Hari demi hari perut Aira semakin besar,
Perubahan fisik dan mental yang terjadi sepanjang proses kehamilannya,membuat Ihsan harus ekstra hati hati.Pasalnya Aira
menjadi lebih sensitif,apalagi saat dirinya bercermin dan melihat tubuhnya yang mengembang,membuat Aira merasa tidak percaya diri lagi dan mudah tersinggung.
Tetapi Ihsan selalu membesarkan hatinya dan meyakinkan Aira,bahwa cintanya tidak akan pernah berubah selama nafas masih berhembus dan hanya Aira yang dia cinta.
"Mas....peluk!"rengek Aira dengan manja.
"Sebentar sayang....!aku mandi dulu ya? bau keringat nih..."sahut Ihsan yang baru
selesai bermain bulutangkis dengan papa.
Tanpa menunggu lagi Ihsan segera masuk kekamar mandi dan membersihkan dirinya.
Sepuluh menit kemudian Ihsan keluar dari dalam kamar mandi dan mendapati Aira sedang menangis sesenggukan diatas sofa.
Ihsan menghampirinya dan memeluk Aira,
namun Aira menepis tangannya.
"Mas jahat..."ucap Aira masih menangis.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com