webnovel

Re Life In Anime World

Saya seorang otaku yang hanya suka berdiam diri di kamar sembari menonton anime terkadang melihat manga erotis. Aku mungkin seorang manusia yang gagal namun aku tetep berpendirian teguh pada budaya otaku ku ini, aku tak ingin keluar untuk sekolah ataupun berinterkasi, aku tidak ingin sama sekali. Orang tua ku bahkan sampai tak peduli lagi padaku, namun dibalik ketidak pedulian mereka, mereka masih lah orang tua yang sayang padaku, tak lupa setiap hari mereka menyisakan makanan untuk ku makan. Suatu hari aku menonton anime yang bercerita tentang kehidupan sosial, disitulah aku menonton dan menonton hingga aku merasakan hatiku bergejolak. "Mengapa diriku menjadi seorang pecundang seperti ini? Aku harus mengubah hidupku ini!" Aku berlari keluar kamar untuk mengatakan kepada orang tua ku bahwa diriku akan berubah, namun naas aku tersandung plastik makanan ringan dan menghantam lantai kamar dengan kepala terlebih dahulu. Pandangan ku kabur, saat ku sentuh dahi ku darah terlihat di tangan ku, saat itu pula Tuhan mengambil nyawa ku. #jika ada kata yang kurang tepat, segara komen agar cepat di perbaiki dan kalian bisa lebih enjoy dalam membaca cerita ku

U_ardi · Komik
Peringkat tidak cukup
273 Chs

209.) Ibu Keren

Makan malam ku siap

Siapkan buku di samping Oono dan mulailah belajar sambil makan.

Ibu masuk ke kamarnya.

"Hey Oono chan bagaimana kalau kita taruhan agar belajar bisa semangat" ucap ku

"Taruhan apa?"

"Jika aku mendapat ranking satu maka kamu harus mencium kakak mu ini di pipi, namun jika aku gagal kamu boleh minta 1 permintaan padaku" ucap ku

"Heh, gak mau lah ngapain juga aku harus mencium mu"

"Penyemangat belajar, ya mungkin hanya fantasi ku saja aku bisa agak dekat dengan adik ku begitu, ayolah mau saja, lagian kemungkinan besar kan aku susah rangking satu, ingat juga di sekolah ada 345 siswa kelas dua termasuk aku" ucap ku

Oono memikirkan benefitsnya dulu.

"Baiklah aku terima tantangannya" kata Oono

"Oke, sekarang kamu juga buatlah tantangan untuk dirimu sendiri" balas ku

"Apa harus?"

"Ya harus, kan temanya agar semangat belajar"

"Jika begitu, jika aku rangking satu kakak tidak boleh menggunakan candaan mesum lagi padaku, tapi jika aku gagal kakak juga boleh minta satu permintaan padaku, cuma tidak boleh hal yang mesum"

"Baiklah aku terima, jadi mari berjuang untuk rangking satu sekolah!" ucap ku dengan semangat

"Oke!!"

Skip hari senin sebelum festival di buka, waktunya pengumuman hasil ujian pts.

Kelas 1

Rangking

1 ~ Kudo Yoshikawa (92,2)

2 ~ Yoshioke Yuka (91,8)

.

.

.

6 ~ Oono Katakawa (88,8)

"Wah Oono chan sepertinya kamu kalah untuk tantangan mu sendiri" ucap ku di sampingnya

Note : pengumuman di buat di satu tempat jadi siswa kelas satu dua dan tiga bisa kumpul bersama.

"Berapa ranking kakak?" tanyanya

"Tertinggi dong, coba lihat di sana" ucap ku sambil menunjuk

"Tidak kelihatan" balas Oono

"Baiklah mari mendekat, kurasa minus mu telah berkurang, jadi kacamatanya tidak cocok" ucap ku

.

Kelas dua

Rangking

1 ~ Haruka Katakawa (99,6)

2 ~ Ryu Ineshima (92,1)

...

"Gila tembus 99!" ucap Oono tidak percaya

"Hehe, simpan hadiah ku waktu di rumah ya" ucap ku sambil menepuk kepalanya

Mengingat tantangan rabu minggu lalu wajah Oono jadi memerah.

.

Aku kembali ke kelas dulu untuk mengambil hasil nilai.

