Pagi telah tiba, suara ketukan pintu kamar nyaring terdengar. Gadis itu enggan membuka matanya. Semakin dia menolak, suara ketukan pintu semakin nyaring terdengar.
"Bangun Tin!" sahut seseorang di balik pintu.
"Nanti!" balasnya enggan membuka mata.
"Sekarang sudah jam tujuh, kamu gak ikut upacara bendera?!"
Kedua matanya seketika terbuka, buru-buru dia beranjak dari kasurnya lalu dia mengambil handuk coklat miliknya tergantung di balik daun pintu kamar. Pintu kamar mulai terbuka, dia sedikit terkejut melihat kedatangan kakaknya.
Fadil pun menertawai dirinya baru saja keluar dengan memegang selembar handuk. Tina pun kesal, dia langsung memukul-mukul kakaknya dengan jengkel. Tidak hanya Fadil, Elisa, Luna dan Sarah ikut menertawakannya membuat Tina semakin malu.
"Tina, tangkap!" perintah Sarah sambil melempar sebuah plastik hitam.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com