Waktu berlalu dengan cepat, acara tunangan Stefan sudah telah berlangsung tiga minggu yang lalu dan sekarang tiga hari lagi adalah resepsi pasangan MnC (Marco dan Chloe)
Entah kenapa Chloe merasa gugup ketika mendekati hari H, padahal ini hanya resepsi. Mungkin karena acara di lakukan dalam skala besar dari yang Chloe dengar Ny. Suri mencetak undangan sekitar 1000. 400 undangan dari pihak keluarga orang tua Marco, 300 undangan dari kakek dan nenek Margono, 50 undangan dari Chloe dan sisanya dari Marco.
Chloe merasa sedikit tertekan membayangkan harus tampil di depan seribu orang, dan itu mempengaruhi suasana hatinya. Semakin mendekati hari H, Chloe jadi tidak konsentrasi, beberapa kali dia salah membuat pesanan, bahkan saat mengantar pesanan dia sempat menabrak mobil yang sedang di parkir, dia juga sempat memberi garam dalam masakannya, lalu di lain waktu dia memberikan terlalu banyak garam. Stefan juga beberapa kali memergoki dia bengong di depan wastafel.
Marco juga menyadari perubahan emosi dan sikap istrinya, dia hanya tidak bisa menebak alasannya.
Ponsel Chloe berdering tiga kali tapi lagi-lagi karna melamun Chloe tidak mengangkatnya, sampai pada dering yang ke empat Kasih mengingatkan
"C....ponselmu"
"hah...? kenapa dengan ponselku ?" tanya Chloe bingung.
Kasih menepuk jidatnya "ponselmu bunyi dari tadi" katanya sebal
"oh..." jawab Chloe lalu mengeluarkan ponsel dari kantong celananya "hallo"
"sayang, kamu siap- siap bentar lagi aku turun" terdengar suara Marco dari ujung telpon.
"mau kemana ?"
"fitting baju"
"oh.....oke"
Setelah menutup telpon Chloe menoleh "Sih....kamu sendiri bisa kan ?"
Kasih mengangguk "memang kamu mau kemana ?" tanyanya penasaran. Sejak dia kerja dua bulan yang lalu perasaan Chloe sering banget minta ijin, tapu gajinya gak di potong, kan gak adil banget, batin Kasih.
"aku masih ada urusan" jawab Chloe sambil melepas apron.
"oh....." muka Kasih sedikit masam.
Chloe berpapasan dengan Stefan di tangga "bos, aku mau ijin"
"kemana ?"
"ada deh" jawab Chloe sambil mengedipkan matanya.
"iisshhh....paling juga kencan" cibir Stefan.
Kasih melihat kepergian Chloe sambil bergumam "enak bener jadi pegawai kesayangan bos, mau ijin suka-suka gaji tetep lancar" gerutu Kasih.
"siapa yang kamu maksud ?" Sam yang membawa pesanan mendengar gerutuan Kasih
"siapa lagi ? tuh...yang barusan pergi" tunjuk Kasih dengan dagunya ke arah parkiran.
"kamu anak baru tidak tau apa-apa, jangan menggerutu karna iri, jangan menabur perselisihan, kalau hatimu kotor mending kamu resign sebelum bos Stefan mengusirmu" Delvi ikut menyela.
"memang apa hebatnya Chloe ? kalian membelanya sedemikian ?" Kasih masih mengeluarkan keluhannya "kalau cuma barista saja aku juga bisa, itu sepele"
"kenapa kami tidak menutup mulutmu dan pergi saja ?" Sam mulai tidak sabar mendengar Chloe terus di remehkan oleh anak baru ini.
"apa yang kalian ributkan ?" Stefan muncul sambil membawa kotak makanan "nih makan siang kalian, Delvi kamu bikin pengumuman lusa kita libur, kita pergi ke kondangan, semua pergi tanpa terkecuali dan ini undangan kalian jangan lupa di bawa karna ada nomor untuk dorprice" Stefan menyerahkan undangan berwarna emas dengan gambar kartun di atasnya, lalu Stefan kembali ke kantornya.