"Ibu ucapkan untuk Haruka, ini adalah nilai tertinggi bagi siswa kelas 2 sampai sekarang, ku harap kamu Haruka bisa mempertahankan prestasi ini" kata Kirin sensei

"Baik sensei akan ku usahakan" balas ku

Semuanya kaget setengah mati, bagaimana bisa satu terbawah jadi satu teratas.

"Sensei bagaimana bisa Haruka jadi satu teratas, bukannya meremehkan tapi dulu saja ia Rangking satu terbawah, jadi maksud ku apa sekolah tidak memikirkan soal adanya kecurangan?" tanya si rangking 3 kelas Yuno

"Tidak ada kecurangan kok, Haruka memang bisa karena ia berusaha, kalian yang sudah di tinggalkan jangan patah semangat, kejar dia hingga melampauinya" ucap Kirin sensei

Yumi jadi diam, karena ia ku beri tantangan juga minggu lalu, yaitu jika aku ranking pertama maka ia harus jadi pacar ku.

Selanjutnya pembagian hasil nilai.

Aku di suruh maju ke depan pertama.

"Selamat ya" ucap Kirin sensei

"Terima kasih sensei, oh dan satu lagi sensei jika kesempatan untuk ikut Olimpiade sains masih terbuka aku mau ikut" ucap ku

"Di pelajaran apa?" tanya Kirin sensei

"Tentu saja matematika" balas ku

Wajah kirin sensei jadi senang.

"Masih bisa, nanti pulang sekolah mampirlah ke ruang guru temui sensei, olimpiade 1 bulan lagi jadi biar sensei privat dirimu" ucap Kirin sensei

"Baik sensei"

Kembali ke meja dan lewat di samping mejanya Yumi.

"Nih" ucap ku sambil memberikannya kertas lalu kembali berjalan.

Yumi membuka kertasnya.

"Sudah deal ya kamu jadi pacar ku sekarang, mari nanti berkeliling di festival"

Muka Yumi langsung memerah.

.

.

.

Setelah selesai sensei mengumumkan bahwa waktunya festival!!!

Kelas ku mengusung tema cafe, aku 100% tidak membantu di pengerjannya, bukan hal yang membanggakan namun itu hal yang tidak melelahakan.

Yumi datang di meja ku.

"Ada apa Yumi chan, apa langsung mau mengajak ku jalan jalan?" tanya ku

"Tidak, aku belum setuju jika aku jadi pacar mu jadi kamu jangan kepedean seperti itu" balasnya dengan pipi merona

"Lalu kenapa kamu kemari?" tanya ku

"Kamu dapat giliran jaga cafe sampai jam 11 nanti, kamu sudah bawa pakaian yang ku beri tahu padamu kan?" tanyanya

"Sudah bawa, oh dan sebagai hadiah karena nantinya kamu akan jadi pacar ku, ini ku berikan padamu" ucap ku sambil menyodorkan genggaman tangan kanan ku

"Apa ini?" tanyanya

"Tutup matamu" suruh ku

"Katakan saja, malu di lihat di sini"

"Hahaha, baiklah lihat dengan seksama"

Genggaman tangan ku buka.

"Sebuah kalung?" tanyanya

"Kalung dengan liontin tepatnya, pakaian kurasa ini cocok di leher mu" ucap ku

"Apa ini mahal?" tanyanya

"Mau ku tunjukan notanya?" tanya ku

"Sini biar ku lihat"

"Eh beneran mau lihat?"

"Iya sini lihat, aku tidak mau kamu memberikan ku barang barang berharga"

"Harganya murah kok" ucap ku

"Murah itu berapa, coba lihat notanya"

"Emm begini Yumi chan, lebih baik jangan lihat itu saja pokoknya murah, kamu terima saja oke"

"Memangnya berapa sih apa 1000 yen?" tanyanya

"Lah nih wanita gak bisa menilai barang sepertinya" pikir ku

Teman Yumi datang.

"Eh bukannya itu liontin dari Toko italia di Sendai?" tanya temannya

"Kamu tau ini Yui chan?" Yumi bertanya

"Tau, ini liontin yang bagus"

"Berapa harganya?" Yumi bertanya

Ia memegang liontinya, lalu melihat apa yang di dalam liontinya.

"Ini samar gambarnya, tapi kurasa 500 rb yen" ucap Yui

"Heh!" Yumi kaget

Yumi langsung menyerahkan kembali liontinya padaku.

