"Ngomong-ngomong, katanya Keara akan segera melahirkan. Apa yang akan Aiden lakukan?"
"Aku tidak tahu apa yang akan Aiden lakukan. Tetapi aku tidak akan pernah membiarkan Aiden membawa anak itu ke rumah ini," kata Anya.
"Kalau ia berani menyakiti putriku, aku akan memarahinya habis-habisan," dengus Diana.
Anya tertawa melihat ibunya. "Ibu memang yang paling mencintaiku. Aku baik-baik saja, Bu."
"Indah juga mencintaimu. Ia hanya punya satu anak. Jangan terlalu dingin padanya. Saat ini, ia masih sakit dan butuh dukunganmu untuk pulih. Hanya kamu yang bisa menjadi harapan hidupnya. Aku tidak akan iri, karena aku tahu bahwa hanya ada ibu di hatimu," ketika mengatakan hal ini, mata Diana memerah.
Anya memeluk ibunya dengan sangat erat dan menangis dalam pelukannya. Tuhan sangat baik karena telah memberikan ibu yang terbaik untuknya.
Di malam hari, ketika Indah bangun, Galih kembali menelepon Aiden.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com