"busyet....nikahan orang tajir emang beda" desah Sam
"di situ sudah jelas kamu bukan levelnya Chloe" Mr. Kim ikut nimbrung
"heh.....Chloe...benar-benar sesuatu" Delvi membuka undangan dan melihatnya dengan decak kagum.
"huh....paling dorpricenya rice cooker" cibir Kasih.
Mr. Kim, Sam, dan Delvi melirik Kasih lalu memutar matanya dan meninggalkannya sendiri.
💕💕💕💕💕
Chloe berdiri di depan cermin mengamati penampilannya dalam gaun pengantin sesuai rancangan Marco dan tambahan dari Emily.
Gaun yang di kenakan Chloe memiliki model yang sederhana namun elegan, semakin melihat gaun itu Chloe makin terpesona.
Gaun yang di kenakan Chloe terinspirasi dari gaun pengantin Kate Middleton tapi dengan kerah tinggi, jadi tanpa ada bagian tubuh Chloe yang terekspos, tapi tetap menunjukkan lekuk tubuh yang molek.
"bagaimana love...kamu suka ?" tanya Emily
"Em, ini terlihat sangat menawan, aku jadi merasa secantik putri kerajaan" decak Chloe
"kamu terlihat seperti peri, Marco memiliki selera yang mewah" Chloe mengangguk mendengar penuturan Emily.
Marco habis dari toilet dan akan kembali duduk di sofa namun matanya terpaku pada sosok Chloe yang berdiri di depan cermin.
"aku sudah menyiapkan sepatu yang pas juga untukmu" imbuh Emily
"boleh aku mencobanya sekarang ?" tanya Chloe
Emily meminta salah satu pegawainya mengambilkan sepatu, sementara Chloe masih memutar badannya di depan cermin, entah mengapa dia rasanya tidak bosan melihat penampilannya dalam gaun ini meski tanpa riasan.
Sepatu putih berkilau dengan heel 7 cm telah membungkus kaki putih Chloe, dengan sepatu itu tinggi Chloe nambah beberapa cm dan dia jadi nampak makin tinggi dan ramping, gaun yang dia kenakan juga terlihat lebih elegan.
"bagaimana penampilan kekasihmu ?" tanya Emily saat melihat Marco berdiri tak bergeming di tempatnya "hallo....bumi memanggil....." Emily mengibaskan tangannya mencoba menarik perhatian Marco.
Seolah baru di tarik kembali ke bumi Marco berdehem dan menjawab "hmm....lumayan" mata Marco tidak pindah dari istrinya.
"love....lihat...kekasihmu tidak bisa mengalihkan matanya darimu....." goda Emily.
Chloe melirik Marco dari cermin, tatapan mereka bertemu dan pipi Chloe merona.
Saat akan mengganti baju Marco mengekor di belakang istrinya, tepat saat akan memasuki ruang ganti Chloe berbalik "jangan ikut masuk, tunggu di loby"
"aku ingin membantumu" keluh Marco
"tidak !" jawab Chloe tegas. Kali ini Chloe tidak ingin lagi membiarkan suaminya membuat ulah yang memalukan seperti tempo hari.
"baiklah, tapi....."
"tidak pakai tapi, cepat pergi" usir Chloe.
Akhirnya dengan bahu terkulai Marco meninggalkan ruang ganti, padahal dia berharap dengan membantu istrinya ganti baju setidaknya dia bisa mencuri ciuman tapi ternyata istrinya mengusirnya.
💕💕💕💕💕
Setelah fitting baju Marco membawa istrinya makan di restoran jepang.
"kamu mau bulan madu kemana ?" tanya Marco sambil menunggu pesanan mereka
"Jepang" jawab Chloe dengan mata berbinar "aku mau keliling Jepang"
"oke"
"tapi aku gak mau nginap di hotel berbintang, aku maunya nginap di penginapan yang murah terus keliling Jepang dengan kereta cepat, pokoknya aku mau keliling Jepang dengan biaya yang minim"
jelas Chloe penuh semangat.
