webnovel

Bulan Madu (bulannya rasa madu......nggeeekkk.......)

Akhirnya hari H tiba, sejak pagi sebelum matahari terbit Chloe sudah di culik oleh Melinda untuk di bawa ke salon.

Chloe yang nyawanya belum terkumpul mengekor dengan mata setengah terpejam.

Di salon saat dia di makeup dengan senang hati dia menutup matanya, melanjutkan tidurnya yang terpotong. Karena sepanjang malam dia tidak bisa tidur nyenyak, entah kenapa dia merasa gelisah membayangkan duduk di pelaminan menjadi tontonan banyak orang, itu lah alasan utama mengapa dia menentang adanya resepsi pernikahan.

Jam 10:00 Marco menjemput Chloe di Salon. Saat Marco sampai di sana Chloe sudah siap.

Mr. Kim yang menyodorkan diri sebagai driver membukakan pintu untuk Chloe "C...melihat penampilanmu sekarang rasanya aku ingin menculikmu dan menikahimu" bisik Mr. Kim sebelum dia membukakan pintu, kalau bos besar Marco yang telah duduk di dalam mobil mendengarnya bisa-bisa dia akan mati dalam hitungan detik.

Chloe menanggapi dengan senyuman, dan masuk ke dalam mobil.

Marco menatap istrinya yang duduk di sampingnya. Sejak Chloe duduk mata Marco tidak beralih darinya.

"berhenti menatapku" protes Chloe "kamu menatapku seperti serigala lapar, lihat liurmu menetes"

"bisakah kita pulang saja ?" gumam Marco tanpa mengalihkan tatapannya.

"hah.....?"

"rasanya aku ingin merobek bajumu dan bercinta denganmu" tambah Marco.

Wajah Chloe berubah masam mendengar penuturan suaminya "kadang aku merasa jangan-jangan isi kepalamu sperma, tiap kali ngomong yang keluar dari mulutmu selalu kata-kata mesum"

Mr. Kim melirik pasangan di belakang lewat spion dan terkekeh.

"kamu yang harus di salahkan" bela Marco.

Chloe mencibir, sudah biasa dia di kambing hitamkan oleh suaminya saat kadar kemesumannya meningkat.

Marco tersenyum melihat cibiran istrinya yang telah menjelma menjadi peri. Marco tidak habis pikir kenapa istrinya bisa menjadi orang yang tidak percaya diri di depan banyak orang, padahal dia memiliki penampilan yang cukup menarik. Hari ini Marco sengaja menggoda istrinya untuk mengurangi kegelisahannya. Ya....akhirnya Marco tahu alasan di balik ketidakbiasaan istrinya selama beberapa hari menjelang resepsi pernikahan mereka, dia baru tahu kalau istrinya phobia tampil di depan banyak orang, dia tidak suka menjadi sorotan.

Mereka sampai di hotel, Chloe menarik nafas panjang dan menghembuskannya, dia melakukannya berulang kali.

Marco memutari mobil dan membuka pintu di sebelah istrinya lalu mengulurkan tangan.

Menatap mata suaminya membuat Chloe tenang dan dengan mantap dia menerima uluran tangannya.

Mereka masuk ke dalam ruangan besar yang telah di dekor dengan cantik. Sekali lagi Chloe menarik nafas panjang, dia menunduk, tangannya mulai berkeringat dingin, merasakan semua mata yang ada di ruangan menatap kearah mereka, dan suara MC menyambut kedatangan mereka.

Marco menepuk tangan istrinya dan berbisik "jangan tegang, cukup juniorku saja yang tegang"

Chloe menoleh dan memelototi suaminya mendengar kata-kata vulgarnya.

"jangan pelototi aku, pelototi mereka yang saat ini menganggumi penampilanmu" tambah Marco dengan senyum menghibur.

Akhirnya Chloe tertular senyum suaminya dan mengangkat kepalanya dengan penuh percaya diri.

πŸ’•πŸ’•πŸ’•πŸ’•πŸ’•

Duduk di pelaminan Chloe melihat MC dengan kening berkerut, kenapa dia baru sadar kalau yang jadi MC Stefan sama Febiola ?

Seolah bisa membaca pikiran istrinya Marco berbisik "aku meminta mereka yang jadi MC biar kamu merasa nyaman"

"bukannya tambah bikin resah kalau mereka yang jadi MC ?" kening Chloe makin berkerut.

