Itu Sehun. Suaminya, pria kurang ajar dalam hidupnya.
"Sehun." Gumam Suzy. Makin berjalan mendekat dengan suaranya yang sudah bergetar.
jatuh terduduk tepat di samping Sehun yang hanya tersenyum tipis di sampingnya. "Sehun." Panggilnya lagi.
"Uhuk." Darah. Yang ia batukan tadi darah.
Suzy menangis. Ia benar-benar tak bisa lagi membendungnya sekarang. Dengan derai air matanya, Suzy meraih kepala Sehun. Meletakannya tepat di pangkuannya dan melihat keadaan Sehun saat ini.
"Bertahanlah. Aku akan menelfon ambulan." Ujar Suzy gemetaran. Mengobrak-abrik isi tasnya dengan tangan yang tetap bergetar.
Dapat. Ponsel pipih itu ia dapatkan, menekan beberapa digit angka dengan getaran yang terus saja ada pada tangannya. Sedangkan tangannya yang lain ia gunakan untuk menggenggam tangan Sehun. Memberk kekuatan agar lelaki itu tetap terjaga.
"Ada kecelakaan di sini. Didekat taman kota. K.. ku mohon cepatlah kesini hiks." Terisak. Ia benar-benar terisak. Air matanya berderai deras. Menatap mata Sehun yang sudah susah payah ia jaga agar terus terbuka.
"Ku mohon bertahanlah hiks." Isakan itu lolos lagi. Mengiris hati Sehun yang saat ini hanya terdiam di pangkuannya.
"Kau cantik." Ujar Sehun. Memberikan buket bunga di tangannya dengan susah payah.
"Tadinya itu putih bersih." Ujar Sehun. Masih mencoba tersenyum dengan lelehan darah yang mengalir dari kepalanya. "Apa boleh buat." Gumamnya pelan.
"Aku suka. Maaf. Dan terima kasih." Suzy meraih buket bunga yang diberikan Sehun padanya lalu mendekap erat tubuh Sehun.
"Sebentar lagi ok." Ujar Suzy tepat di samping telinga Sehun.
**
"Ada apa? Apa yang terjadi?" Tanya Siwon yang baru datang dengan pria blasteran Kanada itu. Kris.
"Aku.. aku.. maafkan aku. Ini semua terjadi karnaku." Ujar Suzy, masih dengan deraian air matanya. Memeluk erat kedua lututnya lalu kembaki terisak.
"Tak apa. Ini sudah jalannya." Siwon bersikap bijaksana. Ia tidak akan bisa setenang ini jika ia tak ingat bahwa ada dua anaknya di sana.
Aku hanya ingin kau kembali Sehun. Berjuanglah. Kau pasti bisa. Kau anakku. Kau kuat.
Siwon membathin dalam diam. Ia duduk di kursi tunggu yang bersebrangan dengan Suzy. Menatap nanar ke arah pintu ruang operasi yang tak kunjung terbuka. Siwon diam, ia masih syok.
Sehun.
Anak bungsu kesayangannya, yang paling kurang ajar, keras kepala, dan juga paling jenius. Sedang terbaring di dalam sana. Berjuang sendiri.
"Oh Sehun bodoh. Kau pasti bisa." Gumam Siwon.
**
Apa ini mimpi? Si keras kepala yang kurang ajar sedang terbaring di dalam sana? Yang kerasnya melebihi besi baja, masuk ruang operasi?
Kris membathin heran. Ia ingin sekali menerobos masuk ke dalam sana dan mengobrak-abrik isinya. Siapa yang berani memberikan lelucon tak berguna ini padanya?
"Oh Sehun. Cepatlah keluar dari ruang terkutuk itu dan aku akan membelikanmu satu pabrik buble tea. Aku janji." Gumam Kris.
Ia duduk di samping Suzy. Mengusap bahu bergetar adik iparnya yang sudah dalam keadaan mengenaskan. Baju yang berlumuran darah dan juga wajah penuh air matanya.
"Tenanglah. Sehun pasti akan baik-baik saja." Hibur Kris. Membawa Suzy dalam pelukannya dan mengusap punggung kecil itu. Menenangkan gadis kecil yang ia juga masih tak percaya bahwa itu adalah adik iparnya.
"Ini salahku. Ini semua salahku." Ujar Suzy yang tetap sesenggukan dalam pelukan Kris.
"Stt. Tenanglah, ini bukan salahmu." Ujar Kris. Melepas pelukannya lalu tersenyum lembut. "Sehun itu kuat. Tenanglah." Hibur Kris lagi.
**
Empat jam sudah berlalu.
Pintu ruang operasi masih belum terbuka. Siwon makin panik. Ia bangkit berdiri, berjalan mendekati pintu yang secara bersamaan terbuka dengan kedatangannya.
"Bagaimana keadaan anakku?" Tanya Siwon.
"Orang tuanya Oh Sehun?" Tanya sang dokter.
"Pertanyaan bodoh!" Gumam Kris. Memutarkan bola matanya lalu berjalan mendekati Siwon, ayahnya.
"Silahkan ikuti saya ke ruangan saya." Pinta sang dokter tadi. Berjalan terlebih dahulu dengan diikuti Siwon di belakangnya.
"Sehun akan dipindahkan ke ruang inapnya, pergilah ke sana dan bawa Suzy." Pinta Siwon dan menepuk pelan bahu Kris.
"Ya." Jawab Kris santai.
"Pergilah bersama Kris ok." Ujar Siwon, mengelus surai panjang Suzy lalu menyusul dokter yang tadi bicara padanya.
Semoga anakku baik-baik saja. Bathin Siwon.
**
"Suzy, pulanglah. Bersihkan dirimu lalu istirahat." Suruh Kris.