Senyum Chloe menular ke suaminya, dengan mata lembut Marco mengangguk setuju.
"Marco ?" dua orang wanita cantik, tinggi langsing menyapa Marco.
Marco menanggapi sapaan mereka dengan kening berkerut.
"kita mengambil kelas yang sama waktu di luar negeri"
"kita bahkan libur bersama"
Mendengar penjelasan terakhir Chloe melotot menatap suaminya, ho.....ho...ho...ternyata.
"kalian salah orang" jawab Marco tanpa melihat mereka.
"bagaimana mungkin kami salah orang, aku ingat waktu itu kamu pergi dengan temanmu Artawan"
Bah...ternyata hidupnya waktu di luar negeri tidak semurni yang ku bayangkan, batin Chloe. Dia mendengus tanpa sadar.
Marco melirik istrinya saat mendengar dengusan sebalnya, sudut bibirnya berkedut bahagia saat istrinya merasa cemburu.
"aku memang teman Artawan tapi aku tidak kenal kalian" jawab Marco
"kamu belum berubah masih tetap tampan kayak dulu, boleh minta no WA mu" kedua wanita itu mengeluarkan ponsel mereka dan siap mengetik nomor ponsel Marco, tapi yang di tunggu tetap diam.
"0812xxxxxxx0" Chloe menyebutkan nomor ponsel suaminya dengan lancar, Marco melotot protes.
"terimakasih adik cantik" kata kedua wanita itu sambil tersenyum manis ke arah Chloe seakan baru menyadari keberadaannya.
"siapa nama kalian ?" tanya Chloe sambil mengeluarkan pulpen
"Arnita"
"aku Suzana"
Dengan cepat Chloe menulis nama mereka di atas undangan dan menyerahkannya pada mereka "datang ke resepsi kami, jangan lupa amplopnya, kami tidak menyediakan makanan gratis" kata Chloe dengan senyum dingin.
Kedua wanita itu menerima undangan dengan canggung, lalu melirik Marco yang tidak menyembunyikan senyumnya.
Setelah kedua wanita itu pergi Chloe mendengus dan berkata penuh sarkasme "kayaknya kita musti nambah 50 undangan lagi"
Marco mengangkat sebelah alisnya "untuk ?"
"barisan mantan pacarmu"
"ha...ha...ha.....kamu manis saat cemburu" tawa Marco pecah.
"ternyata kamu pria mesum penebar pesona" gerutu Chloe "setiap kali kita makan di luar pasti ketemu mantan pacarmu"
"mereka bukan mantanku, aku tidak kenal mereka" jelas Marco
"tidak kenal atau pura-pura tidak kenal, bukankah kalian pernah liburan bersama ?" Chloe masih tidak mau menyerah untuk mengeluarkan keluhannya.
"aku memang pernah satu kali pergi liburan dengan Artawan tapi kami pergi berdua"
"itu kan katamu, bisa saja kamu bohong"
"kalau tidak percaya kamu bisa telpon Artawan" Marco menyodorkan ponselnya.
"tidak perlu"
Pesanan mereka datang, Chloe melahapnya tanpa melirik suaminya lagi.
Marco menatap istrinya dengan senyum bahagia, dia mengambil makanan dan meletakkannya di mangkuk istrinya "makan yang banyak biar cemburumu hilang" goda Marco.
"siapa yang cemburu ?" protes Chloe dengan mulut penuh, matanya yang bulat melotot ke arah suaminya
"iya kamu gak cemburu tapi jealous"
"sudah di bilang aku gak cemburu" Chloe masih menyangkal
"oke...oke....telan dulu makananmu nanti tersedak" Marco mengingatkan dengan sayang.
Mereka tidak menyadari kalau ada tiga pasang mata yang memelototi mereka dengan penuh iri.
Yang sabar ya readers, author lagi marathon drakor, sampai lupa kalau belum up berhari-hari he.....he.....he...(^_^)