"kenapa ?"

"kamu tahu sendiri otak absurd sepupumu di tambah Biola...hadeh..." desah Chloe.

"tenang, Stefan tidak akan berani macam-macam, kalau dia membuat ulah kamu bisa membereskannya" jawab Marco menenangkan.

Dan memang sejak acara di mulai Stefan dan Febiola tidak membuat ulah, tapi ketika sampai sesi foto "oke para tamu undangan yang terhormat sekarang waktunya foto bersama pengantin, bagi para tamu yang ingin berpartisipasi silahkan naik ke atas panggung"

Sekelompok wanita cantik yang semuanya berbaju putih berjalan bersama ke atas panggung.

"wuuaahh...lihat para wanita cantik ini...siapa kah gerangan mereka ?" Chloe melihat rombongan wanita itu dan menghitung...busyet.....setidaknya mereka ada 20 orang "he...he...he...bukan kah mereka tampak familiar ?.....hmm.....wow artis kita Putri Dewi lalu si seksi Indri, si cantik Rena, Dwi, Zahra...wah.....wah.....ternyata ini adalah rombongan harem pengantin pria"

Mendengar kata-kata Stefan semua tamu tertawa, Chloe memelototi suaminya "serius kamu mengundang semua mantan pacarmu ?"

"bukan aku.....aku bahkan tidak kenal mereka" kilah Marco meyakinkan

"bohong, Stefan saja kenal dengan mereka semua" cibir Chloe

"suerr....aku hanya kenal beberapa" Marco meralat kata-katanya barusan

"Marco selamat" Putri Dewi menyapa Marco, menarik tangannya dan cipika cipiki.

Bola mata Chloe hampir melompat keluar melihat pipi suaminya di sun 'SERIUS ini resepsi pernikahan atau reuni mantan pacar ?' dumel Chloe sambil matanya menatap tajam pada suaminya.

Marco menyalami semua wanita cantik itu dengan kaku dan wajah dingin. Dia bisa merasakan tatapan tajam istri mungilnya yang tengah terbakar cemburu. Di dalam hati dia mengutuk Stefan, sedangkan dalam otak cerdasnya dia langsung memikirkan balasan yang akan di berikan pada sepupunya.

Para wanita cantik itu berjejer di samping kiri dan kanan Marco menggeser sedikit demi sedikit keberadaan Chloe, tapi Marco dengan sudut matanya melihatnya, dan Marco menariknya, memeluknya dan menciumnya tepat saat kamera mengambil gambar mereka.

πŸ’•πŸ’•πŸ’•πŸ’•πŸ’•

Setelah acara resepsi kelar pasangan MnC langsung ke bandara untuk pergi bulan madu di negeri sakura.

Marco dan Chloe telah sampai di hotel di Tokyo. Marco tahu istrinya capek karna itu dia melanggar janji untuk nginap di penginapan murah seperti permintaannya.

Chloe masuk ke dalam kamar mandi dan mengenakan pembalut, sebenarnya dia tidak datang bulan, tapi dia sengaja memakainya untuk menghukum suaminya yang tidak jujur tentang jumlah mantan pacarnya. Kalau mantan pacar bisa untuk membuat harem siapa yang tidak was was. Apalagi sekarang lagi trend, wanita bangga menyandang status pelakor.

Setelah Chloe keluar dari kamar mandi Marco memeluknya dan menciumnya. Saat tangan Marco mulai masuk ke dalam baju, Chloe mendorongnya "aku haid" kata Chloe.

Marco menghentikan ciumannya dan mengerang "serius ?" tanyanya.

"kamu tidak percaya ? aku akan menunjukkannya" tantang Chloe yang di sambut dengan tatapan jijik suaminya.

"aku akan mandi" lalu Marco berjalan gontai memasuki kamar mandi.

Chloe menatap punggung suaminya dengan senyum kemenangan.

Keesokan harinya mereka bangun hampir menjelang siang, mungkin karena capek setelah acara plus jetlag.

"jadi kemana kita pergi ?" tanya Marco sambil menyantap makan siangnya.

"tari malam aku sudah memesan tiket pesawat ke Osaka"

"Osaka ?"

