webnovel

Sang Ratu Pengganti

Jang Shin Hye adalah putri yang memiliki segala kesempurnaan cantik, kuat dan pintar. Dia adalah putri Perdana Menteri Hwang, Putri Jang telah di persiapkan untuk menjadi istri pangeran kedua Dong Hwa, sejak mereka masih kecil. Namun ketika sang Ratu sakit keras demi menutupi gosip miring dan kegaduhan yang terjadi di lingkungan kerajaan Moon, Dewan kerajaan menunjuk Putri Jang untuk menikah dengan Raja Joon kakak dari pangeran Dong Hwa dan menggantikan tugas Ratu Ran. Tak ingin membahayakan nyawanya dan keluarga, Putri Jang pun terpaksa mau menikah dengan Raja Joon. Masalah demi masalah datang ketika Ratu Ran meninggal. 18+ (Harap bijak dalam membaca) Ig Shasadewa

Shasadewa · Fantasi
Peringkat tidak cukup
72 Chs

Kepulangan Ibu

Putri Jang memanggil sang ayah untuk masuk kedalam membiarka keduanya melepas rindu sedangkan ia sendiri memilih duduk dibangku kayu didepan paviliun sembari membaca buku yang tadi telah ia bawa dari rumah. Ia begitu asik sampai ia tak melihat seseorang datang menghampirinya.

"Ehemmmm." Pangeran Dong berdeham.

Putri Jang mendongakkan kepalanya mencari asal sumber suara. Ia tersenyum kemudian menutup bukunya dan mengayunkan tangannya memberi kode kepada Pangeran Dong untuk mendekat kearahnya.

"Pangeran Dong apa yang kau lakukan disana? sedang memperhatikanku huhhh?" ucap Putri Jang percaya diri.

"Kau percaya diri sekali Putri aku hanya sedang mencari angin segar disini."

"Mengapa kau meninggalkan Selir Yui sendiri? bukankah ibumu senang jika kau temani?"

"Ayah sedang menemani ibu di dalam dan aku tak ingin mengganggu mereka berdua."

"Ayah? ma-maksud mu Raja Won sedang di dalam?" tanya Putri Jang tak percaya yang kemudian dibalas anggukan oleh Pangeran Dong.

"Hemmm, ayah kemari tadi setelah kau menyuruh ibu berendam, ia mendapat laporan dari tabib kerajaan jika kondisi ibu sudah membaik makanya ia kemari."

"Benarkah itu? Syukurlah kalau Raja Won sudah tau, tadinya aku akan memberi lapiran kepada Raja Won sore ini usai dari sini tapi karena Raja sudah mengetahuinya aku rasa aku tidak perlu memberi tahunya lagi kan."

"Ya kau benar, besok adalah penentuan apakah Ibuku dan ibumu diijinkan keluar dari sini atau tidak, besok akan ada beberapa tabib ahli kerajaan yang dikirim kemari untuk memeriksa keadaan mereka berdua."

"Itu berita yang bagus aku yakin baik selir Yui maupun ibu akan segera dibebaskan karena penyakit mereka bukanlah penyakit yang berbahaya dan masih bisa disembuhkan."

"Hemm... ya kau benar Putri."

"Sebentar lagi kau akan menikah," ucap Pangeran Dong menoleh kearah Putri Jang.

"Kau harus bahagia Jang meski bukan denganku berjanjilah untuk itu."

"Aku, entah lah Dong. Aku ragu akan itu," ucap Putri Jang Sendu.

"Tidak ada satu lelaki pun yang bisa menahan diri untuk tidak jatuh hati dengan kemurahan hatimu Jang, percayalah itu."

"Hahaha. Kau bicara apa Dong jangan membuatku malu. Aku tak sebaik itu."

Mereka menyudahi obrolan mereka kala menyadari hari sudah mulai petang.

"Baiklah sepertinya kita harus segera pulang. Ayo ke dalam!" ajak Pangeran Dong yang diangguki oleh Putri Jang.

Raja Won, Selir Yui, Perdana Menteri Hwang dan juga Nyonya Yi sedang bercengkrama diruang tengah paviliun mereka terlihat asik mengobrol sembari meminum teh yang disajikan oleh Dayang Yang.

"Hormat kami yang mulia," ucap Pangeran Dong dan Putri Jang sembari membungkuk memberi hormat kepada Raja Won.

"Ayah, sudah waktunya pulang. Ibu kita permisi dulu," ucap Pangeran Dong yang dibalas anggukan oleh Selir Yui.

"Kalau begitu kita juga harus pulang ayah. Ibu bersabarlah besok kami akan kembali lagi," ucap Putri Jang lembut.

Mereka semua meninggalkan paviliun meninggalkan Selir Yui dan Nyonya Yi yang harus bersabar untuk tinggal ďisana.

***

Baru empat hari, hari ini Selir Yui dan juga Nyonya Shin Yi sudah diperbolehkan pulang setelah mendapat pemeriksaan dari beberapa tabib istana. Kepulangan Selir Yui dan Nyonya Shin Yi disambut hangat oleh seluruh keluarga kerajaan. Bahkan mereka mengadakan jamuan untuk menyampun kedatangan Selur Yui.

Di kediaman Perdana Menteri Hwang ramai menyambut kepulangan Nyonya Yi, seseorang yang sangat mereka rindukan selama ini karena kemurahan hatinya.

"Selamat datang Nyonya," sapa dayang Han.

"Han, kau kah itu? kemarilah Han." Nyonya Yi memeluk dayang Han erat.

"Terimakasih kau sudah mau membantuku menjaga putriku Han. Aku berhutang budi padamu."

