webnovel

One Piece: Pemanggil Servant

"Hei, sobat, tahukah kamu? Judul pendekar pedang terhebat di dunia telah diambil oleh orang lain?" "Apa? Apakah benar begitu? Siapa pendekar pedang terhebat di dunia itu?" "Oh, orang yang menggantikan pemilik judul sebelumnya bernama Miyamoto Musashi. Tidak hanya itu saja, aku memiliki berita lain yang lebih menarik loh." "Judul 'Makhluk terkuat di dunia' juga telah diambil oleh orang lain, dan orang itu adalah ratu bernama Scathach." "..." "Garp, lelaki tua dari angkatan lain juga telah dikalahkan oleh seorang lelaki tua bernama Li Shuwen." "Banyak sekali orang-orang kuat yang bermunculan!? Dari mana semua orang itu berasal?" "Mereka semua datang dari group bernama 'Blueplanet,' omong-omong, Miyamoto Musashi dan Scathach adalah partnerku." "Benarkah... tidak, tunggu! Siapa kamu sebenarnya?!" "Saya adalah pemimpin group Blueplanet!" Kata sang protagonis sambil tersenyum. Cerita ini merupakan kisah seorang protagonis dengan System Summoner, men-summon karakter dua dimensi kuat sambil berlayar di lautan luas yang indah. *** Advanced chapters available on; patréon.com/Mizuki77

Mizuki77 · Komik
Peringkat tidak cukup
141 Chs

Bab 69

Setelah menutup pintu kamarnya, Robin menyandarkan punggungnya. Sekarang dia sendirian sambil mencoba menenangkan diri.

"Sungguh hari yang tak terduga..." Robin berbisik pelan dengan kepala tertunduk.

Seperti biasa, dia berpikir bahwa hari ini adalah hari yang sama seperti hari-hari lain yang telah dia lalui. Dikejar dan melarikan diri... tapi dia tidak pernah menyangka bahwa dirinya akan bertemu dan diselamatkan oleh Vermillion.

'Meskipun Anda tahu bahwa saya sering berkhianat, Anda tetap mau menerimaku. Apakah karena aku bisa menerjemahkan teks sejarah? Apakah karena Anda menginginkan senjata kuno yang sama yang diinginkan oleh Crocodile? Atau sekedar tertarik dengan teks sejarah?'

'Atau apakah karena Anda benar-benar menginginkan saya menjadi rekan Anda?' Memikirkan hal ini, Robin tak henti-hentinya bertanya dalam hati. Tapi tak lama kemudian dia menggelengkan kepalanya.

'Untuk sekarang aku akan tetap tinggal di kapal ini, adapun tentang Crocodile... semoga dia tidak marah padaku.' Membayangkan wajah marah Crocodile, Robin mulai tersenyum kecil. Dia memang telah berjanji kepada Crocodile, tapi sekarang dia telah bergabung dengan kelompok Bajak Laut Drake.

'Meskipun dia marah, tapi seharusnya dia tidak akan berani mengejar Bajak Laut Drake, kan?'

Baginya, dari pada bekerja untuk Crocodile, Robin lebih memilih untuk tetap bersama dengan Vermillion. Setidaknya kelompok Bajak Laut ini terlihat lebih ramah.

"Selain itu, dengan Bounty-ku yang kecil, aku rasa mereka tidak akan terlalu tertarik untuk berkhianat dan menyerahkanku kepada World Goverment.' Robin tersenyum. Untuk pertama kalinya, dia merasa Bounty miliknya tidak lagi seberapa. Bagaimanapun Bounty total Bajak Laut Drake sudah mencapai miliaran.

'Hmm... Vermillion nampak sangat tertarik pada Devil Fruit, nampaknya aku harus mengumpulkan beberapa informasi tentang keberadaan Devil Fruit lain. Setidaknya hal ini akan dapat meningkatkan statusku di kapal ini.'

Selesai membuat rencana, Robin berdiri lalu melihat ke arah sekeliling ruangan. Kamar yang dia tempati tidak terlalu besar, tapi kamar ini telah diisi dengan perabotan indah yang dapat memanjakan mata.

Saat menyapu kamarnya, mata Robin tertuju pada setumpuk buku di atas meja. Berjalan mendekat, Robin menemukan sebuah catatan yang diletakkan di sebelah tumpukan buku-buku itu.

Duduk di meja membaca, Robin mengambil catatan itu lalu membacanya.

[Hanya ada sedikit buku yang tersedia di kapal ini, aku telah mengumpulkan beberap buku yang mungkin saja menarik minatmu.

Buku pertama adalah buku yang saya tulis secara pribadi. Buku itu berisi tentang kisah yang pernah saya dengar dari Scheherazade, judulnya adalah; 1001 Nights.

Bukunya masih belum selesai... tapi jika kamu tertarik, aku dapat melanjutkannya untuk-mu.

Jika kamu membutuhkan buku lain, maka temuilah Emiya, Dio Brando atau Scheherazade. Kamu dapat meminjam buku mereka, katakan saja bahwa aku telah mengijinkanmu.

Omong-omong, Dio Brando suka merendahkan orang dan kata-katanya tidak terlalu menyanjung. Jadi jangan terlalu dipikirkan.

Nikmati waktu membacamu dan aku harap kamu menikmati masa tinggalmu di kapal kita.

Vermillion.]

Membaca catatan ini, entah mengapa dia ingin tersenyum, hatinya juga menjadi lebih tenang. Dengan lembut, Robin meletakkan catatan itu di atas meja.

Tapi tak lama kemudian, Robin sedikit mengernyit. Sekali lagi, dia mengambbil catatan itu lalu meletakkannya di dalam pakaian pribadinya.

Setelah itu Robin mengambil buku berjudul; 1001 Nights yang telah ditulis oleh Vermillion secara pribadi. Tak lama kemudian Robin mulai tenggelam dalam kisah menarik tersebut.

***

Setelah mengantar Robin ke kamarnya, Vermillion memutuskan untuk mengunjungi kamar Drake.

Ketika sampai, ternyata Drake masih belum kembali ke kamarnya. Vermillion memutuskan untuk duduk di atas tempat tidur Drake sambil menunggu kedatangan wanita itu.

"Hmm, wanita ini memang tidak pernah berubah." melihat beberap botol anggur yang ditata rapi di dalam kamar, Vermillion hanya bisa tersenyum kecil.

***

Tak lama kemudian, Drake kembali ke kamarnya sambil membawa sebotol anggur. Melihat Vermillion yang berbaring di tempat tidurnya, Drake menahan senyum bahagia.

'Apakah kamu telah tidur, Vermillion?' Drake berbisik pelan.

Berjalan ke samping tempat tidur, Drake mengelus wajah Masternya dengan pipi merona.

'Nampaknya Anda lelah, kalau begitu selamat malam.' Ucap Drake dengan lembut. Melepas pakaiannya, Drake mengambil selimut lalu berbaring tepat di samping Masternya.