webnovel

Princess Or Nerd

film animasi

Carvina_Mysha · Filem
Peringkat tidak cukup
4 Chs

Bagian 1

Kriing.. Kriing.. Kriing

"Ahhh" lenguhku kemudian mematikan alarm.

"Hooaahhmm" ku kucek mata dan berjalan kearah kamar mandi dengan sempoyongan untuk menjalankan rutinitas awalku.

Setelah selesai ku segera memakai pakaian sekolah, putih abu-abu dan seperti biasa seperti hari-hari sebelumnya, mengepang kedua rambut panjangku dan memakai kacamata minus. Ok sudah selesai.

"Pagi Mah, Pah, Kak" ku kecup pipi semua orang yang kusapa di meja makan.

"Pagi" jawab mereka serentak.

"Gimana sekolah mu Dek" tanya Kakaku Alvaro Collins. Dia sekarang berumur 24 tahun dan menjabat sebagai penerus perusahaan Papah CL Company. Hebat bukan. Dan Papah katanya dia sudah tua jadi hanya menangani sekolah yang sekarang ku tempati. SMA Negri 1 yang merupakan salah satu sekolah terkenal dan elit di kotaku.

"Baik" ucapku fokus terhadap makanan yang ku santap sekarang.

"Apa mau membawa bekal lagi sayang?"

"Boleh Mah" ucapku memandang kearah Mamah. Mrs. Fifi Sabrina Collins namanya dan suaminya Mr. Biano Mark Collins yang otomatis itu adalah nama Papah.

********

Hari senin.

Mungkin sebagian siswa tidak menyukainya, salah satunya juga aku. Kenapa tidak suka? Karena siswa harus datang lebih pagi, upacara dari jam tujuh sampai dengan jam delapan, dan dijemur dengan sengatan matahari pagi.

Untung sekarang aku sudah sarapan tadi pagi.

"Huuhh panas banget sumpah" ujar temanku sambil mengipas-ngipaskan buku yang ditemuinya di meja belakangnya. Verly Jhonson.

Iya sekarang kita semua, warga sekolah sudah selesai upacara dan dilanjutkan dengan pembelajaran dikelas.

"He'em.. Mantul tuh" ujar teman sebangku ku sekarang yang sedang meneguk minumannya. Alexa Keegen.

"Lily.. Nih buku kemaren yang gue pinjem. Thanks ya" nih dari semua temanku dia adalah anaknya paling rajin, Ashley Morgan.

"Oh iya, ok sama-sama" jawabku mengambil buku ku.

Verly, Alexa, dan Ashley sebenarnya tau keadaanku yang menyamar dengan berpenampilan nerd ini. Bahkan kami ber-empat sudah berteman sejak SMP. Dan keluarga kamipun semuanya saling mengenal baik.

"Woy ada Bu Melly" ucap seorang siswa berdiri di depan pintu mengawasi Guru yang akan masuk kedalam kelas. Semuanya pun langsung duduk di tempatnya masing-masing. Dan pembelajaran pun dimulai.

"Huaahh dari tadi perut gue demo" ucap Alexa setelah kami semua mendudukan diri di kantin yang ramai, maklum ini jam istirahat.

"Bu Melly kalo ngajar suka bener" ujar Verly menyantap bakso yang sudah kita pesan sebelum duduk tadi.

"Lah emang bener" jawabku mencomot baksonya yang akan ia santap.

"Iihhh lo nyeblin Lily, bakso gue kan hilang satu" ucap Verly cemberut.

"Cckk ini makan bakso gue aja" ucap Ashley kepada Verly.

"Nah ini baru temen gue" ucap Verly sambil merangkul Ashley. Dan kamipun tertawa bersama.

Sesudah bakso yang dihidangkan di meja kita habis kini seperti biasa yang dilakukan cewe ketika berkumpul. Apalagi kalo tidak bergosip.

"Eh lihat deh" tunjuk Ashley kearah Kak Thomas dan gerombolannya. "Cakep banget ya" lanjutnya lagi. Kak Thomas adalah kakak kelas ku, dia adalah salah satu most wanted di sekolah ini.

Kita semua refleks melihatnya dan mengikuti arah pandang mereka duduk di pinggir kanan meja kita.

"Lily.. " bisik temanku bersamaan dan membuyarkan lamunanku melihat gerombolan Kak Thomas.

"Kamu masih suka ya sama Kak Thomas" tanya Ashley yang duduknya terdekat denganku.

"Aa-ahh engga ko" jawabku gelagapan sambil membenarkan letak kacamata ku yang hampir melorot.

"Cckk kita sahabat lo kali Lily, kita tau apa yang lu rasa" ucap Verly memegang tanganku.

"Nah bener itu" ucap Alexa membenarkan.

"Aahh engga ko, lagi pula di sekolah semua orang tau kalau gue itu nerd. Dan gue gak akan merubah penampilan ini" ucapku tersenyum kecil dan melirik kearah Kak Thomas sekilas lalu menunduk lagi.

"Kalian duluan aja ya ke kelas, gue mau ke toilet bentar" ucapku langsung pergi ke arah toilet.

Sesudah buang air kecil, ku membasuh kedua tangan dan melihat wajahku dihadapan kaca yang menampilkan tubuh atasku.

Huuufftt

Ku membasuh wajah ku, supaya terasa segar kembali. Apa aku harus merubah penampilanku ya ucapku dalam hati.