"Ambil kembali aku tidak butuh" ucap Yumi lalu pergi

"Eh apa aku salah?" Yui bertanya

"Tidak, kamu hampir benar, sebenarnya harga liontinnya cuma 450 rb yen" balas ku

"Lalu kenapa kamu berikan barang berharga seperti itu pada Yumi, ara tunggu sebentar apa kamu pacaran dengannya?" Yui bertanya

"Belum"

.

.

.

Ku simpan kembali liontinya di tempat perhiasan, lalu ganti pakaian ala ala pegawai cafe.

Satu bagian bersama Yumi yaitu sebagai pelayannya.

"Tampan" pikir Yumi saat melihat penampilan ku

"Kamu pasti terpesona oleh penampilan ku ya, maklum sih aku kan tampan sejak lahir" ucap ku lalu memberikan senyuman manis

Muka Yumi langsung merah, ia langsung menundukan kepalanya.

"Baka! Bukan seperti itu juga" balasnya

"Hahaha, mari berjuang hingga jam 11 nanti, lalu akan ku ajak kamu berkeliling"

"Un"

...

Melayani dengan ramah dan tentunya dengan tebar pesona.

Dengan memanfaatkan reputasi ku sebagai rangking pertama, banyak siswa kelas dua yang datang untuk melihat siapa sih itu Haruka.

Jam 10 istirahat dulu.

Lihat ponsel.

Buka Notifikasi dan mercy kabar baik datang padaku lagi.

"Selamat Haruka Katakawa, LN anda lolos seleksi awal, untuk lebih lengkapnya agar LN anda dapat di terbitkan, bisakah anda membawa salinan hard copy ke Shinomiya LN?, besok jika bisa, sebab saya selaku editor anda nantinya akan menerbitkan novel anda di bulan maret awal"

Note : sebelumnya Haruka mengirimkan email ke salah satu editor di Shinomiya LN, ia mengirim 6 bab awal ceritanya.(LN nya sudah lengkap dengan cover dan ilustrasi gambar di dalamnya)

"Besok jam berapa?" tanya ku

"Jam 8 pagi bagaimana?" balasnya

"Bisa saja, tapi aku mau tanya dulu juga, kan rumah ku di Tokyo apa bisa kita kerja sama secara jarak jauh?"

"Asal anda mengirimkan novel tepat waktu akan saya usahakan"

"Baiklah, jika begitu sampai jumpa besok"

"Baik"

.

Note : sekarang Haruka sudah membuat 8 volume, sabtu minggu karena tidak jadi jalan keluarga, ia ngelembur membuat novelnya sampai 5 volume.

.

Jam 10.15 kembali bekerja dan berpapasan dengan Yumi.

"Cuph" ku cium pipinya mumpung sepi, lalu kabur

"Eh!" teriak Yumi kagetnya telat

.

Jam 10.30 Yumi keluar dari rest room dengan perasaan kesal.

"Kamu sepertinya sedang bad mood, apa yang terjadi?" tanya ku

"Kamu jangan pura pura lupa hal yanh terjadi barusan!"

"Hehe, aku tidak lupa, pipimu lembut jadi mumpung ada kesempatan ya di gunakan"

"Jangan lakukan hal itu, aku tidak terbiasa di begitukan"

"Nanti juga terbiasa, lanjut kerja dulu"

"Hmm"

.

Jam 11 selesai kerja, giliran ku untuk berkeliling bersama dengan Yumi chan.

"Mau pegang tangan ku?" tawar ku padanya

"Tidak!"

"Ya sudah, ayo mampir dulu ke stand minuman aku haus" ajak ku

"Baik, di mana standnya?"

"Di luar sekolah"

.

Ku ajak dirinya ke stand es serut dan kebetulan juga berpapasan dengan Oono chan bersama dengan temannya yang sedang beli juga di sana.

"Adik mu bukannya itu?" tanya Yumi

"Iya, adik ku itu kan memang paling mencolok jika soal tinggi badan" balas ku

.

