webnovel

Ch. 26

"Setelah kau jadi perempuan Baek." Ujar Chanyeol.

Hening.

Hening.

Hening.

"Kau sialan!" Maki Baekhyun. Memukul lengan Chanyeol dan menjambak rambutnya.

"Aw.. sakit Baek, ya ampun! Lepaskan tangan mu!" Pinta Chanyeol. Kulit kepalanya terasa akan lepas. Jambakan Baekhyun luar biasa.

"Mati saja kau!" Umpat Baekhyun.

"Aku hanya membaca apa yang ada di teks drama kita Baek!" Chanyeol membela diri. Di teks drama mereka memang itu kata-katanya.

"Setidaknya kau buat sedikit romantis sialan!" Baekhyun tak mau berhenti. Malah menjambak rambut Chanyeol makin keras lagi.

"Aku harus jawab 'ya baiklah. Bulan depan kita menikah' begitu? Tidak ada kesannya Baek!" Chanyeol mulai geram sendiri. Jambakan Baekhyun tak lepas-lepas.

"Harusnya saat aku bilang 'setelah kau jadi perempuan' kau menangis lalu mengancam bunuh diri! Bodoh!" Dengus Chanyeol.

Baekhyun hening. Jambakannya mulai melemah. "Benar juga." Gumam Baekhyun.

"Lepaskan kepala ku!" Pinta Chanyeol. Pemaksaan lebih tepatnya.

"Aku tak bawa pisau." Jawab Baekhyun.

"Maksud ku rambut ku Baek. Rambut!" Geram Chanyeol.

"Dimana gunting mu?" Tanya Baekhyun.

"JAMBAKAN MU BAEK!!" Chanyeol benar-benar naik darah sekarang.

"Oh. Ok!" Ujar Baekhyun. Melepaskan jambakannya, dan memasang wajah polos tak berdosa.

"Kau bodoh dadakan!" Umpat Chanyeol.

"Sama-sama Yeol. Jangan sungkan." Baekhyun mengangguk-anggukan kepala. Berlagak entah apa yang ia lagakan.

"Kita buat Suzy dan Jiyeon menjadi ibu kitakan. Mereka memaksa kita putus dan mengancam akan mencoret nama kita dari daftar keluarga." Baekhyun memberi usul. Menerawang ke arah langit-langit kamar Chanyeol dan tersenyum.

"Masalahnya bukan itu! Kalian berdua sed-"

"Kalian siapa maksud mu?" Sela Baekhyun.

"Kau dan Jiyeon sedang maraham dengan Suzy. Itu maksud ku!" Dengus Chanyeol.

"Benar juga." Baekhyun menghembungkan pipinya. "Aku kesal Park Dobby!" Dengus Baekhyun. "Dia membohongi ku!" Amuk Baekhyun lagi.

Chanyeol menaikan alisnya. Berfikir untuk satu kata yang di sebut Baekhyun sebagai berbohong. "Berbohong apa maksud mu?" Tanya Chanyeol.

"Ia dia tidak jujur pada ku!"

"Dia bukan tidak jujur, hanya saja belum memiliki keberanian untuk berbicara."

"Sama saja!"

"Beda Baek. Ia ingin jujur tapi ia takut. Ia ingin bicara tapi ia takut akan seperti ini jadinya." Chanyeol menghela nafas lelah.

Hening.

Baekhyun dan Chanyeol sama-sama diam. Mereka tak tau harus bicara apa lagi. Jadi mereka hanya diam, saling diam dan menatap langit-langit kamar Chanyeol.

**

'Apa yang kau katakan Chan?!" Bentak Jiyeon. Menatap nanar ke arah Chanyeol, anak semata wayang yang sangat ia sayangi.

'Aku serius ma.' Jawab Chanyeol. Masih duduk tenang dengan menggenggam tangan mungil Baekhyun.

'Tidak! Kau normal Chan!' Sanggah Jiyeon. Menyadarkan Chanyeol dari dunia mimpinya.

'Aku mencintai Baekhyun ma. Aku GAY! Aku serius.' Ujar Chanyeol seraya menatap Baekhyun yang hanya menundukan kepalanya sejak tadi.

'Kalian sodara! Sepupu! Tak pantas, dan lagi kalian itu laki-laki. Tak ada yang pantas!' Suzy angkat bicara. Ia juga tak rela anaknya tersayangnya, Baekhyun, berada di jalan yang tak seharusnya.

