Daniel memberikan senyum sadisnya. "jangan bersuara Jessy" lalu ia menundukkan kepala menciumi inti kewanitaanku yang sudah basah karena terangsang.
Merasa bibir dan lidahnya saja tidak cukup. Daniel lalu membenamkan tiga jarinya. Mengerakannya maju mundur dengan cepat, Lidah dan bibirnya juga tidak berhenti bekerja menstimulasi pusat kenikmatan kepada diriku.
Aku merasa tubuhku menegang dan bergetar dengan semua sensasi yang di hasilkan di bawah sana. Aku merasakan kenikmatan asing yang berbeda dari sebelumnya.
Aku ingin memberontak tapi lengan Daniel menahannya. Daniel menutup mulutku dengan kedua tangannya, meredam teriakan yang memaksa keluar. Aku hampir sedikit lagi sampai.
Daniel yang tau kalau aku akan mencampai puncak tiba tiba berhenti. "Masih belum saatnya kau mencapai puncak Jessy." katanya dengan nada penuh nafsu.
Daniel lalu menuntun diri menuju pusat nya lalu dia meminta diriku untuk memasukanya kedalam mulutku. Daniel memegang kepalaku yang berlutut diantara kedua kakinya.
Beberapa menit kami melakukan itu setelah itu Daniel menarik dan mengendong diriku keranjang. Aku berbaring tengkurap dan dia mengangkat pantat ku.
Betapa memalukan posisi seperti ini. Sementara tangan ku tidak bisa berbuat apa-apa. Wajah ku terbenam dalam kasur pasrah menanti apa yang akan Daniel lakukan.
"Apa yang kau inginkan Jessy?" kata Daniel yang tangannya sibuk membelai pusat keintiman ku. Aku yang sudah berada di puncak tidak bisa berkat apa aku lalu berkata. "Aku mengingin kan mu sekarang"
"Bukan seperti itu Jessy, tapi kau harus menggunakan kata tolong saat kau memintanya."
"Tolong Daniel aku sudah tidak tahan lagi."
"Rupanya kau cukup mesum juga Jessy." Aku tidak bisa berkata apa apa dengan ucapan Daniel. Aku merasakan otot dinding kewanitaan ku meregang, Daniel masuk perlahan-lahan memenuhi diri ku.
Daniel mulai bergerak membuat diriku berkontraksi. Malam itu merupakan pengalaman yang tidak akan pernah aku lupakan seumur hidupku.
Aku menggeliat di bawah selimut yang menutupi tubuhku. Aku mengerjapkan mata memandang nanar dinding bercat putih. Aku memalingkan wajah dan menemukan cermin lebar yang memantulkan wajah bangun tidur ku.
Aku lalu melihat jam sudah menunjukn pukul tujuh, aku segera bangun dan memakai kembali pakaian ku. Saat aku mau pergi aku melihat Daniel masih tertidur.
Aku lalu menghampiri dirinya lalu mengecup dahinya lalu aku pergi dari sana. Aku memutuskan untuk kembali kekantor karena aku sudah berjanji kepada Emery akan ada pertemuan dengan investor hari ini.
Setelah aku tiba disana aku langsung bertemu dengan para investor, mereka meminta sebuah acara untuk malam tahun baru yang akan segera tiba.
Setelah selesai aku kembali ke ruangan ku. "Emery bisa kau membawakan aku kopi." tak lama Emery membawak dua buah cangkir kopi. "Seingatku aku hanya meminta satu kenapa kau membawa dua?"
"Yang satu untuk ku, kita sudah lama tidak berbicara kenapa kita mulai perbincangan antara wanita."
"Aku sedang sibuk sekarang mungkin lain waktu saja."
"Baiklah, hei Jessy bisa aku meminta ijin."
"Untuk apa?"
"Aku mau pergi keluar besok jadi aku tidak akan masuk." katanya sambil tersenyum. Aku tau apa yang dimaksud. "Baik, aku ijinkan." jawabku, dia langsung memeluk diriku sambil mengucapkan terimakasih.
Setelah Emery pergi Daniel masuk kedalam ruanganku. "Sedang apa kau kemari?" Daniel lalu menyerahkan sebuah berkas. "Aku hanya mau menyerahkan ini kepada dirimu."
"Oh, bagaimana tidurmu?"
