webnovel

One Piece: Boundary Master (Penguasa Batas)

Sinopsis: Seorang pemuda terlempar ke dunia One Piece dengan ingatan yang masih utuh. Dan memanfaatkan berbagai pengetahuannya tentang One Piece dan juga kekuatan buah iblis untuk memanipulasi Batasan, dia akan memulai kisah petualangannya dan menggapai puncak! ==== ===== ====== ======= Catatan Penulis: Ini adalah pertama kalinya saya menulis fan-fiksi. Dan jujur saja, saya sendiri hanyalah pemula dan bukanlah seorang penulis yang baik sebenarnya. Ada beberapa/banyak kekurangan dalam fan-fiksi ini, jadi jangan terlalu banyak berharap ini adalah mahakarya yang luar biasa!

rtlps_360 · Fantasi
Peringkat tidak cukup
108 Chs

Chapter 23 - Meninggalkan Desa Cocoyasi

Sekitar setahun berlalu sejak Lepus, Brisa, dan Muret datang dan tinggal di Desa Cocoyasi.

Selama setahun ini, mereka tinggal bersama di satu rumah yang mereka sewa di desa.

Mereka menghabiskan waktu setahun ini untuk membaca dan mempelajari buku-buku tentang berbagai bidang seperti navigasi, pemetaan, kelautan, meteorologi, klimatologi, penanganan medis, pengobatan, dll.

Dalam setahun mereka hidup dan tinggal bersama, hubungan mereka bertiga juga semakin dekat. Khususnya Muret, dia juga sekarang lebih memahami dan mengerti banyak hal tentang Lepus dan Brisa.

Selama setahun tinggal bersama dan saling memahami, hubungan Lepus dan Muret juga lebih dekat dan mesra. Dan karena mereka berdua sama-sama cukup dewasa, pada akhirnya mereka 'melakukannya' dan seringkali tidur bersama.

Hubungan mereka bertiga dengan penduduk Desa Cocoyasi juga cukup baik.

Tentunya mereka tidak memperkenalkan diri sebagai bajak laut, tapi sebagai pengembara dan/atau penjelajah.

Lagipula penduduk desa akan tidak merasa nyaman dan gelisah jika mereka tahu ada bajak laut yang tinggal di desa mereka.

Hubungan mereka bertiga dengan Bellmere, Nami, dan Nojiko juga cukup baik dan akrab.

Seringkali mereka bertiga datang ke rumah dan kebun jeruk Bellmere ataupun sebaliknya.

Brisa, Nami, dan Nojiko khususnya, mereka bertiga seringkali bermain bersama.

Nami juga seringkali datang ke rumah Lepus untuk membaca atau meminjam buku, dan tentunya Lepus tidak keberatan.

~~~

Suatu malam....

Lepus yang baru saja selesai 'melakukan itu' dengan Muret, berbaring di ranjang sambil berpikir.

(Setahun.... Sudah waktunya.)

Kemudian Lepus berkata pada Muret yang berbaring dan bersandar padanya.

"Sayang, besok kita akan pergi ke tujuan selanjutnya."

"Mm?"

Mendengar Lepus yang tiba-tiba membicarakan mereka akan pergi, Muret cukup terkejut dan bertanya.

"Kemana?"

"Suatu desa di East Blue yang mana tujuan utama kita, Desa Shimotsuki."

"Kenapa kita pergi ke sana?"

"Aku ingin menyelamatkan seorang gadis dari takdir malangnya."

"Apa maksudnya?"

"Dia akan... mati."

Muret cukup tercengang dengan pernyataan Lepus.

"Ma-ti...?"

"Ya. Dia sebenarnya gadis yang kuat. Bahkan lebih kuat dari anak laki-laki sebayanya. Tapi sayang, dia mengalami kecelakaan tak terduga yang membuatnya tewas. Aku ingin mencegah insiden itu terjadi."

"Kau... Bagaimana kau tahu soal itu?"

".... Jangan tanya."

Muret mengernyit.

Terkadang setiap kali setelah mengatakan atau melakukan sesuatu, jika Lepus ditanya apa alasannya, dia hanya menjawab dengan 'Jangan tanya'.

Dan setiap kali Lepus seperti ini, Muret mengerti kalau Lepus tak mau mengatakan alasan sebenarnya.

Meski begitu, Muret tidak akan memaksa jika Lepus tak mau mengatakan.

Itu juga salah satu caranya untuk menunjukkan bahwa dia mencintai Lepus apa adanya.

"Mmm.... Ya sudah. Terserah kau saja. Aku ikuti apapun itu."

Lepus tersenyum mendengar itu.

Dia kemudian memeluk Muret dan menciumnya.

"Terima kasih.... Aku mencintaimu. Kita tidur."

"Mm."

Mereka kemudian tidur dengan berpelukan hangat.

~~~

Pagi...

Lepus bangun dari tidurnya.

Kemudian dia menengok Muret yang masih terlelap dan dengan halus berusaha membangunkannya.

"Sayang, waktunya bangun. Sudah pagi."

"Mmm...."

"Sayang, ayo bangun."

"Mmm.... Aku masih ngantuk...."

"Hah~.... Ya sudah. Kau tidurlah. Aku yang masak sarapan untuk pagi ini."

"Mn...."

Lepus mencium kening Muret dan kemudian berpakaian.

Setelah itu, dia pergi ke dapur untuk memasak sarapan.

Sekitar sejam kemudian, Lepus sudah selesai menyiapkan sarapan.

Kemudian dia membangunkan Brisa dan Muret untuk sarapan bersama.

