webnovel

One Piece: Pemanggil Servant

"Hei, sobat, tahukah kamu? Judul pendekar pedang terhebat di dunia telah diambil oleh orang lain?" "Apa? Apakah benar begitu? Siapa pendekar pedang terhebat di dunia itu?" "Oh, orang yang menggantikan pemilik judul sebelumnya bernama Miyamoto Musashi. Tidak hanya itu saja, aku memiliki berita lain yang lebih menarik loh." "Judul 'Makhluk terkuat di dunia' juga telah diambil oleh orang lain, dan orang itu adalah ratu bernama Scathach." "..." "Garp, lelaki tua dari angkatan lain juga telah dikalahkan oleh seorang lelaki tua bernama Li Shuwen." "Banyak sekali orang-orang kuat yang bermunculan!? Dari mana semua orang itu berasal?" "Mereka semua datang dari group bernama 'Blueplanet,' omong-omong, Miyamoto Musashi dan Scathach adalah partnerku." "Benarkah... tidak, tunggu! Siapa kamu sebenarnya?!" "Saya adalah pemimpin group Blueplanet!" Kata sang protagonis sambil tersenyum. Cerita ini merupakan kisah seorang protagonis dengan System Summoner, men-summon karakter dua dimensi kuat sambil berlayar di lautan luas yang indah. *** Advanced chapters available on; patréon.com/Mizuki77

Mizuki77 · Komik
Peringkat tidak cukup
141 Chs

Bab 111

Vermillion yang dipegang erat oleh Kalifa, dalam hati tentunya merasa senang.

Tapi, mungkin karena kegugupan gadis itu, tangannya terasa sedikit berkeringat.

Oleh karena itu, Vermillion yang merasa sedikit tidak nyaman tetap ingin menarik tangannya.

"Tu-tunggu!"

Khalifa memanggil dengan cepat, kemudian menekankan telapak tangan Vermillion dengan erat di dadanya, sentuhan lembut itu langsung mengaktifkan saraf sensitif telapak tangan Vermillion.

Kalifa tidak berani membiarkan Vermillion pergi begitu saja. Belum lama ini, dua agen top datang ke pulau menemuinya serta Spandam.

Mereka secara khusus memberi tahunya bahwa misi pemikatan ini harus berhasil.

Meskipun kedua Agen tersebut tidak menyebutkan konsekuensi kegagalan misi, namun Kalifa yang sangat paham dengan situasi pemerintahan dunia ini yakin jika dirinya gagal maka konsekuensi-nya akan sangat buruk!

Jadi, melihat Vermillion hendak pergi, Kalifa mau tidak mau harus menggunakan jurus cadangannya, yaitu merayunya dengan tubuhnya.

"Hmm?" Vermillion mengerutkan kening.

Melihat tatapan ragu-ragu Vermillion, Kalifa menekan telapak tangan Vermillion lebih dalam ke zona kelembutan tersebut.

"Tolong izinkan saya melakukan wawancara eksklusif dengan Anda, tolong, saya janji hal ini tidak akan menyita banyak waktu Anda." Kalifa memohon.

'Wanita ini bekerja terlalu keras. Khawatir atas keselamatan nyawanya, eh?'

'Mungkin orang-orang Pemerintah Dunia sudah mendarat di pulau ini, dan mereka sedang menunggu Kalifa membawaku ke sana.' Gumam Vermillion.

"Huh... baiklah-baiklah, demi kamu, aku akan melakukannya." Vermillion menghela nafas sambil menggelengkan kepalanya.

"Terima kasih banyak!"

Mendengar jawaban positif targetnya, Kalifa dengan sengaja mendekatkan dirinya lalu memeluk Vermillion dengan erat. Seolah-olah takut Vermillion melarikan diri.

"Hehe, kamu sangat antusias, Cally."

"Oke, maukah kamu melepaskan pelukanmu? Ataukah kamu merubah pikiranmu dan tidak ingin mewawancaraiku lagi?" Vermillion tersenyum sambil menepuk-nepuk punggung Kalifa.

"Pimpinlah jalan. Setelah wawancara, aku akan kembali dan melanjutkan jalan-jalanku."

"Ya, tolong ikuti saya, Pak!"

Setelah itu Kalifa membimbing Vermillion menuju tempat yang telah ditentukan.

Melihat kecepatan lambat Kalifa, mau tak mau Vermillion menggelengkan kepalanya, "Terlalu lambat, tunjukkan arahnya padaku dan aku akan membawamu ke sana." Tanpa menunggu jawaban Kalifa, Vermillion langsung memeluk tubuh elok gadis itu lalu menggendongnya dengan gaya putri.