"Tidak. Aku ingin menemani Sehun di sini." Tolak Suzy. Mengeratkan genggaman tangannya pada tangan Sehun, lalu menatap lagi mawar putih pemberian Sehun.
"Setidaknya bersihkan dirimu." Ujar Kris.
"Aku tidak mau." Tolak Suzy. Menatapi wajah lebam suaminya, lalu menidurkan kepalanya di lengan Sehun.
Nyaman.
Dalam diam. Suzy kembali menangis, menitikan air matanya lalu menyamankan posisinya saat ini.
Tak ingin pergi, apa lagi untuk beranjak barang seinchipun. Ia tak mau melewatkan moment siuman Sehun. Ia harus melihat Sehun sadar langsung.
Sehun. Ku mohon, jangan pergi. Aku janji tidak akan nakal lagi. Ku janji. Sadarlah, dan aku akan menuruti semua perkataanmu.
Bathin Suzy. Mengelus tangan Sehun lalu mengecupnya pelan. Ia takut jika harus kehilangan Sehun.
**
Siwon tersenyum samar saat memasuki ruang inap anaknya. Ada Kris yang tidur selonjoran di sofa sudut kamar.
Ada Suzy yang ia yakin saat ini sudah tertidur di samping Sehun.
Berjalan mendekat lalu mengusap pucuk kepala Suzy. Menatap wajah pucat anaknya yanh bertambah pucat. Tersenyum tipis lalu mengecup perban yang mengelilingi kepala anaknya.
"Cepat sembuh Batu!" Bisik Siwon.
Melirik jam tangannya lalu tersenyum lagi. Entah apa yang membuatnya bahagia di saat menyedihkan seperti ini.
"Suzy." Panggil siwon.
Tak ada jawaban. Suzy masih tertidur pulas di tempatnya. Tak merasa tertanggu sedikitpun.
"Suzy." Lagi. Siwon sedikit mengguncang bahu gadis mungil itu.
"Suzy!" Kali ini sedikit lebih keras.
"Eunghh." Suzy melenguh kecil. Menegakkan tubuhnya lalu mengusap matanya yang sembab.
"Pulanglah. Bersihkan dirimu lalu skolah." Suruh Siwon.
"Tidak pa. Aku ing-"
"Sehun akan marah jika kau bolos Suzy." Ujar Siwon.
Suzy terdiam. Menatapi wajah Sehun lalu menggeleng lagi. Ia tak ingin meninggalkan Sehun saat ini. Ia hanya ingin berada di dekat Sehun. Sehun. Sehun. Dan Sehun.
"Pulanglah. Jika Sehun sadar, aku akan langsung mengabarimu. Bagaimana?" Tawar Siwon.
Suzy terdiam. Menatap wajah Siwon lalu mengangguk kecil. Melepaskan tangannya dari Sehun lalu mencium lama kening pria itu.
"Papa janji?"tanya Suzy memastikan.
Siwon mengangguk mantap. Berjalan mendekati sofa tempat Kris tertidur lalu menarik sebelah kaki si naga.
"Kris. Bangunlah. Antar Suzy pulang." Suruh Siwon.
"Ck. Ini hari liburku." Gumam Kris.
Siwon berdecak kesal. Menarik telinga Kris hingga pria tinggi itu bangun. "Tak ada hubungannya tuan Wu!" Ujar Siwon. "Cepat!" Sentak Siwon.
"Ck. Ia ia." Kris mendengus kesal. Bangkit dari duduknya lalu berjalan menuju kamar mandi. Hanya untuk sekedar cuci muka dan merapikan tatanan rambutnya.
"Cepat Nyonya Oh." Suruh Kris. Berlalu menuju pintu keluar dengan sebuah kunci mobil di tangannya.
Diam.
Suzy hanya diam tak bergeming. Masih menatapi wajah tampan Sehun yang sedang terpejam rapat.
"Nyonya Oh!" Kris sedikit berteriak kesal. Masalahnya suster-suster genit itu sudah melirik-meliriknya.
"Ck. Ia ia!" Beranjak dari tempatnya lalu menghentakan kakinya kesal. "Tolong titip Sehun pa." Ujar Suzy. Melambai kecil lalu menyusul si tiang datar.
**
Suzy duduk diam di bangkunya. Memegang ponsel lalu menatap ke lapangan di samping kelasnya.
Bagaimana keadaan Sehun. Apa dia sudah sadar?
Lagi. Suzy diam, membathin sedih lalu menundukan kepalanya. Lagi-lagi Sehun. Pikirannya hanya dipenuhi oleh Sehun, Sehun, dan Sehun.
Tqp.. tap.. tap..
Suara langkah kaki menggema di lorong-lorong sekolah. Suzy tau, Kris si tiang tampan berjalan sudah berada di depan kelasnya.
"Buka buku halaman 127 dan kerjakan latihannya, kumpul hari ini di meja Mr. Oh." Kris berucap tegas. Berdiri dengan gagahnya dan lengkap dengan wajah datarnya.
"Mr. Oh kenapa Mr. Wu?" Tanya si ketua kelas. Penasaran.
"Ehem." Berdehem sebentar. "Kecelakaan." Ujar Kris, melirik Suzy sebentar lalu kembali diam.
"Sel-"
Drrt.. drrt.. drrt..
"Sebentar." Ujar Kris. Melangkah keluar kelas lalu menjawab panggilan ponselnya.
Melirik ke dalam kelas sebentar lalu kembali berbicara melalui ponselnya.
"Ehem. Hanya untuk informasi." Ujar Kris.
"Sehun sekarang kritis."
TBC
SEE U NEXT CHAP
THANK U
HAVE A NICE DAY
DNDYP