Alexa, Verly, dan Ashley mereka semua cantik. Bahkan termasuk most wanted di sekolah ini. Tapi jika aku berubah, apa yang dikatakan semua orang nanti. Dan rahasiaku akan terbongkar jika aku adalah anak dari keluarga Collins. Aku tak ingin itu, aku tak ingin ada yang ingin berteman dengan ku hanya karena aku adalah keluarga Collins.

"Oh wow, lihat ini girl's ada cewe cupu" ucap Kakak kelas ku yang bernama Jessica.

Apa lagi ini!

"Maaf ka" jawabku menunduk dan segera pergi, tapi tanganku dicekal kuat oleh Jessica.

"Mau kemana" ucapnya sinis.

"Ouuhh lihat deh Jess, bibirnya apa kita pakaikan lipstik saja" ujar temannya yang ku tak tahu bernama siapa.

"Ide yang bagus girl's"

"Nah sini gue pakein" ucap Jessica memakaikan lisptik merah ke bibirku. Ku mencoba menolak dengan memalingkan muka kekanan dan kekiri, sedangkan kedua tangan ku di pegang kuat oleh kedua teman Jessika ini.

"Diam" ujarnya memegang rahang ku keras supaya tak bergerak lagi dan mengoleskan lipstik merah di bibirku.

Oh tidak, aku harus bisa kabur. Aku meronta sekuat tenaga dan menginjak kedua kaki orang yang memegang tanganku ini, entah siapa, aku tak peduli, yang ku pedulikan ini adalah aku harus bisa keluar dari tempat ini.

"Sakit bego, dasar anak culun. Aahh" teriak mereka keduanya, setelah itu ku langsung berlari sekuat tenaga sambil menghapus lipstik yang berada d bibir ku.

"Hiks.. Hikss.." tangisku pecah.

Bruk

"Hiks.. Hiks.. "

"Maaf, gue gak sengaja. Sini gue bantu" ucapnya mengulurkan tangan membantu ku.

"Kak Thomas".

*****

"Lo gapapa" tanyanya pertama setelah kami duduk di kursi taman sekitar dua pulluh menit yang lalu.

"Gapapa" ucapku masih membersihkan sisa lipstik yang menempel di bibirku.

"Kenapa lo gak ngelawan mereka" tanyanya memandang kearah depan enggan melihat kearahku.

"Eh--"

"Gue tau lo anak pemilik dari sekolah ini" ucapnya santay dan menatapku lekat.

Kenapa Kak Thomas bisa tau, siapa yang berani membocorkan identitasku. Apa sahabat-sahabatku? Ah tidak mungkin. Tapi bisa juga mungkin sih.

"M-maksud Kakak apa" ucapku terpengarah kaget.

"Tenang gue gak akan kasih tau yang lain ko. Gue balik ke kelas dulu ya" ucapnya tersenyum.

"Oh iya, satu lagi!"

"Lain kali lo harus berani oke" ucapnya sambil mengacak-ngacak rambutku.

"I-iya Ka" ucapku gugup.

"Mmm gue balik ke kelas dulu!"

Aku hanya menatap punggungnya dari belakang sambil tersenyum senang. Ahhh tadi barusan itu nyatakah? Orang yang kusuka itu memegang rambutku tadi.

Ku pegang rambutku yang barusan di usap Kak Thomas sambil meloncat-loncat senang.

Oh jadi ini rasanya jatuh cinta.

*******

"Lo gapapa kan Li" tanya Alexa sekian kalinya kepadaku.

"Gue gapapa. Sudah gue katakan tadi, gue kebelet tadi ya terus gitu lama" jelasku juga sekian kali. Yah mereka semua, maksudku hanya teman-teman ku menghawatirkanku, ketika tadi aku terlambat masuk kelas. Memang mereka tidak tahu bahwa selama ini aku selalu di bully oleh Jessica dan teman-temannya.

"Mmm yasudah" jawab Ashley.

"Eh entar malem jadikan kita jalan?" tanya Verly sambil mengemudi.

Yah kita kini sedang dalam perjalanan pulang setelah bel jam sekolah berakhir menandakan waktu pulang berbunyi.

"Jadi" jawab kami serempak.

"Oke, lo semua bawa mobil masing-masingkan, gue mungkin ntar malem dianterin sama sodara, ini mobil mau di pake sama nyokap gue?" tanya Verly lagi.

"Gue sama Ashley, dia minta bonceng sama gue. Dasar ga modal lo" ucap Alexa melirik kearah Ashley.

"Gue traktir ice cream deh Lex, lu kan tau mobil gue lagi ada di bengkel" jawab Ashley.

"Oke deal"

Dasar teman batinku.

"Gue bawa mobil sendiri" jawabku.

*********

20.45

"Eh bentar ya, gue mau cari novel m**e " ujarku kepada mereka. Siapa lagi kalau bukan Alexa, Ashley, dan Verly.

Setelah mereka setuju ku langsung bergerak mencari novel yang ku incar satu bulan ini. Jangan aneh jika kalian mengenalku maka akan identik dengan buku. Entah itu buku pelajaran maupun novel.

"Aahh dapat!"

Langsung ku ambil buku tersebut namun tangan lain pun ikut menyentuh buku yang ku pegang tersebut. Terjadilah aksi pegang-pegangan yang tak di sengaja ini.

Ku dongakkan arah pemilik tangan tersebut dan ternyata.

"Kak Thomas".