Hari-hari dilalui Anggasta tanpa Meysha. Semuanya terasa hampa. Ia seperti kehilangan sesuatu yang sangat berharga dalam hidupnya. Wajah Anggasta terlihat kusut, ia tidak memiliki semangat untuk menjalani aktifitasnya. Setiap hari, Anggasta pergi ke kampus. Ia mempunyai banyak teman di sana. Tetapi, tidak ada satu pun teman perempuan selama Anggasta berada di tempat itu.
Ia tidak tertarik dengan wanita yang ada di sana. Pikirannya terus tertuju pada Meysha. Anggasta hanya dapat melihat wajah Meysha melalui foto-foto kenangan mereka ketika masih bersama. Sering sekali, Anggasta membayangkan jika mereka bertemu. Tetapi, semua itu tidak mungkin terjadi.
Siang ini, Anggasta sedang duduk bersama dengan teman-temannya. Mereka memang sudah terbiasa menghabiskan waktu luang untuk berbincang, atau sekedar berkumpul saja. Di sebuah café yang menjadi langganan. Anggasta bersama dengan kedua temannya, memesan minuman dan juga beberapa makanan.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com