"Baik, Nona Jessy setelah ini kau menemui partner perusahaan kita bukan. Aku ditunjuk oleh divisiku untuk menemani anda."
"Kau tak perlu berbicara formal seperti itu disaat tak ada seorang pun disini." Daniel hanya mengangguk saja. "Baiklah, ayo pergi sekarang." kami lalu pergi bersama sama.
Saat kami sudah sampai ditempat perjanjian kami lalu mencari tempat duduk yang sudah kami pesan. Tak lama orang kami tunggu sudah tiba kami lalu memulai rapat kami.
Saat aku menjelaskan rancangan acara tahun baru nanti, aku merasakan ada tangan menyentuh pahaku dan terus naik keatas aku mau menjerit tapi aku tahan karena aku tau tangan siapa itu.
Aku berusaha fokus untuk tetap terlihat normal tapi rangsangan yang diberikan oleh Daniel semakin kuat. Akhirnya rapat sudah selesai dan ransangan yang diberikan Daniel juga sudah menghilang.
"Apa kau sudah gila tadi itu sangat berbahaya tau!" aku langsung memarahi dirinya tapi dia hanya tersenyum saja. "Itu merupakan Fantasi yang selalu aku ingin lakukan oleh mu."
Aku hanya menggelengkan kepala akan tingkah laku Daniel. "Karena sudah tanggung mau melakukan itu sekali lagi?" katanya dengan nada manja.
Aku coba menolak tapi dia justru merengek seperti bayi. "Iya iya kita lakukan." Dia langsung bersorak senang dan itu menarik perhatian orang banyak, aku langsung menggaet tangannya lalu membawa dirinya pergi ketempat lain.
Kami lalu menunuju ketempatnya Daniel. "Daniel aku mau bertanya apa rasanya itu menyenangkan melakukan hal yang kau maksud kemarin?"
"Apa kau ingin mencobanya?" Aku tidak berkata apa apa, lalu Daniel membawaku kesebuah kursi. Disana dia meminta diriku melepaskan baju lalu dia pergi ke lemari pakaian dan mengambil sebuah peti.
Dia lalu mengambil pakaian yang terlihat seperti bunny kostum lalu menyerahkannya kepada diriku. "Jessy tolong pakai ini di hadapan diriku."
Aku hanya menurutinya saja lalu Daniel duduk dikursi tadi dan melihat diriku memakai kostum tersebut. Kostum yang diberikan Daniel sangatlah seksi.
Bagian bawah kostum tersebut berlubang sehingga memperlihatkan bagian kewanitaanku dengan sangat jelas. Lalu Daniel memasang choker kepadaku.
Terakhir dia memasang penutup mata. Dia lalu menarik choker dan menuntun diriku untuk duduk, lalu aku merasakan sesuatu yang basah mengecup bibirku.
Tak lama setelah itu aku lalu merasakan benda panjang dan hangat berada didepan wajahku, aku tau itu milik Daniel. Daniel lalu menarik rambutku dan itu cukup sakit. "Jessy masukan milik ku kedalam mulutmu."
Aku lalu memasukannya kedalam mulutku, aku melakukanya seperti aku menjilati es krim. Lalu Daniel menuntun diriku untuk berdiri dengan lutut.
Setelah itu kedua tanganku di borgol oleh dirinya, setelah itu ada benda basah menjilat area sensitif ku dibawah. Daniel terus menjilatnya tanpa henti.
Dia lalu meminta diriku untuk posisi dogy styl tapi karena kedua tanganku terikat jadi aku tidak memiliki tumpuan dan itu membuat area belakang ku terlihat sangat jelas.
Lalu Daniel memasukan dua jarinya dan bermain diasana. Semakin lama semakin cepat gerakan tanganya, aku merasa sudah sampai dipuncak.
Dan benar saja tak lama berselang aku mencapai puncak. "Jessy aku tidaktau kalau kau begitu menikmatinya." aku hanya diam menikmati momenku yang baru saja terjadi.
Daniel tanpa lama langsung memasukan adik kecilnya kedalam inti milik ku. Dia melakunya dengan sangat kasar tapi anehnya aku justru menikmatinya dan pada satu titik aku mulai merasa menikmatinya.
Dan itu terjadi begitu saja aku seolah olah merasa bebas dan seperti tak ada yang membelunggu diriku. Menuruti setiap perkataan Daniel dan pasrah saja dengan apa yang dia katakan.
Bersambung