Setelah mereka selesai sarapan, Lepus membicarakan soal persiapan mereka pergi.

"Hari ini kita akan persiapkan untuk pergi ke tujuan kita selanjutnya. Kita akan ke rumah Bellmere-san kemudian kita pamit ke warga desa juga."

"Mm."

"Un."

Selesai sarapan, mereka pun mulai bersih-bersih rumah dan berkemas.

~~~

Saat hari sudah cukup siang, mereka bertiga pergi ke rumah Bellmere.

Saat mereka sampai di rumah Bellmere, yang ada hanya Nojiko seorang.

Lepus pun bertanya.

"Nojiko-chan, Bellmere-san di mana?"

"Bellmere-san di kebun. Mungkin sebentar lagi waktu makan siang kembali."

"Oh, ya sudah. Kami tunggu saja."

Lepus, Brisa, dan Muret kemudian duduk di kursi.

Setelah itu, Lepus bertanya lagi pada Nojiko.

"Nami-chan kemana?"

"Nami di kamar."

"Oh, bisakah kau panggilkan dia? Aku ingin memberikan sesuatu."

"Baik."

Nojiko kemudian memanggil Nami di kamar.

Setelah Nojiko dan Nami keluar dari kamar dan duduk, Lepus bicara.

"Nojiko-chan, Nami-chan, kami akan pergi."

Nojiko dan Nami sedikit terkejut mendengar pernyataan Lepus.

""Pergi?""

"Benar. Tapi tenang saja, kita pasti bisa bertemu lagi suatu hari."

Lepus, Brisa, dan Muret tersenyum.

"Begitu ya...."

Melihat Nojiko dan Nami yang sedikit menyayangkan, Lepus kembali bicara.

"Nami-chan, akan kuberikan buku-buku yang kumiliki padamu. Belajarlah dengan baik ya!"

"Un."

Nami mengangguk kecil.

Lepus kemudian mengeluarkan beberapa buku tentang navigasi dan lainnya untuk diberikan ke Nami.

Setelah itu, Lepus ingin memberikan sesuatu untuk Nojiko juga, tapi ragu-ragu.

"Nojiko-chan, kuberi apa ya? Hmm.... Aku tak punya apa-apa lagi yang bisa kuberikan."

Lepus sedikit berpikir hingga kemudian ingat sesuatu dan mengeluarkan sebuah kalung.

Kalung ini Lepus dapatkan saat jalan-jalan dan membeli pernak-pernik sewaktu di Notice.

"Baiklah, kalung ini saja! Pakai dan jaga ini baik-baik. Mungkin akan kuberi sesuatu yang lebih baik saat kita bertemu lagi suatu hari! Aku janji!"

Lepus kemudian memakaikan kalung itu ke leher Nojiko.

Nojiko tersenyum menerima kalung itu.

"Un. Terima kasih, Lepus-san!"

~~~

Saat hampir waktunya makan siang, Bellmere pulang.

"Hm? Ada tamu? Oh, ternyata kalian. Tumben kalian datang bertiga. Biasanya cuma Brisa-chan yang seringkali ke sini."

Bellmere cukup bertanya-tanya atas kedatangan Lepus dan lainnya.

Lepus kemudian mengatakan tujuan mereka bertiga datang.

"Yah, soal itu.... Kami ke sini untuk pamit."

"Hm? Pamit? Kalian akan pergi?"

Bellmere agak terkejut mendengar pernyataan tiba-tiba dari Lepus.

"Ya. Aku pernah bilang kalau kami tinggal di desa ini hanya untuk sementara saja, kan?"

Kemudian Bellmere sedikit terdiam dan berpikir.

"Hmm.... Kalau dipikir-pikir kau memang pernah mengatakan itu. Sayang sekali...."

Melihat Bellmere yang tampak sedikit menghela nafas kecewa, Lepus menyeringai.

"Kenapa? Bukannya bagus kalau bajak laut seperti kami pergi jauh-jauh dari desa ini? Hehahahaha!"

"Cih, bajak laut macam apa yang nganggur sepertimu. Aku jadi curiga hargamu yang 20 juta Beri itu cuma bualan saja!"

"Hei, hei. Jangan meremehkan kami, mantan Marine. Kami lebih kuat dari yang kau tahu!"

"Hmph! Terserah! ... Lalu, kalian akan ke mana setelah pergi dari sini?"

"Ke tujuan utama kami, Desa Shimotsuki."

"Hmm.... Tak pernah dengar. Yah, terserah lah. Kalian jaga diri baik-baik. Kapan kalian berangkat?"

"Besok."

"Begitu ya...."

Setelah itu, saat waktunya makan siang, Lepus mengajak mereka semua untuk makan siang bersama di restoran desa, sekalian pamit pada para penduduk desa.

~~~

Esoknya....

"Bellmere-san, Nojiko-chan, Nami-chan, Genzo-san, dan yang lainnya juga, selamat tinggal! Sampai jumpa lagi!"

"Sampai nanti, Nami-chan, Nojiko-chan!

"Selamat tinggal, semuanya!"

Lepus, Brisa, dan Muret melambaikan tangan dan mengucapkan selamat tinggal pada orang-orang dari desa Cocoyasi.

"Ya. Selamat tinggal. Jaga diri kalian!"

"Hati-hati di jalan!"

"Sampai jumpa lagi!"

Lepus, Brisa, dan Muret akhirnya meninggalkan Desa Cocoyasi.

Mengira Nami akan diajak pergi? Haha! Sayangnya itu takkan terjadi!

Lalu siapakah calon berikutnya?

rtlps_360creators' thoughts