"hmm..." gumam Chloe dengan senyum bahagia.

Satu setengah jam kemudian mereka sampai di Osaka dan Chloe ngotot untuk mencari penginapan tradisional di perfektur Hyogo.

Setelah mendapatkan penginapan mereka berkeliling untuk wisata kuliner.

"sepertinya kamu tahu sekali makanan khas di sini ? kamu pernah ke sini ?" tanya Marco.

Chloe menggeleng, mulutnya penuh dengan makanan.

"lalu bagaimana kamu tahu ?" tanya Marco penasaran.

"dari komik dan google"

Marco diam, sumber dari google masih oke tapi kalau komik ? berapa banyak komik yang dia baca sampai bisa dapat info selengkap ini ? atau dia terlalu mencintai komik di banding yang lain ? berarti dia lebih cinta komik dari pada suaminya ?

Pertanyaan itu memenuhi kepala Marco, membuat alisnya berkerut dan dia menatap istrinya dengan wajah masam.

Chloe yang konsentrasinya ada makanan tidak menyadari perubahan ekspresi suaminya.

Setelah puas kuliner tanpa di sadari hari telah malam, dengan perut kenyang mereka kembali ke penginapan.

Baru saja mereka masuk kamar Chloe sudah berganti dengan kimono dan membawa handuk serta sabun di tangannya menuju ke luar kamar.

"mau kemana ?" tanya Marco dengan kening makin berkerut.

"onsen(pemandian air panas di Jepang)"

Marco menatap istrinya tak dengan otak masih penuh banyak pertanyaan dan sekarang ada tambahan pertanyaan baru dalam kepalanya.

"mau ikut ?" tanya Chloe melihat suaminya tidak bereaksi

"oke" jawab Marco cepat sambil berganti juga dengan kimono dan menyusul istrinya yang telah menunggu di loby sambil ngobrol dengan pemilik penginapan.

"kamu bisa bahasa Jepang ?" tanya Marco saat mereka berjalan ke onsen.

"sedikit"

"tapi kelihatannya kamu fasih sekali, kamu belajar sama siapa Andrew ?"

Chloe menoleh, dia mencium bau asap dari pertanyaan suaminya. Ck....ck...ck...pria ini otaknya selain berisi sperma juga isinya cemburu.

"aku belajar dari youtube dan praktek dengan Biola dulu juga sempat les" jelas Chloe jujur.

Marco diam, yah setidaknya bukan dengan Andrew. Entah kenapa dia masih merasa tidak suka kalau mengingat istrinya pernah berhubungan dengan Andrew.

πŸ’•πŸ’•πŸ’•πŸ’•πŸ’•

Setelah pulang dari onsen Marco menutup pintu kamar dan memeluk Chloe dan menciumnya dengan nafsu. Wajah Chloe yang kemerahan setelah dari onsen makin memerah karna ciuman suaminya.

"aku masih haid" Chloe mencoba mengingatkan sambil mencoba melepaskan diri dari suaminya.

Marco melepaskan bibirnya dan tersenyum licik, dengan lincah tangannya menarik tali kimono Chloe.

"sayang, kamu tidak bisa membohongiku lagi, kalau kamu haid bagaimana kamu bisa mandi di onsen ?"

"shit..." umpat Chloe, dia lupa fakta itu.

"jadi terimalah hukumanmu karna berbohong padaku" seringai jahat terpampang dengan jelas di wajah tampan Marco.

Sedangkan Chloe hanya bisa menghela nafas pasrah, lain kali saat akan berbohong dia harus belajar lebih teliti.

πŸ’•πŸ’•πŸ’•πŸ’•πŸ’•

Chloe mengutuk suaminya dalam hati, dan dia juga belajar satu hal, jangan pernah berbohong pada serigala berotak mesum seperti suaminya.

Hukuman yang dia berikan karna berbohong agar dia tidak menyentuhnya benar-benar membuatnya mati lemas. Selama dua hari Marco tidak melepaskannya, mereka hanya beristirahat hanya untuk makan, bahkan Chloe hanya tidur beberapa jam, Marco memakannya sampai habis, menghisapnya sampai kering, sekarang dia bahkan tidak ada tenaga untuk bangun dari tempat tidur.

up........

Nilam_Kurniawati_6896creators' thoughts
Next chapter