Pagi ini Fatir berniat untuk menemui Viana. Kebetulan hari Minggu, Ia memanfaatkan waktu liburnya untuk mengunjungi mantan Istri dan kedua anaknya.
Entah mengapa, seminggu setelah mengetahui fakta jika Ia telah bercerai dengan Istrinya, membuat hari-hari Fatir seakan terasa kosong. Ia akui selama ini Ia banyak salah kepada ketiga orang yang begitu sangat berharga dalam hidupnya itu terutama Viana.
Selama menikah Ia tak pernah memperlakukan Viana dengan adil. Ia tak pernah memberikan hak Viana sebagai seorang istri. Ia lebih mementingkan kedua orangtuanya daripada keluarganya. Padahal Ia tau jika keluarga kecilnya lebih membutuhkan dirinya.
Kali ini Fatir benar-benar menyesal, mengapa Ia menyia-nyiakan istri dan Anaknya. Ia tau, untuk mengutarakan keinginan rujuk pada Viana mungkin tak akan terpenuhi. Namun niatnya untuk meminta maaf kepada Viana dan kedua anaknya adalah tujuan utamanya kali ini. Fatir bertekad untuk jujur, mengatakan semuanya tanpa harus Ia tutup tutupi.
Tiga puluh menit menempuh perjalanan, akhirnya Fatir pun sampai di kediaman orang tua Viana. Beberapa saat Ia terlihat sedikit bingung dengan kondisi rumah orang tua Viana. Tiga bulan tak berkunjung terlihat banyak sekali perubahan. Dan yang paling membuatnya tercengang adalah sebuah pabrik keripik yang cukup besar berada tepat di samping rumah. Ia ingat, Viana sangat senang mengolah kripik. 'Akhirnya cita-citanya tercapai'. Gumamnya.
Tak berselang lama, seorang wanita cantik yang sangat familiar terlihat keluar dari dalam Pabrik. Wanita itu terlihat semakin cantik, berwibawa dan juga semakin stylish. Sempat Fatir mengira jika itu bukan Viana, namun setelah memperhatikan lebih seksama ternyata wanita itu adalah Viana mantan istrinya. 'Ternyata kau banyak berubah Vi, aku tau kau wanita yang kuat dan mandiri'. Gumam Fatir menatap wanita yang tujuh tahun pernah menemani hari-hari nya.
"Assalamualaikum Vi.." ucap salam Fatir saat menyapa Viana.
Viana yang sangat mengenal dengan baik siapa yang memanggilnya itu berusaha untuk tetap tenang. 'Mas Fatir..???'. Gumamnya dalam hati.
"Vi...aku boleh masuk???" tanya Fatir lagi.
"Mau apa kamu Mas..???" ucap Viana sedikit tegas.
"Vi...apa aku boleh masuk??? Aku ingin bicara padamu" ucap Fatir dengan lembut.
Viana semakin heran dengan sikap mantan suaminya itu. Ia sedikit bingung. Mengapa sikap Mas Fatir berubah drastis. Berbeda dengan Mas Fatir tiga bulan yang lalu. Viana seakan melihat pria di depannya itu seperti Mas Fatir yang pertama kali Ia temui dulu sebelum menikah.
"Ngga Mas...jangan disini...di rumah ada Bapak, kita bicara di luar aja...kita ke kafe biasa aja Mas, nanti aku nyusul." jawab Viana. Ia sedikit melunak melihat sikap Fatir. Ia yakin jika Fatir ingin membicarakan hal yang penting.
Keduanya pun saat ini sedang duduk saling berhadapan. Entah siapa yang akan memulai pembicaraan. Karena sejak mereka sampai lima menit yang lalu keduanya hanya saling diam. Hingga pada akhirnya Viana membuka suara.
"Apa yang ingin Mas sampaikan??? Aku tidak punya banyak waktu..!!!" ucapnya dengan sedikit tegas. Viana tak ingin terlihat lunak di depan mantan suaminya itu, meskipun pria itu adalah ayah dari kedua anaknya.
"Vi.. sebenarnya ini tak pantas...namun aku ingin jujur padamu Vi.. Entah engkau percaya atau tidak namun inilah kenyataannya. Ternyata selama ini aku...aku...di pelet oleh Rani..!!!" jelas Fatir. Ia yakin jika Viana tak mungkin semudah itu percaya pada ucapannya. Namun Ia tetap berusaha menyampaikan kenyataan yang menimpa dirinya saat ini.