"Kakak, Utaze san" sapa Oono

"Oh jadi ini kakak mu Oono chan" ucap temannya saat melihat ku

"Halo" Sapa ku dan Yumi

"Kalian sudah pesan?" tanya ku

"Sudah" balas Oono

"Ambil esnya biar aku yang bayar, itung itung rasa syukur ku karena bisa ranking satu dan dapat pacar baru" ucap ku

"Eh beneran?" tanya temannya

"Iya ambil saja, untuk teman kalian pun boleh, atau begini saja, bro es serut ku tinggal berapa porsi?" tanya ku

"Tinggal 40 cup ukuran kecil dan 20 cup ukuran sedang Senpai" balasnya

"Total semuanya berapa biar ku borong nanti kamu bagikan ke yang beli secara gratis"

"12 rb yen Senpai jika anda memborong"

"Baiklah, buatkan aku dulu dan untuk mereka sisanya buatkan ketika pembeli datang"

"Baik"

Aku mengambil uang 20 rb yen.

"Ini kembalianya" ucapnya

Ku terima uang sisanya.

Es di serahkan lalu aku mau pergi bersama dengan Yumi.

"Ano kak, siapa pacar yang kakak maksud?" tanya Oono

"Ya wanita garang di samping ku ini" balas ku

Pletak!

"Aku bukan wanita garang!"

"Yumi senpai? Seriusan?" tanya Oono tidak percaya

"Kenapa memangnya? Apa tidak cocok?" tanya ku balik

"Bukan begitu maksud ku, tapi biasanya kalian tidak akur, tapi ini malah pacaran"

"Dunia memang sempit" ucap ku

"Yang benar itu kamu memaksa ku jadi pacar mu" ucap Yumi

"Loh kamu tidak mau memangnya?" tanya ku

"Jangan tanya!"

"Hehe masih malu malu dia, sudah dulu Oono chan, sampai ketemu di rumah"

"Baik"

"Oh dan hasil tantangan nanti ku tagih loh" ucap ku

Yumi melotot padaku.

"Bukan taruhan jadi pacar" ucap ku

"Lalu?"

"Ada pokoknya, bye dulu Oono chan" ucap ku lalu mendorong tubuh Yumi menuju aula

"Ngapain ke aula?" Yumi bertanya

"Ada pertunjukan"

"Apa seru?"

"Ya lihat saja dulu, lagian daripada panas panas an di luar"

"Kan di kelas bisa"

"Yumi, kamu jadi wanita jangan kuper begitu, sayang wajah cantik mu jika di sembunyikan"

"Mana ada ku sembunyikan"

"Pokoknya mampir dulu ke aula saja" ucap ku

"Baiklah baik"

.

.

Lampu padam.

"Haruka" ucap Yumi karena ia kaget

Namun tidak ada balasan.

"Haruka di mana kamu" ucap Yumi lagi

"Haruka ini tidak lucu oke"

"Aku keluar aula saja ya"

.

.

.

Clap!

Lampu menyala tampaklah band di atas panggung, yaitu anak anak bad boy, Yatora diriku dan dua gemblung plus Yuka.

Aku dan Yuka vokal, gemblung satu keyboard, gemblung dua drum, Yatora bas dan aku gitar.

"Baiklah teruntuk yang tersayang, dengarkan lah" ucap ku sebelum memulai menyanyi

Musik mulai. (Rewire the stars)

You know I want you

It's not a secret I try to hide

I know you want me

So don't keep sayin' our hands are tied

You claim it's not in the cards

And fate is pullin' you miles away

And out of reach from me

But you're here in my heart

So who can stop me if I decide

That you're my destiny?

Kamu tahu aku menginginkanmu

Bukan rahasia yang aku coba sembunyikan

saya tau Anda menginginkan saya

Jadi jangan terus bilang tangan kita terikat

Anda mengklaim itu tidak ada di kartu

Dan takdir menarikmu bermil-mil jauhnya

Dan di luar jangkauan dari saya

Tapi kau di sini di hatiku

Jadi siapa yang bisa menghentikan saya jika saya memutuskan

Bahwa kamu adalah takdirku?

What if we rewrite the stars?

Say you were made to be mine

Nothing could keep us apart

You'd be the one I was meant to find

It's up to you, and it's up to me

No one can say what we get to be

So why don't we rewrite the stars?

Maybe the world could be ours

Tonight

Semua penonton tepesona dengan suara ku.

"Gila saat latihan saja suaranya tidak seperti ini" pikir Yuka

Yuka bersiap menyanyi dan menyambung lagu.

