webnovel
#COMEDY
#CAMPUS
#TEEN
#FUTURE

School of Persona

Bagaimana rasanya hidup sebagai remaja di tahun 2042-2043? Ditengah perkembangan zaman yang semakin pesat dan kompetitif? Mereka itulah yang disebut sebagai ‘Generasi Emas Indonesia 2045’. Berdirilah School of Persona (SP). Sebuah asrama yang dibangun sebagai tempat pembinaan kompetensi dan kepribadian para remaja SMA penerima Haikal Scholarship in Leadership (HSL). Penghuni asrama elit itu sangat heterogen, mereka dituntut untuk memahami berbagai perbedaan persona di dalamnya. Mereka memiliki sisi yang membanggakan, normal, hingga 'liar' secara bersamaan. Bukan kamuflase, itu hanya ukum tiga wajah; pribadi; keluarga; publik. Banyak persoalan, rahasia dan masalah muncul diantara mereka, lama kelamaan membesar, lalu meledak sebagai bom waktu. Lalu, mampukah mereka membangun diri sekaligus menghadapi tantangan besar generasi mereka itu? Unlock the answer by reading this story! ------ Halo, Readers! Selamat datang di novel keempat Aleyshia Wein. Konsep novel ini adalah Fiksi Realistik dengan sentuhan Literary Fiction. Meskipun demikian, sisi romantis akan tetap ada tipis-tipis, baik diantara para penghuni School of Persona, atau Adriana dan Haikal. Author menyarankan untuk terlebih dahulu membaca karya kedua Author yang berjudul 'Laboratory Doctor and Activist' untuk lebih dekat dengan karakter dan kisah Adriana Gerrie dan M. Faqih Haikal yang terbilang cukup filosofis mendasari berdirinya The School of Persona. Seperti biasa gaya bahasa akan cenderung teknis, dan beberapa istilah advanced akan dijelaskan dalam notes Author. Happy reading! Regards, Aleyshia Wein.

aleyshiawein · Remaja
Peringkat tidak cukup
268 Chs
#COMEDY
#CAMPUS
#TEEN
#FUTURE

Girl's Talk, Katanya

Iqbaal berlarian menghampiri Saheera yang baru saja muncul menyeret koper besarnya di terminal kedatangan. Layaknya supir taksi profesional, Iqbaal mengambil alih seluruh bagasi Saheera kecuali tas ransel kecil yang tetap dikenakannya. "Welcome back, girl!" ujarnya menyapa sumringah. Saheera hanya terkekeh, "Thanks, my man."

Keduanya lantas berjalan beriringan menuju basement tempat Iqbaal memarkirkan mobilnya. Kembali tak sengaja mereka melakukan airport date seperti waktu itu. Ah, rasanya baru sebentar Iqbaal pergi ke Amerika, dan kini mereka sudah berkumpul kembali di Indonesia.

"Pusing gak? Jet lag? Kamu gak transit kan?" Iqbaal membuka bagasi mobilnya, memasukkan barang Saheera satu per satu dibantu si empunya. "Kalau jet lag kenapa, kalau pusing kenapa?"

Iqbaal tersenyum simpul seraya menutup pintu belakang mobilnya itu, "Kamu pasti mikir treatment Aku bakal beda kalau Kamu menjawab iya dan kalau Kamu menjawab tidak. Bener gak?"