Pelajaran sudah dimulai, Ini adalah hari pertama masuk sekolah.
Semua murid masuk kedalam kelas dan duduk di bangkunya masing-masing. Disamping Adrian ada seorang murid cowok yang duduk disebelahnya.
Murid tersebut bernama Dias Ratmansah, Tubuhnya agak tinggi dengan rambut hitam sedikit acak-acakan namun tetap rapi.
Dia hanya menatap Adrian sesaat tanpa mengatakan apapun dan Adrian sendiri juga tidak mengatakan apapun saat menatapnya.
Tak lama kemudian seorang guru masuk ke dalam kelas dan mulai memperkenalkan dirinya.
"Selamat pagi murid-murid."
Semua murid memberi salam kepadanya.
"Selamat pagi bu guru."
"Perkenalkan, nama ibu adalah Sri Mulyani, panggil saja bu Sri. Mulai hari ini ibu akan menjadi wali kelas kalian. Pertama-tama ibu ingin tahu nama kalian semua, jadi untuk hari ini kalian akan maju kedepan untuk memperkenalkan diri kalian masing-masing."
Setiap murid maju satu per satu memperkenalkan diri mereka masing-masing.
Tak lama kemudian Yuli pun maju ke depan untuk memperkenalkan dirinya.
"Perkenalkan, namaku adalah Yulia Yulistina, Lulusan dari SMP 17. Salam kenal."
Kemudian dilanjutkan dengan teman sebangku Adrian yaitu Dias Ratmansah
"Perkenalkan, namaku adalah Dias Ratmansah, Lulusan dari SMP 14. Salam kenal semuanya."
Kemudian dilanjutkan dengan Adrian yang maju kedepan untuk memperkenalkan dirinya
"Namaku adalah Adrian Maulana-"
Seketika itu pula seorang cewek tiba-tiba berdiri dari bangkunya.
Dan tidak disangka itu adalah cewek yang saat itu berbicara terbata-bata kepada Adrian dan mengatakan bahwa bangku yang diduduki Adrian sebelumnya adalah bangku tempat duduknya.
Dia terlihat seperti terkejut saat Adrian memperkenalkan dirinya.
"(Cewek itu? Siapa dia? Kenapa dia tiba-tiba terkejut saat aku baru saja menyebutkan namaku?)"
Adrian sama sekali tidak mengenal cewek tersebut namun Adrian berpikir bahwa sepertinya cewek itu mengenalnya.
Bu Sri kemudian melihat ke arah cewek tersebut lalu bertanya.
"Loh nak, kenapa kamu tiba-tiba berdiri?"
"E-eh i-itu, boleh tidak s-saya izin ke toilet sebentar bu?"
"Iya, tapi apa kamu yakin mau ke toilet saat perkenalan?"
"Iya bu."
"Hmm, baiklah kalau begitu. Tapi jangan lama-lama ya."
"I-iya bu."
Cewek tersebut berjalan ke bu sri dengan posisi tangan mengepal dan menghadap ke arah Adrian sesaat.
"K-kalau begitu saya permisi bu."
"Iya."
Cewek tersebut berjalan meninggalkan kelas.
"Baiklah Adrian, lanjutkan perkenalanmu tadi."
"Baik bu."
Adrian melanjutkan perkenalan nya kepada para siswa yang ada di kelas.
"Namaku adalah Adrian Maulana, Lulusan dari SMP 17, Salam kenal."
Setelah selesai memperkenalkan diri, Adrian duduk di bangku nya.
Beberapa saat kemudian, cewek tersebut kembali ke dalam kelas.
Bu Sri kemudian menunjuk cewek tersebut maju kedepan untuk memperkenalkan diri.
"Baiklah nak, sekarang waktumu untuk memperkenalkan diri."
"I-iya."
Cewek tersebut maju kedepan dan sekali lagi dia menatap Adrian sesaat lalu menundukkan pandangannya. Adrian merasa ada sesuatu yang mengganjal di pikiran nya tentang cewek itu, namun dia tidak tahu apa-apa soal cewek itu.
Cewek tersebut kemudian memperkenalkan dirinya.
"N-namaku Aira Azzahra, lulusan dari SMP 7. Salam kenal semuanya."
Setelah itu, cewek tersebut kembali ke bangku nya.
Perkenalan telah selesai, bu Sri berbicara kepada seluruh murid yang ada di dalam kelas.
"Baiklah murid-murid, kalian semua telah memperkenalkan diri kalian masing-masing. Khusus untuk hari ini tidak ada jam pelajaran, jadi kalian sekarang bisa langsung beristirahat di kerumah, dan kegiatan belajar mengajar akan kita mulai besok."
Semua murid mulai bersorak senang dengan hal itu.
Bu Sri kemudian keluar dari kelas dan semua murid bersiap untuk pulang.
Semua murid keluar kelas, dan pulang kerumahnya masing-masing.
Saat Adrian berjalan keluar kelas, seorang cewek tiba-tiba memegang kerah baju sebelah lengan Adrian.