You think it's easy

You think I don't wanna run to you

But there are mountains

And there are doors that we can't walk through

I know you're wondering why because we're able to be

Just you and me within these walls

But when we go outside, you're gonna wake up and see

That it was hopeless after all

No one can rewrite the stars

How can you say you'll be mine?

Everything keeps us apart

And I'm not the one you were meant to find

It's not up to you

It's not up to me

When everyone tells us what we can be

How can we rewrite the stars?

Say that the world can be ours

Tonight

.

.

Lanjut hingga selesai.

"Berikan tepuk tangan yang meriah untuk penampilan klub seni!!" teriak hostnya

Semua penonton bertepuk tangan termasuk Yumi juga.

"Baiklah, silahkan mulai pernyataan cinta bagi yang ingin" ucap hostnya

"Aku" ucap ku sambil mengangkat tangan"

Note : inilah event tunjuk bakat dan ekspresikan cinta mu!!

.

.

"Baiklah musik tolong yang romantis" ucap ku pada gemblung 1

"Oke" balasnya dengan jempol

"I know you want me" Ucap ku dulu sambil bernyanyi

"Baiklah Yumi Utaze, aku nyatakan bahwa aku mencintai mu, maukah kamu jadi istri ku kelak!" teriak ku

"Eh" ucap hostnya

"Eh" ucap Yatora dan Yuka

"Mulai lagi yang seru seru" ucap gemblung 1

"Ehh!!!" teriak penontonnya

Lampu menyoroti Yumi.

"Ayo bilang mau" suruh ku pelan

"Tidak" balasnya

Crack!

Ada yang retak tapi bukan kaca spion.

"Oi oi, kenapa di tolak?" tanya ku

"Aku belum mau jadi calon istri mu, cukup pacaran saja dulu" balasnya

Tak der!! Suara drum

Musik pengering kesuksesan pun di bunyikan.

"Oi oi ini bukan rencananya" ucap ku pada band ku

"Sudah lah, yang penting masih jadi pacar, daripada di tolak" ucap Yatora

.

.

.

Lanjut di gemblung 1 mengungkapkan cintanya, tapi ya sudah pasti ia gagal karena yang ia incar ternyata tidak ada di gedung.

Gemblung dua pun gagal di sebabkan wanita incarannya sudah punya pacar.

Yatora dan Yuka tidak, karena mereka mau fokus ujian masuk kuliah katanya.

.

Kami turun dari panggung, ku hampiri Yumi.

"Dasar, sudah di kasih hati masih minta lebih" ucap Yumi kesal dengan ku (maksudnya di sini Yumi sudah setuju untuk pacaran tapi Haruka minta ia jadi calon istri)

"Kan sekalian gitu, lagian kenapa juga tidak mau, kamu menikah dengan ku nantinya pasti bahagia kok"

"Hilih, katakan itu ketika kamu sudah punya pekerjaan tetap dan tidak menumpang dengan ibumu"

"Huhh baiklah baik, tapi bagaimana penampilan ku tadi? Keren kan?" tanya ku

"Ku akui itu cukup keren" ucapnya

"Hehe tentu saja"

.

.

.

Lanjut jalan jalan menyusuri stand.

Jika ada yang enak atau yang menarik kami mampir, sebenarnya aku berniat yang membayar semuanya tapi ya si Yumi tidak ingin, ia bersikeras membayar sendiri soalnya.

Image Haruka down

.

Sambil jalan.

"Selama 4 hari kan libur, apa kamu mau ikut dengan ku?" tanya ku pada Yumi

"Kemana?" balasnya

"Ke Miyagi, aku mau menyerahkan novel ciptaan ku untuk diulas agar bisa di terbitkan" kata ku

"Kapan berangkatnya?"

"Hari ini jam 4 sore, soalnya naik pesawat, aku sudah boking 4 tiket, tiga untuk keluarga ku termasuk aku dan satu untuk mu jika mau" ucap ku

"Aku tidak menginap sekamar dengan mu kan?" tanyanya memastikan dulu

"Gak, kamu bersama ibuku dan Oono saja, aku niatnya menginap di penginapan tradisional bukan di hotel soalnya"

"Lalu berapa aku harus membayar?" tanyanya

"Bayar untuk apa?" tanya ku

"Ya untuk biaya pesawat dan penginapan"

"Aku mengajak mu jadi tanggungan ku soal biayanya, kamu jangan terlalu berpikir jika aku pakai uang pacar ku maka aku berhutang padanya, jangan begitu"

"Tapi aku punya prinsip, jika aku bisa sendiri maka lebih baik jangan minta bantuan orang lain"

"Hmmm kamu ini, baiklah akan ku katakan biayanya 220 rb yen, jadi per orang 55 rb yen, kamu ada uangnya?" tanya ku

Ia melihat isi dompetnya.

