Darren membuka pintu ruang rawat inap Haikal tergesa, bahkan mengucap salam pun Ia tak sempat. Pria itu terlalu bahagia mendengar kabar sadarnya Haikal, dan sejak kemarin Ia belum sempat menjenguknya karena Ia masih berada di Seoul. Ya, Darren benar-benar totalitas, menyempatkan diri terbang ke negara tetangga meski hanya punya waktu satu hari.
"Bang! Ya Allah!" Darren memeluk Haikal segera, sampai membuat Haikal agak kesulitan menahan berat tubuhnya. Haikal tersenyum saja, membalas pelukan junior, adik, teman, sekaligus saudaranya itu tak kalah hangat, "Thanks, Jan. Gue tau Lo sibuk minta ampun tapi sempet-sempetnya kesini," ujarnya.
Darren melepas pelukan mereka kemudian, "Sibuk apa sih? Ngurusin duniawi doang," ujarnya santai, membuat Haikal bersorak meledek, "Gaya Lo, Darren … Darren. Ngejar dunia juga Lo sampai nangis-nangis pernah kan? Dasar."
Support your favorite authors and translators in webnovel.com