webnovel

PERASAAN YANG MEMBARA

21+ FREY : “Awasi Zulian dan jangan pukul dia.” Permintaan kakakku terdengar cukup mudah. Yaitu untuk mengawasi sahabatnya di kampus dan menjaga tanganku untuk diriku sendiri. Dan ini tentunya sangat mudah. Bahkan jika Zulian adalah seorang kutu buku. Aku selalu berpikir ini sangat lucu, aku tidak punya waktu untuk berpikir dengan diriku sendiri. Hanya ada satu tongkat yang harus aku fokuskan tahun ini, dan itu adalah tongkat hoki ku. Tujuanku setelah lulus adalah untuk mendapatkan kontrak kerja. Hal terakhir yang aku butuhkan adalah pengalihkan perhatian dari semuanya. Di dalam atau di luar. Hanya saja, mematuhi aturan lebih sulit dari yang aku pikirkan. **** ZULIAN: Semua orang membuatku bingung. Dan tidak lebih lagi seseorang yang bernama Frey Geraldi. Aku hampir tidak berbicara sepatah katapun dengannya sepanjang waktuku mengenalnya, tetapi kali ini, Aku menginjakkan kaki di kampus, dan dia tidak akan mungkin akan goyah. Aku tidak pernah bisa mengantisipasi langkah selanjutnya. Dan setiap kali kita bersama, langkahku selanjutnya adalah sebuah misteri. Aku ingin menyerah padanya, tapi itu mungkin aku harus berterus terang tentang sesuatu yang belum pernah aku pedulikan sebelumnya.

Richard_Raff28 · LGBT+
Peringkat tidak cukup
273 Chs

DENY - PRANDIKA

-DENY-

"Tidak bisa menahan diri," aku memperingatkan.

Dia bergidik dan pupilnya membesar dua kali lipat. Dia mengulurkan tangan untuk menyentuh dirinya sendiri, tapi aku membuat suara untuk menghentikannya.

Aku bergegas keluar dari sisa pakaianku dan berhenti sejenak ketika aku melihat matanya menjelajahi tubuh telanjangku.

"Astaga," desahnya, mengulurkan jari-jarinya yang panjang di atas tintaku. Sentuhannya membuat bulu kudukku merinding. "Apakah kamu ... Apakah ini nyata?"

Aku menatap kulitku yang berwarna-warni. Banyak orang yang meneteskan air liur karena tinta di masa lalu, tetapi tidak ada yang menatapku seperti yang dilakukan Prandika sekarang. Itu sudah cukup untuk membuatku merasa setengah mabuk.

"Kau bisa melihatnya nanti," gerutuku.

Dia berkedip padaku. "Bisakah aku menjilatnya nanti?"

Bab Terkunci

Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com