Seperti seorang pahlawan, Anggasta membopong Meysha. Walau ia rasakan kalau tubuh Meysha tidak ringan. Ia membawanya ke dalam mobil. Keadaan di sekolah benar-benar sunyi. Hanya ada satu penjaga sekolah yang selalu siap sedia kapan pun. Segera Anggasta melajukan mobilnya.
Ia hendak membawa Meysha ke rumah sakit. Karena Anggasta sangat mencemaskan keadaan gadis yang sekarang ada di dalam mobilnya. Sesekali Anggasta melirik Meysha dari kaca. Memastikan keadaannya. Wajah Anggasta benar-benar terlihat cemas. Ia melajukan mobil dengan kecepatan tinggi karena kebetulan rumah sakit berada sedikit jauh dari sekolah.
"Meysha, bertahanlah. Sebentar lagi kita akan sampai," ujar Anggasta pelan sambil melirikkan kedua matanya ke arah gadis itu.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com