"Tidak nyonya, ini sudah tugas saya membantu nyonya."

"Berikan hadiah untuknya suamiku atas kerja kerasnya selama ini," ucap Nyonya Yi menunjuk kearah Dayang Han.

"Tentu saja istriku."

Seorang Prajurit datang ke kediaman Perdana Menteri Hwang ia memberi pesan agar Putri Jang datang ke istana menemui Raja Won.

"Pergilah sayang tak apa," ucap nyonya Yi kepada putrinya.

"Baiklah ayah ibu aku pergi dulu. Bibi Han bisakah kau menemaniku?"

"Tentu Putri."

Putri Jang dan dayang Han menaiki kereta menuju istana untuk memenuhi panggilan Baginda Raja Won. Putri Jang melangkah tergesa kala ia sudah sampai istana disusul kemudian Dayang Han yang berjalan tergopoh gopoh mengikuti langkah Putri Jang.

"Putri Jang telah tiba," seru seorang penjaga pintu.

Putri Jang melangkahkan kaki masuk kedalam ruangan Raja Won ketika daun pintu sudah terbuka.

"Hormat hamba yang mulia."

"Duduk lah Putri Jang."

"Terimakasih yang mulia." Putri Jang melirik kanan dan kiri tak ada kursi yang kosong lagi selain kursi disebelah Raja Joon, ia duduk menghadap lurus kedepan tanpa menoleh Raja Joon sama sekali karena ia takut dengan tatapan tajam Raja Joon.

"Baiklah mari kita mulai diskusinya, Putri Jang sebelumnya aku ucapkan terimakasih atas kerja kerasmu selama ini hingga kau bisa menyembuhkan Selir Yui dan juga ibumu Nyonya Yi. Namun bukan itu yang akan kita bahas kali ini melainkan pernikahanmu dan Raja Joon putraku."

Deg, jantung Putri Jang berdegup sangat cepat ia tak tahu harus bagaimana sekarang selain pasrah. Ekor mata Putri Jang melirik ke arah Pangeran Dong wajahnya begitu santai, sesekali ia mencoba menyemangati Putri Jang dengan melemparkan sebuah senyuman.

Raja Won melanjutkan perkataannya dengan menatap kearah Raja Joon dan Putri Jang "Para Menteri telah sepakat akan menggelar pesta pernikahan Raja Joon dan Putri Jang besuk, bagaimana apakah kalian sudah siap?"

"Saya siap yang mulia," ucap Raja Joon santai.

"Bagaimana denganmu Putri Jang?"

"Bukankah ini keputusan mutlak yang mulia? tentu saja hamba harus siap bukan," ucap Putri Jang sembari mengembangkan sebuah senyuman.

"Baiklah Jang kau boleh pulang, dan sampaikan kabar ini kepada orang tuamu."

"Baik yang mulia hamba pamit undur diri."

Putri Jang melangkahkan kaki keluar ruangan setelah membungkukkan badan memberi hormat, ia menghampiri dayang Han yang sedari tadi berdiri didekat pintu menungguinya.

"Bibi Han, ayo kita pulang."

"Baik putri."

Di dalam kereta Putri Jang hanya diam dan murung tak seperti biasanya yang menyebabkan dayang Han heran dan bertanya tanya ada apa gerangan dengan sang putri.

"Putri apakah anda baik baik saja."

"Bi besok aku akan menikah," ucap Putri Jang lirih.

"Besok?" Dayang Han membelalakkan mata tak percaya yang dibalas anggukan kecil oleh Putri Jang.

"Apa karena itu Putri murung?"

"Aku belum siap bi tapi aku tak bisa menolaknya semua berdasarkan keputusan Dewan kerajaan," ucapnya lirih.

"Putri percayalah semua akan baik baik saja, tenanglah putri."

"Hemm."

Setibanya dirumah Putri Jang langsung menuju ruangan sang ayah untuk menyampaikan berita yang ia bawa.

"Ayah ibu apakah aku mengganggu?"

"Tentu saja tidak sayang, kemarilah." Nyonya Yi menepuk nepuk kursi kosong di sebelahnya.

"Ayah ibu besok aku dan Raja Joon akan menikah."

Kedua pasangan disampingnya saling berpandangan tak percaya dengan apa yang dikatakan oleh putrinya.

"Benarkah itu sayang?"

"Lalu bagaimana denganmu? apa kau menyetujuinya?"

"Ayah mana mungkin bisa aku menolaknya ini keputusan para Dewan kerajaan yang bahkan Raja pun tak bisa menolaknya."

Nyonya Yi mengambil sebelah tangan sang Putri menggenggamnya dengan erat seolah mengerti apa yang sedang putrinya rasakan.

"Sayang, ibu percaya kau bisa melewati ini. Jangan khawatir nak camkan kata kata ibu, tak ada seorang pria manapun yang mampu menolakmu dengan kemurahan hati dan juga segala perangaimu kau adalah impian setiap pria nak.. Ibu pastikan Raja Joon akan mencintaimu sama seperti ia mencintai Ratu Ran percayalah itu."

"Bu, aku tak berani berharap dia mencintaiku karena dia milik sahabatku, aku tak mungkin merebutnya bu. Aku... aku hanya bingung dan takut menghadapi ini semua bu," ucap Putri Jang berkaca kaca.

"Ibu tahu itu anakku, tenangkan hatimu kau Putri Jang kau wanita kuat ibu yakin kau mampu melewati ini semua sayang sekarang tidurlah nak besok adalah hari pernikahanmu," ucap Nyonya Yi sembari mengusap lengan sang Putri.

Bersambung...