"Ada tidak?" tanya ku lagi

"Gak ada"

"Ya sudah jangan berniat membayar sendiri"

"Eh tapi aku di rumah masih ada tabungan kok"

"Yumi, jangan keras kepala, kita mau liburan oke aku yang bayar tenang saja, kamu nikmati waktunya bersama ku"

"Tapi beneran tidak merepotkan?"

"Tidak, tapi sebelum berangkat izin dulu ke keluarga mu"

"Baiklah"

.

Jam 3 aku Oono dan Yumi pulang duluan walaupun festivalnya belum usai.

Dan aku masih berboncengan dengan Oono chan.

Jam 3.15 sampai rumah masing masing.

Cuph

Ku cium pipinya Oono.

"Terima kasih" ucap ku lalu masuk ke dalam rumah

Muka Oono langsung memerah.

Aku kembali ke luar.

Mumpung Oono masih bengong.

Cuph

Ku cium bibirnya kali ini.

"Ini permintaan ku, yang tadi tantangan karena aku menang" ucap ku

"Ehh!!" teriaknya

"Shuttt diam, nanti ibu dengar"

.

.

Mandi dulu.

.

10 menit kelar.

Saat buka pintu sudah ada Oono yang mengantri.

"Silahkan Oono chan" ucap ku nempersilahkan ia lewat

"Kakak keluar dulu dari kamar mandnya" balasnya

"Oh benar juga"

Aku keluar dari kamar mandi

"Silahkan"

"Umm"

.

.

Masuk kamar, prepare pakaian dan perlengkapan lain.

Ku vc dulu Yumi.

"Kya kenapa kamu telanjang!" teriak Yumi

"Aku pakai bawahan, aku mau tanya kamu sudah bersiap dan sudah dapat izin belum, soalnya kita berangkat jam 3.45 ke stasiunnya"

"Aku sudah siap, aku yang datang ke rumah mu atau bagaimana ini?"

"Datang saja ke rumah ku"

"Baik"

.

Prepare lengkap dan siap untuk berangkat.

"Yumi jadi kamu ajak?" ibu bertanya

"Jadi"

"Ya sudah ayo berangkat keburu telat nanti" ucap ibu

.

Kami berangkat dengan naik bus, lalu kereta ke bandara.

Lalu take off sekitar jam 5 sore.

Aku duduk sampingan dengan Yumi sementara Oono dan ibu di depan ku, dan untungnya bangku sebelah ku ataupun sebelahnya Yumi kosong.

"Tidur saja dulu Yumi chan, perjalanan kira kira 2 jam lagi" ucap ku

"Baiklah"

Ia tertidur dan aku tak tahan godaan jadi ya ku coba coba cari cari kesempatan, mulai dari memegang tangannya dan ia tidak menolaknya (artinya Yumi balas menggenggamnnya).

Lalu ku coba menyenggol sedikit oppinya dan ia tidak bangun.

"Kakak jangan bercanda di sini" ucap Oono

"Hehehe kamu melihatnya rupanya, maaf maaf, sudah sana kembali tidur saja kamu"

Karena sudah sp satu, jadinya ya aku tidak berani, tapi untuk yang terakhir kali.

"Yumi chan, ini pakai bantalan leher agar kami lebih nyaman tidurnya" ucap ku

Ia terbangun dan menerima bantalan lehernya.

.

Jam 7.10 kami sampai di Sendai.

"Makan malam dulu ya" ucap ibu

"Tahan saja dulu bu, kita makannya di restoran Wagnaria saja" saran ku

"Tapi bukannya itu masih lama perjalanannya?"

"Naik kereta kira kira 1 jam 20 menit"

"Bagaimana menurut kalian, apa masih tahan?" ibu bertanya pada Yumi dan Oono

"Aku masih bisa tahan" balas Oono

"Aku juga"

"Ya sudah, ayo buru buru ke stasiun saja"

.

Jam 7.20 naik kereta menuju stasiun terdekat dari perusahaan Shinomiya.

