Sehun merebahkan tubuhnya di ranjang, menghela nafas lelah dan melirikan matanya kearah pintu kamar mandi.
Siapa lagi jika bukan gadis itu? Sebenarnya bukan gadis lagi, tapi mau bagaimana? Tak apa lah, hingga ia menyandang status ibu.
Lagi, Sehun menghela nafas, membenamkan wajahnya pada bantal dan memejamkan matanya. Ia sangat lelah, setelah menemani Jisung, si bocah yang ia temui tadi untuk makan, membeli pakaian, dan juga mengantarkannya ke panti asuhan di tempat yang sama dengan Luhan.
Bersyukur Suzy tertidur, jika tidak? Pasti gadis itu sudah menanyainya yang tidak-tidak. Sehun yakin itu.
Ceklek.
Sehun menoleh, memperhatikan Suzy yang baru saja keluar dari kamar mandi yang sudah lengkap dengan baju tidurnya.
"Sehun, aku sudah menyiapkan air hangat. Mandilah." Ujar Suzy, menarik bahu Sehun dan membantu suaminya itu untuk membuka dasinya.
"Tak bisakah aku langsung mandi?" Tanya Sehun seraya mengerang kesal. Menghentakan kakinya kesal lalu merengut. Jujur saja ia hanya ingin tidur.
"Mandilah!" Titah Suzy, menepuk punggung Sehun dan tersenyum kecil saat ia lihat Sehun akan mendebatnya karena sudah memukul punggung pria itu.
**
"Suzy! Piring!"
"Ya~"
"Suzy! Sendok!"
"Yaa."
"Suzy! Cawan!"
"Ck. Ya."
"Suz-"
"Apalagiii?!" Teriak Suzy tak suka. Sedari tadi hanya dia yang kesana-kemari. Sedangkan Sehun? Dia beralasan sedang memasak maka dari itu pria tampan tingkat dewa tersebut mendebutkan Suzy sebagai babu dadakannya.
"Cepatlah! Aku tak ingin udangku gosong!" Desak Sehun. Tak mempedulikan Suzy yang sudah mengumpati dirinya sedari tadi. Ingat! Istri yang baik tidak boleh melawan suami! Mengerti anak-anak?
"Kau bisa mengambilnya sendiri. Kenapa harus aku haisshh!" Gerutu Suzy tak terima. Bathinnya masih menolak untuk menjadi pembantu dadakan Sehun. Bagaimanapun, ketinggian harga diri Suzy itu melebihi langit ke-tujuh!
"Kau bisa mengambil sendiri! Kaki ada tangan ada! Sedari tadi kau hanya menggunakan mulut!" Dengus Suzy, tapi tetap saja ia memberikan wadah lain untuk Sehun.
"Diamlah! Kau sangat berisik." Jawab Sehun tak mau tau. Mematikan kompor lalu..
Plak.
Memukul sekilas dahi Suzy dengan telapak tangannya yang menghasilkan bunyi dan teriakan dari pemilik dahi, Suzy.
"YA!! Kau menyebalkan!" Teriak Suzy. Menarik lengan kemeja Sehun dan memukulnya dengan brutal. Menghasilkan ringisan kecil dari Sehun yang tentunya tidak terlalu berdampak pada Suzy. Tetap dan masih terus memukuli Sehun dengan segenap kekesalannya. Ini masih pagi ngomong-ngomong!
"Kau benar-benar menyebalkan! Sangat! Dan makin sangat menyebalkan lagi!" Teriak Suzy, tetap pada pukulannya dan ringisan kecil dari Sehun.
Sret.
"Hei, hentikan! Kau merusak styleku Nyonya Oh Suzy." Ucap Sehun, mendudukan Suzy pada kursi lalu mengacak singkat rambutnya.
"Aku tak peduli! Kau pergi ke kantor untuk bekerja bukan untuk mencari cadangan wanita!" Dengus Suzy, menusuk udang dengan garpunya lalu menunjuk-nunju Sehun dengan garpu yang ia pegang, oh dan juga jangan lupakan udangnya.
"Aku berniat mencari pria cantik untuk menjadi cadanganku sekarang." Ujar Sehun acuh. Meminum susunya lalu mengendikan bahunya tak peduli saat ia rasa kini aura membunuh Suzy begitu kuat.
"Apa maksudmu?" Desis Suzy. Mengepalkan tangannya guna meredam nafsu untuk membunuh Sehun.
"Ya kau tau, seperti Baekhyun?"
Sret.
Bruk.
Akh.
"Apa kau bilang?" Ulang Suzy. Mencengkram kerah baju Sehun dan mengguncangnya. "Ya tuhaaan Sehuuun! Sadarlah!! Kau ini kenapa? Apa aku kurang menggoda? Apa aku kurang seksi? Sadarlah sayaang!!! Sadaaaaaar!" Teriak Suzy frustasi. Menjambak rambut Sehun dan berteriak-teriak tak terima. Bagaimanapun Sehun tak boleh mencari yang baru, apa lagi pria? Sehun pastikan ia akan memutilasinya.
"Aks.. shh. Sakit ya tuhaan! Rambutku!" Ringis Sehun. Menyandar pasrah pada kursinya lalu meringis. Kulit kepalanya serasa akan lepas. Serius.
"Oh astaga!" Pekik Suzy lagi. Memeluk Sehun lalu menepuk-nepuk punggungnya lembut. Menyandarkan kepala Suzy pada bahunya dan mengelus kepala pria itu. "Berarti kau sudah sadar." Gumam Suzy.
"Kau benar-benar ingin membunuhku?" Tanya Sehun sarkastik. Menyingkirkan Suzy dari pangkuannya lalu mengerut kesal.
"Rambutku. Bajuku. Dan semuanya sudah kau hancurkan!" Ujar Sehun.
Suzy kembali ke kursinya, melanjutkan acara mari sarapan paginya tanpa mengindahkan Sehun yang sudah bersungut-sungut dan mengeluh karena harus mengganti pakaiannya lagi.
"Berhenti mengoceh dan lanjutkan sarapanmu!" Peringat Suzy, menyodorkan beberapa lauk pada Sehun yang tetap pada sungutan rianya.
"Dasar nenek sihir!" Dengus Sehun.
"Yaaa, nenek sihir ini juga yang sudah memenjarakanmu pada perasaan yang dinamakan sebagai cinta."
TBC
SEE U NEXT CHAP
THANK U
DNDYP