"Apa???? Mas...di pelet..???!!!" ucap Viana sedikit terkejut. Kemudian Ia pun terkekeh geli mendengar penjelasan Fatir. "Sudahlah Mas...semuanya sudah berakhir...dan Mas sudah mendapatkan apa yang Mas inginkan.. Mas sudah berhasil membuat hidup anak-anak menderita... penghinaan orang tua Mas, bahkan Mas juga sudah legah karena berhasil menceraikan diriku dan memilih wanita itu..apalagi yang perlu Mas jelaskan??? Mas pikir dengan alasan dipelet maka aku akan percaya begitu saja??? Bulsit!!!Maaf Mas,, Mas sangat salah." Viana sangat geram mendengar ucapan Fatir.
"Tapi Vi.. begitulah kenyataannya...Aku tau jika kau tak akan percaya padaku...!! Tapi tak apa Vi...Aku hanya ingin meminta maaf atas apa yang selama ini aku lakukan pada kau dan anak-anak...Aku tau..aku tak pantas melakukan ini semua...tapi aku sadar Vi, aku sungguh menyesal..!! maukah kau memaafkan aku???" Ucap Fatir yang tiba-tiba menggenggam erat tangan Viana yang langsung ditepis oleh mantan istrinya itu.
"Sudahlah Mas..aku sudah memaafkan dirimu..tapi aku mohon..jangan pernah datang dan mengganggu kehidupan aku lagi...!!" Selesai mengucapkan kata itu Viana lalu beranjak dan pergi meninggalkan Fatir yang masih terpaku karena kepergian dirinya.
" Maafkan aku Vi...aku tau tak semudah itu untuk mendapat maaf darimu...tapi aku akan selalu berusaha agar kau betul-betul mau memaafkan diriku dan mau rujuk lagi denganku." Gumam Fatir kemudian Ia pun beranjak dan meninggalkan kafe tempt keduanya bertemu. "Aku akan melakukan apapun untuk bisa rujuk lagi denganmu Vi...apapun caranya....ini demi anak-anak.."
****
"Vi...kamu kemana aja nduk...??? Kifli nyariin kamu dari tadi!!!" tanya sang Ibu yamg melihat Viana baru saja turun dari mobil.
" Viana tadi ada perlu Bu...jadi ngga sempat pamit..!!!" Ucapnya kemudian menyalami dengan takzim tangan sang Ibu. Tiba-tiba suara si bungsu pun terdengar.
" Bundaaaaa.....bundaaaa dari mana aja sih??? Kifli nyariin ko ngga ada???"
"Bunda ada urusan sayang..." ucap Viana yang langsung memeluk si bungsu memberikan kecupan dipipi gembulnya lalu mengusap kepalanya dengan lembut. " KK mana sayang..??? tanya Viana menanyakan keberadaan Widya anak sulungnya.
" Tadi...KK udah berangkat duluan sama aunty Rahimah...Kifli pengen diantar sama Bunda aja..." ucap Kifli yang masih asyik bergelayut manja di lengan ibunya.
"Oh ya Bu...Ayah kemana sih??? dari pagi Uda ngga ada???" Tanya Viana yang tak melihat keberadaan sang Ayah.
"Tadi.. pagi-pagi sekali Ayahmu ke rumah Pak RT..katanya ada tetangga kompleks kita yang butuh dua ekor sapi untuk acara pesta pernikahan anaknya..makanya bapak mau ketemu untuk kesepakatan harga.." jelas Ibu Viana.
" Emang pestanya kapan Bu...??" Tanya Viana yang sedang sibuk merapikan baju Kifli.
" Kayanya sih...dua Minggu lagi...makanya Ayah kamu bingung...mau nyari sapi dimana??? habis tiba-tiba.." jelas Ibu Viana
" Ya mudah-mudahan Ayah di mudahkan..dan Alhamdulillah ya Bu...rejeki Bapak.. langsung dapat pesanan dua ekor heheheh!! ya sudah kalau gitu...ibu mau pesan sesuatu ngga...soalnya Viana mau ke supermarket dulu setelah mengantar kan Kifli ke sekolah"
"Ibu pesan stok sayuran aja Vi...kayanya udah mau habis.."
" Ya udah...ayok sayang berangkat sama Bunda.." ajak Viana pada Kifli." Bu...Viana pamit.. Assalamualaikum"
"Wa'alaikum salam... hati-hati Vi...!!!" ucap sang Ibu setelah anak dan cucunya itu meninggalkan halaman rumah.