'Ma, baek tau ma, baekhyun serius. Baekhyun dan Chanyeol sama-sama saling mencintai ma.' Baekhyun berujar. Menatap wajah Suzy dengan mata berkaca-kaca.

'Kalian gila! Aku tak percaya ini. Kalian harus ke rumah sakit! Sekarang!' Bentak Jiyeon. Mulai berdiri dan hendak mengambil kunci mobilnya.

'Ma, gay itu bukan penyakit ma. Tuhan menitipkan rasa itu pada kami. Kami harus bagaimana? Harus menyalahkan siapa?' Ujar Chanyeol. Menatap tepat pada mata Jiyeon yang juga sedang menatapnya.

'Kalian ingin apa?' Tanya Suzy.

'Apa maksud mu?!' Bentak Jiyeon.

'Duduk jiyeon!' Perintah Suzy.

'Aku tak terima! Anak ku tidak Gay!' Jiyeon tetap pada pendiriannya dan hendak melanjutkan pencarian kuncinya.

'KU BILANG DUDUK!' Teriak Suzy.

'Ma..' Lirih Baekhyun.

'DIAM KAU!' Bentak Suzy

Baekhyun terdiam. Selama ini Suzy tak pernah membentaknya, ini pertama kalinya. Dan itu membuat Baekhyun kaget.

'Apa mau kalian?' Tanya Suzy lagi.

Chanyeol dan Baekhyun diam. Saling mengeratkan genggaman tangan masing-masing. Seakan mengatakan bahwa semuanya akan baik-baik saja.

'Restui hubungan kami. Dan izinkan kami menikah ma.' Pinta Chanyeol.

Suzy diam. Jiyeon membulatkan matanya. Ia tak percaya jika anak semata wayang yang ia besarkan akan mengecewakannya.

'Chan.' Gumam Jiyeon. Matanya berkaca-kaca. Hatinya sebagai seorang ibu terluka. Anak tersayangnya..

'Maafkan chan ma.' Pinta Chanyeol.

'Baik.' Jawab Suzy. Tatapan matanya datar, menyiratkan kekecewaan, marah, kesal, sedih dan semuanya.

Chanyeol, Baekhyun terdiam. Ada setitik cahaya di mata mereka. Namun Jiyeon, ia kaget luar biasa, menutup mulutnya dengan telapak tangannya dan menatap Suzy tak percaya.

'Ku mohon pada mu.' Pinta Jiyeon seraya menggelengkan kepalanya.

'Aku merestui kalian.'

'Maksud mam-'

'Setelah kalian keluar dari rumah ini, menghapus marga kalian, dan juga nama kalian dalam daftar keluarga akan ku hapus. Silahkan pergi tanpa membawa apa pun dari rumah ini.' Ujar Suzy. Berdiri dan meninggalkan ruang keluaga yang menjadi saksi perjuangannya untuk menyadarkan anaknya, dan juga mengusir anaknya.

Suzy menangis. Ia jugs tak tega. Namun harus bagaimana lagi? Ini sudah kelewat batas.

Baekhyun terdiam. Ia tak ingin pergi dari rumah dan meninggalkan mama tercintanya. Namun, ia juga tak ingin meninggalkan Chanyeol.

Baekhyun menunduk, ia hanya bisa menangis. Dilema entah harus memilih siapa.

**

"Hahahahahahahaha." Tawa Chanyeol dan Baekhyun pecah. Ia tak bisa jika harus terus melanjutkan dramanya. Itu sangat lucu.

"Bagaimana jika kita ganti alur akhirnya?" Tawar Baekhyun.

Chanyeol diam. "Maksud mu?" Tanya Chanyeol.

"Bagini." Jelas Baekhyun.

**

"Bagaimana ini?" Isak Suzy. Menangis didalam kamarnya, saat ia tau bahwa Baekhyun dan Chanyeol benar-benar pergi dari rumah.

"Sudahlah. Kau sendiri tadi yang mengatakan seperti itu." Ujar Jiyeon.

"Aku merasa gagal jadi orang tuanya Ji." Isak Suzy. Menangis sesenggukan dan menutup wajahnya.

"Aku tak ingin anak ku menjadi seperti ku." Ujarnya. Makin terisak dan memukul dadanya, berharap rasa sesak di sana pergi saat itu juga.

