webnovel

Rache

Puncak dari rasa sakit adalah kehilangan. Namun, Puncak dari kehilangan itu sendiri adalah mengikhlaskan. Tuhan sudah merencanakan takdir manusia. Siapapun tidak bisa lepas darinya sejauh apa ia pergi dan sejauh apa dia berlari. Aksara tau, tuhan sudah melukiskan sebuah takdir dengan apiknya jauh sebelum ia lahir. Tapi bisakah ia mengeluh? Bisakah ia berkeluh kesah pada tuhan. Aksara tau, banyak orang yang lebih buruk keadaannya dibandingkan dirinya. Tapi untuk saat ini, tolong biarkan Aksara mengeluh sekali saja. Tuhan memang maha baik, jadi tolong ijinkan ia mengeluh. Meratapi apa yang sudah terjadi. Hidupnya yang sudah mulai tertata, bak bangunan megah dengan pilar pilar tinggi menjulang, roboh dalam satu kedipan mata. Semuanya pergi satu persatu. Meninggalkan Aksara dalam sendu sembiru badai gelombang kehidupan yang mungkin tak berkesudahan.

Eshaa_ · Realistis
Peringkat tidak cukup
312 Chs

Sempit

"Sempit banget ya dunia ini. Bisa bisanya anak gue temenan sama anak lu pada," mama menggeleng gelengkan kepalanya, "Tuh lihat dia mah aneteng anggun cantik. Persis kaya gue sih,"

"Dih pede amat," sinis Mama Maya, "Ini kalian sekelas ya?"

"Iya ma," jawab mereka serempak.

Bunda Raya nergumam kecil sebelum berujar, "Aksara sama Nathalie yang mana sih?" tanyanya seraya menatapi jajaran siswa di hadapannya.

Mama tertawa melihat hal itu. Bunda Raya sangat lucu jika tengah kebingungan seperti itu, "Hayoloh tebak Nathalie sama Aksa yang mana," kompornya.

"Itu bukan sih?" tanya Bunda seraya menunjuk Angel.

Mama sontak tertawa lalu menggeleng, "Angel itu mah bukan Nathalie,"

"Oh fiks ini pasti bener. Ini Aksara ini Nathalie kan?"

"Nah iya bener,"

"Aksara ganteng ya, sayang aja anak gue lakik semua," ujar Bunda Raya, "Aksa punya pacar?"

"Punya Tante,"

"Panggil bunda aja ya. Kalian semua juga wajib manggil buna,"

"Iya bunda,"

Bab Terkunci

Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com