webnovel

Ch. 25

Baekhyun tersenyum sinis. Ayah? Ayah itu sejenis makanan apa? Apa ayah itu berharga? Hanya itu yang ada di pikiran Baekhyun saat ini.

"Ayah?" Ulang Baekhyun.

Tuan Byun mengangguk. Mencoba tersenyum namun gagal, saat Baekhyun tertawa sinis. Lengkap dengan matanya yang berkaca-kaca.

"Ayah apa yang kau maksud?" Tanya Baekhyun.

"Jaga bicara mu Baek!" Bentak tuan Byun. "Aku tak pernah mengajarkan hal tak sopan pada mu!" Sambung tuan Byun lagi.

"Kau memang tak pernah mengajari ku hal tak sopan." Jeda. "Itu mustahil. Karna kau tak pernah mengajarkan apa-apa pada ku!" Baekhyun mulai emosi. Dadanya naik turun.

"Byun Baekhyun!"

PLAK.

Satu tamparan keras mendarat di pipi mulus Baekhyun. Menyisakan bekas jari berwarna merah yang kentara.

"Ayah ku sudah MATI!" Baekhyun berujar dengan air mata di pipinya. Berlari menaiki tangga dan menuju kamar Chanyeol.

"Byun Baekhyun! Kita belum selesai bicara!" Teriak tuan Byun. Menggeram marah dan memukul dinding yang tak jauh darinya.

**

Chanyeol bergidik ngeri saat mendengar suara tamparan dari lantai bawah. Ia sibuk mondar-mandir seperti setrikaan di dalam kamarnya. Ia ingin keluar tapi tak berani. Ia masih punya sopan santun untuk tak ikut campur dalam urusan ayah anak itu.

"Baekhyun bodoh! Sudah ku bilang jangan pulang!" Chanyeol terus mondar-mandir di dalam kamarnya. Menunggu suasana mereda dan berlari ke tempat Baekhyun.

"Baek. Apa yang kau lakukan di bawah sana?!" Chanyeol masih sibuk dengan setrika stylenya.

BRAK.

Pintu kamar Chanyeol terbuka lebar. Menampilkan sosok mungil Baekhyun yang datang dengan bahu bergetar.

"Baek!" Panggil Chanyeol. "Sudah ku bilang jangan pulang!" Bentak Chanyeol.

Berjalan cepat ke arah Baekhyun dan memeluknya. Membiarkan Baekhyun menangis dan mengusap bahu kecilnya.

"Kau kakak sepupu paling bodoh di dunia!" Ujar Chanyeol. Mengatur nafasnya dan mengunci pintu kamarnya.

"Kau tak bilang jika pria tua itu yang datang." Baekhyun tetap menangis. Menginjak kaki Chanyeol dan meninju lengannya.

"Kau tinggal peka Baek." Ujar Chanyeol. Mengusap pipi kanan Baekhyun yang terdapat karya seni luar biasa. "Sangat kontras dengan warna kulit mu!" Gumam Chanyeol.

"Aku tidur dengan mu saja ya." Pinta Baekhyun. Chanyeol menghela nafas berat dan mengangguk. Berjalan menuju ranjangnya dan bergolek di sana.

"Chan, kapan kau akan menikahi ku?" Tanya Baekhyun serius. Mengikuti Chanyeol yang sedang rebahan di ranjang king sizenya.

Chanyeol mendesah pasrah. Memejamkan matanya dan menatap Baekhyun. "Aku belum tau Baek. Kita masih kelas 3 SMU." Ujar Chanyeol.

"Ini sudah terlalu lama." Gumam Baekhyun dengan mata berkaca-kaca.

Chanyeol dilema. Sekarang ia harus apa? Ia memeluk Baekhyun dan mengusap punggung mungilnya.

**

"HULK!" Suzy berteriak dari depan pintu kamarnya. Ia sudah selesai mandi. Wajahnya sudah lebih segar, hanya saja sembab pada matanya tak mau hilang.

"Hulk gagal produk itu kemana?" Tanya Suzy. Memutari rumahnya dan berhenti pada satu ruangan.

"Hulk gagal produk! Kau sengaja menulikan telinga mu?!" Teriak Suzy saat sudah berada di dalam ruang gym milik Sehun.

"Jika kau ingin bertengkar dengan ku. Balik badan dan aku akan meladeni mu setelah aku mandi." Ujar Sehun acuh tak acuh.

Suzy mendengus. Melipat tangannya didepan dada dan menatap Sehun tajam. "Setidaknya minta maaf pada ku!" Dengus Suzy.

"Sama-sama." Jawab Sehun. "Ngomong-ngomong. Kenapa dengan mata buluk mu itu?" Tanya Sehun. Menunjuk mata Suzy yang sedikit membengkak.

"Mata ku fitness!" Dengus Suzy. Balik badan dan keluar meninggalkan Sehun yang hanya terkekeh geli.

**

Suzy menghentakkan kakinya kesal dan berjalan kembali menuju kamar. Merebahkan tubuhnya di kasur dan meraih ponselnya.

Bermain game yang hanya itu itu saja. Angry bird. Hello kitty lunch box. Piano tiles. Exorun. Dan apalah itu, Suzy tak hafal. "Akuu bosaaan." Gumam Suzy. Merentangkan tangannya dan..

Puk.

Suzy menoleh. Mendapati benda mati berwarna hitam yang tergeletak tak berdaya di sampingnya. "Ponsel Sehun." Gumamnya. Berguling ke kanan, dan diam-diam tangannya merayap untuk mengambil ponsel hitam disana. "Aku tak sengaja mengambilnya." Suzy mengucapkan mantra itu berkali-kali. Menghipnotis dirinya sendiri bahwa itu hanya sebuah ketidak sengajaan.