Adrian kemudian menoleh kebelakang dan tidak disangka cewek tersebut adalah Aira Azzahra, cewek yang sebelumnya tiba-tiba berdiri saat Adrian memperkenalkan dirinya.
Aira kemudian berbicara kepada Adrian.
"U-um, kalau tidak salah namamu Adrian bukan?"
"Iya, memangnya kenapa?"
Adrian hanya menjawabnya dengan nada datar.
"Uh, tidak! tidak kenapa-napa kok."
Aira kemudian sedikit memalingkan wajahnya dengan ekspresi wajah yang sedikit memerah.
Adrian sedikit bingung dengan cewek tersebut karena cewek tersebut terlihat seperti tipe cewek yang malu-malu dalam berbicara.
Adrian membalikkan badan nya lalu melihat ke arah cewek tersebut.
"Kenapa kau memalingkan wajahmu? Apakah ada sesuatu yang salah denganku?"
Aira melihat Adrian dengan perlahan lalu memalingkan wajahnya kembali.
"Ti-tidak kok, tidak ada yang salah denganmu."
"Lalu kenapa kau memalingkan wajahmu seperti itu jika tidak ada yang salah denganku?"
"I-itu.... Aku..."
Aira merasa bingung dengan pertanyaan Adrian.
Jujur saja, Adrian merasa sepertinya Aira mengenalnya namun dia sepertinya tidak ingin mengatakannya kepada Adrian karena dia adalah tipe cewek yang pemalu.
Adrian lalu bertanya kembali ke Aira untuk memastikan hal tersebut.
"Namamu Aira Azzahra bukan?"
"I-iya."
"Bolehkah aku bertanya satu hal?"
"Apa itu?"
Adrian menatap Aira dengan tatapan yang sedikit serius.
"Apakah kita pernah bertemu sebelumnya?"
Aira hanya melihat Adrian tanpa mengatakan apapun. Kemudian Aira menundukkan kepalanya lagi dan berkata.
"Jadi begitu ya?"
Adrian merasa bingung dengan apa yang dikatakan Aira karena Itu bukanlah jawaban untuk pertanyaan yang Adrian tanyakan kepada Aira.
"Apa maksudmu?"
Aira kemudian melihat ke arah Adrian sambil tersenyum, namun dibalik senyuman nya itu ada sebuah kesedihan yang dia sembunyikan dalam senyuman nya tersebut dan Adrian paham dengan hal itu.
Karena dia sudah banyak melihat hal yang sama terjadi kepada cewek yang pernah ia temui sebelumnya walaupun akhirnya itu adalah sebuah kebohongan yang dibuat oleh cewek tersebut kepada Adrian.
"Tidak, bukan apa-apa. Sepertinya kita belum pernah bertemu sebelumnya."
"Jadi-"
Aira langsung menyela perkataan Adrian.
"Kalau begitu aku mau pulang dulu, sampai jumpa."
"Oi! Tung-"
Aira langsung berlari secepatnya menjauhi Adrian.
"Hahh, dia itu kenapa sih? Tiba-tiba lari begitu saja dariku? Sepertinya memang ada sesuatu yang dia sembunyikan dariku."
Ponsel di saku Adrian berdering, Adrian mengambil ponsel di saku nya tersebut lalu melihat ada sebuah pesan bertuliskan nama "Ibu" di dalamnya.
Dia melihat isi pesan tersebut.
"Adrian, ini Ibu. Bagaimana keadaan mu? Apakah kamu baik-baik saja disana? Ibu mau memberitahumu bahwa Ibu akan pulang besok. Jadi jangan lupa untuk membeli persediaan makanan seperti biasa menggunakan uang di lemari. Ibu akan mengirimmu pesan lagi nanti. Jangan lupa gunakan uang tersebut dengan bijak ya."
Setelah membaca pesan tersebut Adrian kemudian menaruh ponsel nya kedalam saku nya lagi.
"Baiklah, sepertinya aku harus segera pulang."
Adrian mulai berjalan pulang kerumahnya namun pikiran nya masih mengganjal dengan obrolannya dengan Aira tadi.
"Aira itu, sepertinya aku dan dia pernah bertemu sebelumnya. Tapi, aku tidak tahu. Bahkan aku tidak ingat punya teman bernama Aira sebelumnya. (Eh? Tunggu. Kenapa aku memikirkan soal cewek saat ini? Padahal aku tidak menyukai hal-hal seperti ini, tapi kenapa?)"
Adrian bingung dengan dirinya sendiri lalu dia menggeleng-gelengkan kepalanya.
"(Tidak-tidak! Aku harus berpegang teguh pada prinsipku. Aku tidak ingin disukai maupun menyukai saat ini. Aku tidak ingin dekat dengan siapapun dan aku tidak ingin didekati siapapun.)"
Adrian kemudian menghela nafas panjang.
"Baiklah, aku tidak akan mengulangi kesalahan yang sama seperti sebelumnya. Aku tidak akan dibodohi lagi dengan orang seperti dia! seperti cewek sialan itu!"
Adrian kemudian menggenggam tangan kanan nya dengan kuat dan melangkah dengan tatapan yang serius seperti tidak akan ada lagi cinta yang akan menghancurkan perasaannya.