Kali ini aku yang tertidur namun aku bersandarnya pada ibuku.

"Ayo foto Haruka Oono chan, ini bisa di sebut epic moment" ucap Yumi

"Baiklah akan ku foto hehe"

"Sudah jangan ganggu Haruka, kalian tidurlah juga, perjalanan masih jauh soalnya" ucap ibu

"Sebentar bu, satu jepretan lagi"

Cekrek Cekrek Cekrek

.

Jam 8.40 sampai.

"Bangun Haruka kita sampai, ayo buruan ke penginapan atau ke restoran wagnaria dulu" ucap ibu

"Restoran saja dulu" balas ku sambil mengantuk

"Kesananya naik apa?" Oono bertanya

"Jalan kaki, perjalanan hanya 4 menit jalan kaki" balas ku

Note : ini karena stasiun baru yang di bangun di dekat perusahaan Shinomiya, tentunya atas permintaan Haruka Shinomiya sendiri agar mempermudahkan perjalanan karyawannya ataupun mahasiswanya nantinya, plus karena dekat sma Karasuno juga itu memberikan kemudahan bagi siswa juga.

.

Jam 8.50 di restoran Wagnaria.

Yang melayani adalah Kido.

"Meja besar untuk 4 orang" ucap ku

"Di lantai dua apa mau tuan?" tanyanya

"Lantai satu saja jika ada" kata ibuku

"Jika begitu mari ikuti saya"

.

Dapat meja lalu duduk dan mulai memesan.

"Kudengar makanan di sini enak enak apa benar ya?" tanya Yumi

"Entahlah aku baru coba kali ini saja soalnya" balas ku

"Kalian mau pesan yang mana saja?" ibu bertanya

"Ara, ibu menawarkan apa ibu yang membayari?" tanya ku

"Gak, kan pakai uang mu semua ini"

"Hmmm, aku pesan menu spesial hari ini saja, lalu pancake dan minumnya jus jeruk"

"Aku paket sehat saja"

Setelah pesan melalui tap, menunggu kira kira 10 menit pesanan besar datang.

.

.

"Itadakimasu" ucap kami bersamaan

Ibu kaget saat merasakan makanan seperti ini.

"Ini seperti makanan bintang 4 atau 5, lembut dan sangat berasa" ucap ibu

"Ini makanan restoran keluarga bu, tapi jika soal rasa memang enak sih" balas ku

"Wah jika seperti ini ibu bakal betah di sini"

"Jangan, yang bayar siapa!"

"Ya ibu bakal cari kerja di sini, ibu ini lulusan kedokteran loh, siapa tau bisa keterima di ruang perawatan perusahaan"

"Ibu aneh, mana mungkin bisa, orang ibu kerjanya saja jadi pembuat bento"

"Loh kamu ini ngeyel, dulu sebelum kamu berumur 14 tahun, ibu kerjanya itu di rumah sakit, lalu keluar dan ibu harus mencari sertifikat lagi dan ibu gagal, tapi kali ini ibu akhirnya punya sertifikat lagi yey, jadi mulai besok ibu bisa cari pekerjaan soal dokter lagi"

"Heh, ibu gak ngimpi kan?" tanya ku

"Ibu memang lulusan kedokteran kak, lulusan s2 lagi" ucap Oono

"Heh, masa?" tanya ku kaget

"Kamu tidak tau, aku saja yang tetangganya tau" kata yumu Yumi

"Loh jika bisa jadi dokter ngapain kerja di pembuat bento jika begitu"

"Ya ibu cari pengalaman lain, pihak rumah sakit juga terkadang berbuat curang jika soal gaji, jadi akhirnya ibu keluar saja"

"Jadi ibu mau kerja di mana lagi?" tanya ku

"Besok ibu intervew di perusahaan Shinomiya group bagian AGC dan LN" balasnya

"Heh, kenapa tidak bilang, bagaimana jika ibu di terima?"

"Ya ibu tinggal di sini berarti"

"Lalu aku dan Oono?" tanya ku

"Kalian tetap di tokyo"

"Kamu tau ini juga Oono?" tanya ku padanya

"Gak tau, ibu gak cerita juga"

"Sudah sudah, kalian luluslah SMA dulu agar bisa menyusul ibu nantinya jika ibu di terima" ucap ibu

Next!!