webnovel

Secret Of History

Kirana Cempaka Parameswari tak menyangka bahwa rasa kekagumannya merubah segalanya dalam hidupnya. Hal yang tak pernah ia bayangkan terjadi didepan matanya dan itu nyata. Semua berubah menjadi aneh dan diluar akan sehat manusia setelah ia bertemu dengan Arya Parikesit Rajendra. Senior di SMA nya. "Apa ini salah satu candaanmu?" Arya Parikesit Rajendra,begitulah nama dari orang yang Kirana kagumi. Seseorang yang mengatakan bahwa ia adalah reinkarnasi dari seorang raja dari dinasti yang paling terkenal kisahnya. Bagaimana Arya bisa membuat Kirana percaya dan melindunginya dari bahaya yang mengintainya? "Jangan percaya dengan sejarah yang ada"

Kihyun_Song · Fantasi
Peringkat tidak cukup
4 Chs

Bab 1

"Sudah berapa lama kau pacaran dengannya?" tanya seorang gadis berseragam putih abu-abu dengan rambut panjang yang diikat menjadi satu sambil menata obat-obatan di etalase berlogo UKS.

"Sekitar satu minggu yang lalu." Jawab seorang gadis lainnya dengan rambut panjang bergelombang yang dibiarkan terurai dan sedang merapikan tempat tidur.

Gadis yang bertanya tersebut berhenti menata obat dan menoleh pada gadis yang sedang menata kasur."Bagaimana kau bisa jadian?"

"Oh ayolah Kirana! Apa kau akan menjadi sekepo itu?" tanya gadis yang sedang menata kasur.

Gadis yang dipanggil Kirana pun menoleh,"Ivanya bukan karena aku kepo tapi Karena aku pernah mendengar ada rumor yang mengatakan bahwa ia pacaran dengan teman sekelasnya."

Gadis yang dipanggil Ivanya pun mengkerutkan keningnya lalu sedikit tersenyum,"Kau mau percaya dengan rumor murahan seperti itu? oh ayolah Kirana Cempaka Parameswari!"

Kirana menggeser kaca etalase dan berjalan keluar,"Tugasku sudah selesai. Aku akan pulang sekarang Ivanya."

"Baiklah hati-hati dijalan Kirana!!" ucap Ivanya pada Kirana.

Kirana berjalan pelan menuju Zebra cross dengan pelan. Sepedanya terparkir disebrang jalan. Bukannya malah menyebrang,Kirana malah duduk dan menatap zebra cross dengan tatapan kosong. Dia tahu jika jalan disitu memang sepi,tapi ia tak berniat menyebrang dulu. Tatapannya memang kosong tetapi ada kesedihan yang tersimpan dibalik tatapan kosongnya.

Kirana kemudian berdiri dan menyebrang dengan tatapan kosong. Lalu tak lama sebuah tangan menarik tangan Kirana hingga Kirana membentur tubuh orang yang menarik tangannya.

"Apa kau akan menyebrang dengan tatapan kosong seperti itu?!! BAHAYA TAHU!!" tegur siswa laki-laki dengan jaket berwarna orange dengan motif kotak-kotak di lengan jaket. Kirana langsung tersadar dan kaget."M-maafkan saya!!"

"Lain kali hati-hati,pikiran mu juga jangan kosong!" ucap siswa tersebut lalu menyebrang jalan. Tanpa Kirana sadari senyum sudah mengembang diwajahnya. Kirana tidak menyadari bahwa dia sudah kagum dengan siswa yang tidak ia ketahui namanya. kagum di pandangan pertama.

"Kirana,kau dari tadi melamun saja. Hati-hati loh nanti kerasukan setan!" ucap Milea yang merupakan teman sebangku Kirana. "Aku tidak melamun kok." Jawab Kirana. Milea mengkerutkan keningnya,"Kalau kau tak melamun lalu apa yang kau fikirkan? Hei! Apa kau sedang berfikir tentang kakak kelas?" tebak Milea.

Kirana langsung menoleh,"Bagaimana kau bisa tahu jika aku sedang memikirkan salah satu kakak kelas?" tanya Kirana heran. Milea berdecak,"Saat pelajaran IPS tadi kau tak henti-hentinya bertanya tentang siapa namanya." Ucap Milea sambil memperagakan bagaimana tadi Kirana berucap saat ditengah-tengah pelajaran IPS.

Milea menyentil hidung Kirana dan menggodanya,"Apa kau menyukainya?" ucapan Milea sukses membuat kedua mata Kirana membulat,"T-tidak!! aku hanya mengaguminya saja!" elak Kirana. Mile tersenyum jahil,"Suka sama kagum beda tipis loh! Hati-hati tuh..." ucap Milea dan kemudian ia tertawa. Ucapannya membuat pipi Kirana memerah.

"Ulululu,tuh pipi merah loh kayak kepiting rebus!" goda Milea. Kirana mengibasi kedua pipinya dengan tangannya,"Ini karena ruangan ini begitu panas!" elak Kirana.

"Panas apanya? Ada dua AC yang nyala disini."-batin Milea

Milea dan Kirana pun memutuskan pergi ke kantin untuk mengisi perut mereka. Keduanya pun memilih bakso dan es teh sebagai minumannya. Milea dengan cepat menghabiskan baksonya sementara,Kirana masih belum habis dan tinggal 2 bakso lagi yang harus ia makan.

"Aduh Kirana sayang! Tahu gini kan kamu beli aja 3 bakso. Mubazir tahu!!" ucap Milea pada Kirana.

"Beneran Mil, aku kenyang banget!"

Tiba-tiba Ivanya datang dengan siswa laki-laki yang terlihat seperti kakak kelas. Kirana terdiam karena kedatangan dua orang tersebut. Milea menyapa Ivanya,begitupun sebaliknya.

