa rasa jijik. Setelahnya yifeng mencium kembali bibir seokjin dan kembali merebahkan tubuh seokjin ke atas ranjang. Ciuman yigeng pun mulai turun ke dada seokjin dan sampai ke nipple merah kecokelatan milik seokjin yang mencuat. Yifeng mulai mengulumnya sesekali menggigit gemas.
"Akhh.. Sayanghhh.. Janganhhh... di gigithhh..." Yifeng mulai turun kearah bawah seokjin tangan yifeng kini mulai menarik turun boxer hitam itu dan membuka lebar kaki seokjin terlihat dibawah sana hole seokjin mulai berkedut menggoda yifeng pun menyentuh lubang seokjin memberikan sensasi geli di sana.
"Ahh.. S-sayanghh.." Seokjin mulai bergerak gelisah akibat sentuhan yang di berikan yifeng pada lubangnya dan yifeng mulai memasukan penis seokjin ke mulutnya membuat seokjin menggelinjang nimkat.
"Akhhh... Y-yifenghh.. A-aku sudahh.. Takhh.. Tahanhh.." Yifeng pun mulai memasukkan dua jari panjangnya perlahan ke lubang seokjin mengoreknya dan memaju mundurkan jarinya dengan gerakan menggunting.
"Akhh.. Cepathh.. L-lebihh cepathh.." Yifeng pun mulai mempercepat gerakan jarinya dan juga kuluman pada penis seokjin namun tiba-tiba yifeng menghentikan gerakannya dan mengeluarkan jarinya pada lubang seokjin dan juga kuluman pada penis seokjin membuat seokjin mendesah kecewa.
Namun tanpa di duga yifeng kini mengangkat ke dua kaki seokjin ke bahunya dan mengarahkan penisnya ke lubang sempit seokjin.
"Maaf sayang aku sudah tak tahan, jika kau merasa sakit katakan saja aku akan berhenti." Yifeng pun mulai memasukkan kepala penisnya ke lubang sempit seokjin.
"Akhh... Sshh.. Emhh.."
"Tahan sayang akan aku masukkan sekarang."
Dengan sekali hentakan penis yifeng pun masuk dan sekjin memekik merasakan sakit.
𝙅𝙡𝙚𝙗
"AKHHH... S-sakit.. Hiks.. Ahh.. "
"Maaf sayang jika memasukannya perlahan kau akan merasakan lebih sakit dari ini." Ucap yifeng sambil menghapus air mata seokjin yang mengalir akibat rasa sakit yang tengah ia rasakan namu setelah beberapa menit seokjin pun mulai tenang dan menyuruh yifeng bergerak.
"Sayanghh.. Bergeraklah.." Yifeng pun mulai menggerakkan pinggulnya perlahan maju mundur.
"Akhh.. Ahh.. Emmh.. L-lebihh cepathh.. Ahh" Yifeng pun mempercepat hentakkan nya kemudian yifeng menarik kaki seokjin menahan ke atas perut seokjin hingga pantat seokjin pun semakin terangkat dan itu membuat hentakan penis yifeng semakin dalam sampai penis yifeng menyentuh prostatnya.
"Akhhh.. Di sanahh.. Yahh di sanahh.. Lebih cepathh.. Akhhh.." Tubuh seokjin menggelinjang merasakan nikmat daru tusukan penis yifeng. Yifeng pun bergerak semakin cepat dan dalam membererikan kenikmatan lebih pada seokjin.
"Ahh.. Sayang lubang mu sangat nikmat.. Ahhh.. Aku hampir sampai.. Emmhh.." Yifeng merasakan remasan pada penisnya membuat yifeng merasakan penisnya akan mengeluarkan cairannya.
"Sayang aku akan sampai ahh.. Shh.."
"Yifenghh a-akuhh keluarhh.. Akhhhhh.." Seokjin pun keluar lebih dulu di perutnya.
"Aku juga sayang ahhhhh..." Yifeng pun akhirnya sampai dan mengeluarkan cairannya di dalam lubang seokjin. Yifeng menjatuhkan tubuhnya di samping seokjin. Keduanya pun terengah-engah menghirup udara dengan rakus sambil menikmati pelepasan mereka. Yifeng pun meraih selimut untuk menutupi tubuh polos mereka kemudian mengecup sekilas pada kening dan bibir seokjin.
"Sayang aku mencintaimu.."
"Aku juga mencintaimu" Yifeng membawa seokjin ke dalam dekapannya kembali memberi kecupan di kening seokjin dan mereka pun segera terlelap menuju ke alam mimpi.
𝙏𝘽𝘾