"Maafkan aku." Sesal Jiyeon.

"Aku merasa bersalah pada Baekhyun." Ujar Suzy.

Jiyeon diam. Ia juga merasa bersalah pada Suzy. Jiyeon mendekat dan memeluk Suzy. Mengusap punggung yang bergetar itu dan menenangkan kekasihnya itu.

"Maafkan aku." Bisik Jiyeon.

**

"Ide mu lumayan." Puji Chanyeol. "Masalahnya siapa yang akan kita perankan sebagai papa?" Tanya Chanyeol.

"Itu gampang. Tinggal seret Daehyun dan juga Taehyung. Mereka pasti mau." Ujar Baekhyun.

"Benar! Lagi pula pada kenyataannya mereka berdua juga ditolak sebelum perang." Tambah Chanyeol.

Chanyeol Baekhyun tertawa. Bertepuk tangan ria, dan memikirkan hal-hal yang menyenangkan lainnya. Menjelang pria tua di bawah sana angkat kaki.

**

"Hulk, kau sudah tidur?" Tanya Suzy. Mendongakkan kepalanya untuk melihat wajah Sehun yang berada di atas kepalanya.

"Bagaimana bisa aku tidur? Kau bergerak tak tentu arah dari tadi." Jawab Sehun. Balas menatap Suzy yang juga sedang menatapnya.

"Kenapa aku?" Tanya Suzy heran.

"Karna hanya kau yang ada di pelukan ku, buluk idiot!" Sehun mengibarkan bendera perang. Menjitak pelan kening Suzy dan tersenyum tanpa dosa.

"Kenapa kau begitu menyebalkan!" Dengus Suzy. Mencoba melepaskan pelukan Sehun.

"Lepaskan aku!" Suzy makin berontak. Memukul dada Sehun dan mendorongnya agar menjauh.

"Tidak akan." Balas Sehun.

"Ya! Lepaaaas!" Histeris Suzy.

"Kau ingin jalan-jalan?" Tawar Sehun.

"Apa?" Tanya Suzy. Saat itu juga pemberontakan Suzy berhenti. Menatap bingung ke arah Sehun dan mengerjap lucu.

"Apanya yang apa?" Tanya balik Sehun.

"Maksud mu apa? Jalan-jalan? Kau terantuk dimana?" Tanya Suzy.

"Mau atau tidak." Tanya Sehun.

Suzy dilema. Bagaimana cara menjawabnya. "Bagaimaa dengan undangan ulang tahun mu?" Tanya Suzy.

"Aku tak menjawab ia." Jawab Sehun.

"Tapi kau juga tak jawab tidak." Balas Suzy.

"Kenapa kau susah sekali? Hanya tinggal jawab ya atau tidak." Sehun berdecak malas.

"Tap-"

"Ku anggap ya, sekarang ganti baju mu." Suruh Sehun. Memutuskan seenak jidatnya dan beranjak dari ranjang.

"Jangan berlama-lama buluk!" Teriak Sehun dari dalam kamar mandi.

"Aku tidak menjawab ia." Gumam Suzy.

"Kau juga tak jawab tidak." Balas Sehun. "Cepatlah!" Desak Sehun lagi.

"Yayayaya! Terserah mu saja idiot!" Kesal Suzy.

**

"Kita akan kemana?" Tanya Suzy. Mereka masih didalam mobil. Menanti macet yang membuat mereka tak bisa bergerak.

"Yang harus kita pastikan dulu. Macet ini selesai dan aku akan membawa mu kemanapun kau mau." Jawab Sehun.

Suzy mengangguk. Menatap kedepan dan menatap Sehun lagi. "Macetnya panjang Sehuuun." Rengek Suzy tanpa sadar.

"Bagaimana lagi?" Tanya Sehun. Suzy cemberut. Menghentakan punggungnya dan mengetuk-ngetuk kaca mobil.

"Apa kau mau coba sesuatu?" Tanya Sehun.

"Apa?" Suzy tak tertarik. Mengetuk-ngetuk kaca mobil dan tetap cemberut.

Sehun tersenyum. Menepikan mobil sebisanya dan melepas sabuk pengaman.

"Kita akan jalan kaki."

TBC

SEE U NEXT CHAP

HAVE A NICE DAY

THANK U

DNDYP