webnovel

36. Jangan Menghalangiku

"Apa yang kau inginkan dariku?" tanya Altea pada seseorang yang ada di seberang telepon.

Dia mendengarkan apa yang dikatakan oleh orang yang menghubunginya, dia sama sekali tidak mengenali suara orang itu. Namun, dia merasa penasaran dengan orang itu mengatakan jika Renzo adalah orang yang ada di balik penyerangan yang menewaskan Leticia.

Sambungan telepon pun terputus setelah orang itu mengatakan semua hal yang ingin disampaikan olehnya pada Altea. Dengan apa yang baru saja didengarnya membuat Altea semakin penasaran apakah Renzo adalah orang yang ada di balik pembantaian itu.

"Sepertinya aku harus melihatnya," gumam Altea lalu dia berjalan masuk ke dalam kamar.

Altea menuju almari dan mengambil pakaian yang biasa dia kenakan untuk menyusup, dia pun mengambil beberapa senjata. Setelah semuanya siap dia pun mulai ke luar dari rumah lalu menuju motornya yang dia parkirkan di dalam garasi rumahnya.

"Kau mau ke mana?" tanya seorang pria yang melihat Altea sudah berada di atas motor.

"Aku ingin menghirup udara sebentar," jawab Altea pada pria itu.

Namun, pria itu menghalangi kepergian Altea, dia tidak ingin jika wanita itu melakukan hal-hal yang berbahaya. Sebab dia sudah berjanji pada Leticia akan menjaga Altea dari semua hal yang bisa membuatnya terluka atau dalam masalah besar.

"Jangan menghalangiku, Eduardo!" Altea berkata dengan nada menekan pada pria yang tidak membiarkannya untuk pergi.

"Aku tidak akan membiarkan kau pergi karena aku sudah berjanji pada Leticia untuk menjagamu," timpal Edoardo yang tidak peduli dengan rasa kesal yang terpancar dari kedua mata Altea.

Altea menatap Eduardo dengan tatapan tajam dan dia tidak mengerti mengapa pria itu ingin melindunginya. Padahal yang dia tahu jika Eduardo adalah tangan kanan Alvaro, dia pun berpikir mengapa pria itu juga menuruti apa yang dikatakan oleh Leticia.

"Kau bukan anak buah Leticia dan kau juga bukan pelindungku. Kau adalah tangan kanan dari Alvaro … apakah kau sudah melupakan semua itu?" Altea berkata lalu melayangkan pertanyaan pada Eduardo.

Eduardo bergeming dan dia tidak peduli dengan apa yang dikatakan oleh Altea karena dia sudah berjanji pada Leticia. Dia juga sudah mengatakan pada Eduardo jika dirinya sudah tidak akan menjadi tangan kanannya lagi.

Dia pun merasa lega karena Alvaro mengizinkan apa yang diinginkan dirinya untuk memenuhi janjinya pada Leticia sebelum ada penyerangan itu. Penyerangan yang menyebabkan tewasnya Leticia dan beberapa pengawal terbaik yang ada di rumah Alvaro.

"Aku tahu jika kau tidak akan membiarkan aku pergi karena janjimu kepada Leticia. Namun, kau juga harus percaya padaku jika aku tidak akan mencelakai diriku sendiri," Altea berkata pada Eduardo.

Altea juga mengatakan pada Eduardo untuk mempersiapkan diri untuk besok pagi karena dia akan pergi ke rumah Renzo Sinatra. Dia ingin Eduardo menemaninya ke rumah orang yang menjadi tersangka dari penyebab kematian Leticia. Dia berusaha untuk meyakinkan Eduardo sehingga bisa membiarkan untuk pergi.

"Aku izinkan kau pergi tetapi kau harus ingat jika kau terpojok kau harus menghubungi aku," Eduardo berkata dengan nada menekan.

"Baik," jawab singkat Altea sembari menutup kaca helmnya lalu dia siap untuk memacu motornya dengan kecepatan tinggi.

Eduardo pun bergeser seraya memberikan izin untuk Altea pergi meski dia masih tidak bisa tenang dengan apa yang akan dilakukan oleh Altea. Sebab dia sudah mengenal wanita itu yang tidak bisa tinggal diam dengan apa yang sudah terjadi.

Altea memacu motornya dengan kecepatan tinggi dan dia menekan sebuah tombol yang ada di helmnya. Seketika muncul jalur yang bisa dia lewati dan dia pun sudah mengunci lokasi yang akan dia tuju dan lokasi itu adalah rumah dari Renzo Sinatra.

Tidak memerlukan waktu yang lama Altea pun tiba di rumah Renzo, dia berhenti tidak terlalu jauh dengan rumah Renzo dan dia memperhatikan dengan saksama rumah yang ada di depannya. Dia melihat ada beberapa pengawal yang sedang berjaga, mereka semua memegang senjata lengkap.

"Aku bisa masuk dengan mudah," ucap Altea sembari tersenyum saat dia melihat ada seseorang yang masuk ke dalam rumah itu tanpa diketahui oleh para pengawal.

Altea langsung menyimpan helmnya di atas motor dan dia pun berjalan menuju sebuah tembok yang terbuat dari pohon merambat. Dia melihat seorang wanita yang masuk melalui jalur itu dan dia yakin jika wanita itu adalah salah seorang dari Sinatra.

Dia memeriksa dengan saksama dan dia kembali tersenyum tatkala melihat sebuah lubang yang bisa dia lewati dengan mudah. Altea menyibakkan dahan dan dedaunan yang menutupi jalan masuknya.

"Rupanya ini lebih luas dari rumah, Alvaro," Altea bergumam sembari berjalan dengan hati-hati.