Awalnya Kalifa terkejut, tapi langsung menenangkan dirinya. Lagipula, baginya saat ini, menyelesaikan tugas adalah hal terpenting. Dipeluk saja bukan masalah besar baginya.

Sambil terlihat malu-malu, Kalifa menunjuk ke suatu tempat.

"Di sana?" Mengangguk, Vermillion terbang ke udara lalu berangkat menuju tempat tersebut dengan kecepatan yang membutakan mata.

Di sana Kalifa membimbing Vermillion ke sebuah vila kecil yang ada di bagian terpencil pulau.

"Omong-omong, tempatmu benar-benar cukup jauh. Sungguh aneh bagi wartawan sepertimu untuk tinggal di tempat terpencil seperti ini." Kata Vermillion sambil memandang Kalifa yang masih dia peluk dengan erat.

Mendengar kata-kata Vermillion, Kalifa tersenyum gugup.

Dari saat dia datang ke sini, Kalifa ingin meninggalkan pelukan Vermillion lalu pergi sejauh mungkin.

Lagi pula, di tempat ini, dua agen CP0 akan menyerang Vermillion kapan saja. Jika dia terlalu dekat, sangat mungkin baginya untuk terpengaruh oleh serangan mereka.

Tapi jelas, Vermillion tidak berniat melepaskannya, jadi sekeras apa pun Kalifa berjuang, dia tidak bisa melepaskan diri dari pelukan Vermillion, malah dia dipeluk lebih erat olehnya.

"Aneh sekali, sebelumnya kamu cukup proaktif, tapi tiba-tiba merasa enggan ketika sampai di tempat ini."

Menampilkan ekspresi bingung yang dibuat-buat, Vermillion melanjutkan, "Apakah kamu mencoba berbohong padaku? Hmm, mungkin, kamu membawaku ke sini dengan tujuan untuk menjauhkanku dari kawan-kawanku?" Senyum predator yang menggoda mangsanya langsung terbentuk di bibir Vermillion.

Mendengar tebakan akurat lawan, Kalifa yang dipeluk langsung berkeringat dingin. Saat ini dia merasa jantungnya akan melompat keluar dari dadanya!

Tiba-tiba, pintu vila yang sebelumnya utuh langsung meledak! Dua sosok berpakaian putih bertopeng mengepung Vermillion dari kiri dan kanan.

Sebelum Kalifa sempat bereaksi, keduanya langsung menyerang Vermillion!

"Six King Gun!!!"

Kedua tinju lawan langsung dilapisi oleh warna hitam pekat, tapi ketika hembusan angin kencang itu akan menembus tubuh lawan, tiba-tiba serangan itu dihentikan oleh cahaya magis berwarna hijau.

"Ah!!!"

Meski Kalifa tidak mampu melihat dua orang berkecepatan tinggi tersebut, tapi dia dapat dengan jelas melihat angin kencang akibat serangan lawan.

Kalifa yang tahu seberapa kuat Six King Gun tersebut, langsung berteriak ketakutan layaknya gadis kecil.

Vermillion yang melihat reaksi nona muda ini pun tersenyum kecil, entah mengapa terasa terhibur saat melihat wanita cantik ini ketakutan.

"Aku tak pernah menyangka wanita dewasa sepertimu dapat berteriak ketakutan seperti ini." Vermillion menepuk pantat Kalifa sambil tertawa.

"Oh, melihat pakaian kalian, pasti dari Pemerintah Dunia, kan? Apakah kalian tidak segan-segan menyerang sekutu kalian sendiri?"

Melemparkan Kalifa ke samping, Vermillion dengan nada tegas berkata, "Wanita ini milikku."

"Vermillion, kau telah menghina Pemerintah Dunia, hari ini adalah hari kematianmu!"

"Adapun wanita itu, sebuah kehormatan baginya untuk mati dalam misi ini." Kata Agen CP0 dengan nada dingin.

"?!" Mata Kalifa langsung terbelalak ketika mendengar hal ini.

'Apakah aku akan dikhianati?'

'Sejak awal mereka ingin mengorbankan nyawaku...'

'Bahkan jika Marshal Blue memenangkan pertarungan ini, aku yakin dia akan membunuhku setelah tahu bahwa aku adalah bawahan mereka yang mencoba menjebaknya.'

Hati Kalifa seolah-olah akan pecah, kesedihan dan ketakutan terlihat jelas dari wajahnya.

-----

read chapter 143 on;

patréon.com/mizuki77

ko-fi.com/mizuki77