Masih dengan mulut terisi bakso,Kirana pun bertanya."Ap..a..Dia..pacarmu?" tanya Kirana pada Ivanya. Ivanya mengangguk,"Iya dia pacarku,namanya Arya Parikesit Rajendra" pernyataan Ivanya sukses membuat Kirana tanpa sadar menelan baksonya yang belum hancur dengan sempurna didalam mulut,alhasil Kirana pun tersedak. Milea yang melihatnya begitu khawatir dan meminta Kirana untuk minum. Kirana minum dan sudah tidak tersedak tetapi,ia berpura-pura masih tersedak. Kirana memberi kode pada Milea untuk membawanya ke toilet.

Ivanya tanpak khawatir dan bertanya apa Kirana baik-baik saja atau tidak? Kirana pun mengacungkan jempol tanda ia baik-baik saja. Milea dan Kirana pun bergegas meninggalkan kantin.

Keduanya tidak ketoilet tapi,berhenti di taman sekolah. Kirana terduduk di kursi taman dengan lemas,Milea yang melihatnya pun kaget dan bertanya apa dia baik-baik saja. Kirana mengangguk.

"Ternyata dia pacar Ivanya!" ucap Kirana tiba-tiba,Milea yang menyadari maksud Kirana pun berkomentar."Bagaimana kau bisa tidak tahu jika orang yang kau kagumi adalah pacar sahabatmu sendiri Kirana!"

"Ak-aku tidak tahu! Sungguh aku tidak tahu! Aku hanya tau wajahnya tanpa tahu namanya! Jika aku tahu dia pacar Ivanya! Aku tak akan mengaguminya!" Kirana frustasi,mengapa ia begitu bodoh tidak mengetahui siapa dulu yang kagumi. Milea memegang pundak Kirana."Tidak apa-apa! tidak ada salahnya mengagumi orang! Apalagi mencintainya! Tidak masalah!"

"Tapi rasanya aku sudah seperti mengkhianati Ivanya!"

"Kirana Cempaka Parameswari! Di Indonesia maupun di negara lain di dunia ini! mana ada undang-undang tentang larangan mencintai dan mengagumi!!?? Itu hak mu,tidak ada salahnya!"

Tanpa Kirana dan Milea sadari, bahwa ada seseorang yang memakai pakaian serba hitam dengan aura yang pekat sedang mengintai mereka. Oh jangan sebut orang karena mahluk itu melayang diatas tanah. Tidak terlihat oleh siapapun juga! Kecuali oleh mereka yang memiliki pengelihatan khusus.Mahluk tersebut pun menghilang seiring dengan angin yang bertiup.

Sementara Arya yang duduk di meja kantin memejamkan matanya, ia berhenti makan dan tiba-tiba meninggalkan Ivanya yang sedang makan. Ivanya yang tidak tahu apa-apa pun hanya mengedikkan bahunya. Mungkin Arya sedang ingin ke toilet,pikir Ivanya.

Arya pun berjalan dengan cepat menuju taman sekolah, ia tak melihat apapun. Hanya Milea dan Kirana yang duduk dibangku taman. Arya mengkerutkan keningnya tanda ia tak mengerti dengan situasi yang ia hadapi sekarang.

"Apa aku sedang dipermainkan oleh nya? apa dia mengincar Kirana?" tanya Arya pada dirinya sendiri. Ia menatap Kirana dengan tatapan penuh arti. Arya menoleh dengan cepat ketika sesuatu yang dingin dan beraura pekat melewatinya. Arya menatapnya dengan tajam dan segera mengejar mahluk tersebut. Arya pun dapat menangkap mahluk tersebut. Kini dia membawa mahluk tersebut ke tempat yang sepi dari manusia.

"Apa yang kau lakukan disini! Apa kalian tidak punya peraturan?!!"

"Ampun Prabu Parikesit! Saya hanya disuruh oleh Prabu Duryudhana untuk mengikuti dan mengawasi setiap gadis yang anda temui! Saya yang rendah ini hanya menjalankan tugas!" ucap mahluk tersebut ketakutan, ia pun berubah menjadi seorang manusia dengan berpakaian seperti prajurit. Baju zirahnya tidak terlalu kuat menandakan bahwa ia hanya prajurit kecil.

"Mulai sejak kapan kau mengawasi gadis yang aku temui?!!" tanya Arya

"Mulai kemarin,sejak anda menolong gadis tersebut!"

"Apa yang kau maksud adalah Kirana Cempaka Parameswari?" prajurit itu mengangguk bahwa itu adalah jawaban dari pertanyaan Arya.

"Pergi dan bawa pesan ini untuk Prabu Duryudhana! Katakan padanya bahwa ia tak perlu repot-repot mengirim prajurit untuk mengawasi setiap gadis yang aku temui! Lagipula gadis itu tak ada hubungannya denganku!" perintah Arya Prajurit itu pun memberi hormat pada Arya lalu menghilang dalam sekejap.

Lalu muncul seseorang dibelakangnya yang berpakaian layaknya seorang jenderal perang zaman jawa kuno. Ia pun duduk sambil menyatukan tangannya tanda ia sedang memberi hormat,"Matur sembah saya pada Prabu Parikesit! Prabu Yudhistira sedang memanggil anda untuk segera datang ke istana gaib sekarang!" Arya memejamkan matanya, ia pun menjawab iya dan akan segera bersiap berangkat.

Adakah pemikiran tentang kisah saya? Tinggalkan komentar dan saya akan menmbaca dengan serius

Penciptaan itu sulit, dukung aku ~ Voting untuk aku!

Hadiah anda adalah motivasi untuk kreasi saya. Beri aku lebih banyak motivasi!

Kihyun_Songcreators' thoughts