"Dapat!" Gumamnya. Mengotak-atik ponsel Sehun dan dahinya mengerut heran. "Ini pesan apa?" Tanya Suzy pada dirinya sendiri.

"Sehun. Jadian dengan ku saja ya? Meh! Wanita tua tak sadar umur!" Suzy mencebikkan bibirnya pelan.

"Sehun i love u. Jijik!"

"Sehun. Mau menjadi ayah dari anak ku nanti? Ku mutilasi kau!"

"Sehun datang ke pesta ulang tahun ku ya. Ku tunggu. Mimpi saja, Sehun ku tahan di rumah!"

Suzy terdiam. "Pesta ulang tahun?" Ulangnya. Melihat pesan barusan dan membaca tanggalnya.

"Ooh malam ini." Suzy manggut-manggut tak karuan. Masih saja santai hingga..

"APAAAA?! Malam ini?" Pekiknya heboh. "Tidak! Sehun tidak boleh keluar! Sehun jadi tahanan ku hari ini!" Tekad Suzy.

Saking fokusnya ia sampai tak sadar jika ada Sehun di sampingnya. Sudah lengkap dengan pakaian santainya dan aroma maskulin yang keluar dari tubuhnya. Oh, jangan lupakan rambutnya yang tertata rapi, sangat rapi!

"Apa yang kau lakukan dengan ponsel ku?" Tanya Sehun santai.

Suzy gelagapan. Menjauhkan ponsel Sehun dan otaknya memutar mencari alasan. "Aku tak sengaja mengambilnya." Ujar Suzy cepat. Mantra tadi masih terselip di antara lipatan otaknya.

Sehun menaikan sebelah alisnya dan membuka ponselnya. "Pesan." Ujar Sehun. Mengangguk-anggukan kepalanya dan kembali pada pesan-pesan yang lain. "Tak sengaja membuka dan membaca pesan ku?" Tanya Sehun.

Suzy mengangguk cepat. Menelan kasar air liurnya yang tiba-tiba terasa tajam di tenggorokannya. "Tamat sudah riwayat ku." Gumam Suzy.

"Sudah melihat semuanya?" Lagi-lagi Sehun bertanya santai. Memutar-mutar ponsel di tangannya dan menatap Suzy.

"Belum. Maksud ku aku tak melihat semuanya." Sanggah Suzy. "Kali ini aku jujur." Sambung Suzy saat ia rasa bahwa tatapan Sehun tak beralih juga dari wajahnya.

"Berarti yang tadi kau berbohong?" Tanya Sehun.

Suzy makin gegalapan. Kepalanya menggeleng heboh. Tangannya bereaksi dengan kepalanya. "Tidak, eh ia. Eh maksud ku tidak!" Ujar Suzy kalang kabut.

"Sudahlah. Kau juga sudah baca kan." Ucap Sehun. Bukan pertanyaan, tapi pernyataan.

Suzy hanya menunduk dan mengutuki mulut bodohnya yang terlalu jujur.

Sehun tersenyum. Meletakan lagi ponselnya dan membawa Suzy ke dalam pelukannya. Merasakan tubuh mungil itu menegang semakin membuat Sehun tersenyum. "Rileks. Tak usah sebegitu tegangnya." Ujar Sehun seraya mengusap pucuk kepala Suzy.

"Apa yang kau lakukan?" Tanya Suzy. Mencoba melepaskan pelukan Sehun. Namun? Sia-sia. Hulk seperti Sehun itu bagaikan superman. Terlalu kuat.

"Tenanglah. Aku lelah. Kau tak kasihan pada ku? Guru? CEO? Harusnya aku dapat perhatian lebih." Ujar Sehun. Menghirup wangi lemon yang keluar dari rambut gadis kecilnya.

"Kenapa kau tak melepas salah satu?" Tanya Suzy. Mulai rileks, dan membalas pelukan Sehun. Menyamankan tubuh kecilnya dengan pelukan hangat Sehun.

Sehun menggumam. Memejaman matanya, dan membuka perlahan. "Kau akan tau nanti." Ujar Sehun. "Jangan terlalu memikirkan masalah tadi, bagi waktu antara memikirkan masalah mu dan memikirkan belajar mu. Jangan lupa pikirkan aku." Ujar Sehun lagi. Mengeratkan pelukannya dan mencoba tidur nyenyak.

Lelah! Otaknya lelah berfikir, tubuhnya lelah berkerja, bathinnya kurang kasih sayang. Kurang bahagia apa lagi Sehun.

Suzy mengangguk. Sedang tak mau berdebat dengan Sehun, dan menyamankan posisi kepalanya di dada Sehun.

**

"Jangan menangis Baek." Ujar Chanyeol.

"Aku lelah bersembunyi Chan." Jawab Baekhyun.

Chanyeol diam. Mengusap kepala Baekhyun dan bahu kecilnya.

"Baiklah." Ujar Chanyeol.

Baekhyun mendongakkan kepalanya dan menatap Chanyeol bingung. "Baiklah?" Ulang Baekhyun.

"Aku akan menikahi mu." Jelas Chanyeol. Tersenyum lebar dan mengusak puncuk kepala Baekhyun.

"Benarkah?" Mata Baekhyun berbinar.

Chanyeol mengangguk. "Tentunya, setelah..."

TBC

SEE U NEXT CHAP

THANK U

HAVE A NICE DAY

DNDYP