Anan Tian menuruni gunung. Dia bersenandung riang saat melangkah menuruni anak tangga berlumut tanpa khawatir akan tergelincir. Saat turun dia sempat melihat senior gendutnya sedang memetik herbal, ada keranjang berukuran besar di punggungnya. Karena dia tak mau mengganggu jadi dia tidak menyapa anak lelaki gemuk itu. Dia terus turun.
"Kemana aku harus pergi?" tiba-tiba langkah kakinya terhenti. Dia memang berniat menemui senior-seniornya untuk bertanya, namun para senior itu orang yang sangat sibuk. Jadi dia harus mencari seseorang yang menganggur.
Ssstttt....
Tiba-tiba ada suara mendesis di belakang punggungnya. Desisan itu terasa sangat dekat. Saat ini matahari meenggantung tinggi jadi dia bisa melihat bayangannya sendiri. Dia menunduk dan melihat bayanganya tertutup bayangan lain. Itu sangat besar.
"Aku tidak tahu kalau ada monster di gunung ini." Anan Tian menemukan kejanggalan. Jadi dia memberanikan diri untuk menoleh kebelakang. Disana ada kepala yang besar dan sepasang mata seukuran kepala manusia menatapnya dengan tajam. Itu ular raksasa yang sangat panjang!
Sssttt...
Sssttt...
Lidah ular itu sangat panjang saat terjulur keluar. Pada dasarnya Anan Tian tidak mengenal rasa takut, namun saat melihat hal besar untuk pertama kalinya tentu saja membuatnya cemas dan waspada. Anak itu yakin bahwa ular ini bisa memasukkan tubuhnya ke dalam perut dalam sekali lahap.
"Tian Kecil!" seseorang berseru. Itu Joe, rambut pirangnya berkilau saat terkena cahaya matahari. "Aoda, jangan menakuti Tian Kecil." anak laki-laki itu mengelus pelan sisik tebal berwarna biru gelap yang mengkilap. Sisik ular besar itu terlihat sangat kuat.
"Aoda?"
"Ini binatang pelindungku. Dia besar dan beracun tapi kau tenang saja, dia tidak akan menyerang sembarangan." Joe menjelaskan. Anan Tian paham, para seniornya memiliki binatang pelindung yang mereka pelihara. Ia sendiri tahu bahwa senior si pemilik tubuh racun memelihara seekor ular, tapi dia tidak pernah berpikir akan sebesar ini.
"Kakak, ular ini sangat besar. Tapi mengapa aku tidak pernah melihatnya?" ular besar ini sangat mencolok. Tubuhnya juga sangat panjang, jadi mustahil bila tidak bisa dilihat.
"Semua binatang pelindung bisa mengubah ukuran tubuh mereka. Selama ini dia ada di lengan bajuku, akan tetapi baru saja dia bertingkah aneh dan pergi begitu saja."
"Oh. Apakah kakak sedang luang? Ada yang ingin aku tanyakan." pikirannya kembali pada telur dalam pelukannya.
"Ayo ke pondokku, kebetulan aku baru kembali dari luar. Aku menemukan beberapa hal saat itu."
Para senior memiliki misi rutin mereka sendiri. Bahkan terkadang mereka sengaja pergi keluar dan mencari keberuntungan. Sumber budidaya pemilik tubuh khusus sangat besar dan bermacam-macam, jadi sangat sulit bila mengandalkan sekte. Memang mereka mendapatkan banyak hal namun itu masih kurang. Semakin kuat seseorang maka kebutuhannya semakin besar. Karena itulah mereka sering keluar dan mencari peruntungan untuk diri sendiri.