"Kenapa kalian semua pergi?!" Erang Daehyun. Himchan dan Yongguk sudah berangkat kamarin.
"Masih ada Zelo jika kau lupa." Ingat Jong Up seraya memutar matanya dengan jengah.
"Aku tak masuk hitungan." Dengus Zelo.
"Terkadang kau begitu lebay.!" Dengus Youngjae. Entah kenapa, Daehyun terlihat seperti anak remaja yang sedang datang bulan. Begitu sensitif tentu saja.
Daehyun mendengus. Sampai hati mereka. Ya tuhaaaaaaan.
Hening.
Tak ada yang bicara hingga lima belas menit lamanya. Oh ayolah, Daehyun sedang dalam merajuk mode on. Zelo yang hanya diam seraya memakan roti lapisnya. Youngjae yang sedang bertatap-tatap dengan kekasih Daehyun, tinker, kucing kesayangan Daehyun. Dan Jong Up yang sedang memeluk guling kesayangan Daehyun.
Diam.
Diam.
Diam.
"Haaaaah, jika hanya diam, lebih baik aku pulang. Bahkan aku belum berkemas hanya untuk mendatangi mu kemari!" Erang Youngjae. Dia dan Jong Up akan berangkat besok. Tapi, karna cintanya yang begitu besar pada Jung Daehyun, mereka bahkan kesini dan membiarkan barang-barang mereka didalam kamar. Belum tersentuh SAMA SEKALI. Bayangkan!
"Hei,, aku akan jadi miniatur patung liberty jika kalian pergi sekarang." Rengek Zelo. Makhluk termuda itu terkadang juga bisa mrnjadi manja. Catat, SANGAT MANJA.
Youngjae mendengus. Jika sudah begini, mereka akan jadi tahanan hingga jam sepuluh malam disini.
Yang benar saja!
"Oh, ayolah Daehyun. Jangan bersikap seperti remaja perempuan yang sedang datang bulan!" Dengus Jong Up. Ia hanya tak melihat bagaimana ekspresi Daehyun saat ini. Datar dan menusuk. Jika diberi animasi, maka tatapan Daehyun akan seperti petir yang siap melobangi kepala Jong Up kapan saja.
"YA!!" Amuk Daehyun.
"Dan kau baru saja mengakuinya!" Santai Jong Up. Ia sedang menggali kuburan sendiri ternyata.
"Hei!! Aku bukan anak gadis!" Pekik Daehyun.
"Katakan itu pada manusia yang baru saja berteriak seperti anak remaja!" Dengus Jong Up.
Diam. Hening. Sepi. Sunyi.
Tak ada lagi yang berbicara, Daehyun makin kesal. Melempar bantal sofa pada Youngjae yang sibuk dengan ponselnya. Dan sialnya lagi, tepat mengenai wajah Youngjae dan jatuh mulus di pangkuannya.
"Apa masalah mu Jung!?" Desis Daehyun. Ok, itu tanda bahaya, desisan Younjae itu benar-benar mengerikan.
"Tak usah pergiii~" bujuk Daehyun, berucap dengan nada mendayu-dayu yang ia buat sedemikian imut. Dan hasilnya, lumayan..
Buruk!
"Hanya sebentar Dae." Ujar Jong Up. Meminum colanya seraya menatap Daehyun. Berharap anak manusia itu berhenti merengek, merajuk dan hal-hal diluar dugaan.
"Berapa lama?" Tanya Daehyun. Lagi.
"Minimal tamat S2!" Kali ini Jungkook yang menjawab.
Mulut Daehyun langsung terbuka lebar. Oh, dua semester itu lama teman. Mungkin ia sudah menikah saat itu.
"Itu lama bodooh!" Raung Daehyun.
**
Satu kelas dalam keheningan benar-benar hening. Wu Yi fan masih berdiri didepan kelas. Dengan wajah datarnya yang beegitu mengganggu. Aura membunuhnya benar-benar kental.
"Keributan kalian menganggu kelas ku!" Ujar Yifan.
Semuanya hening. Menunduk.
Kecuali Suzy yang berdiri dengan buku tebal di tangannya. Hendak memukul Jiyeon.
"Bisa kau duduk ditempat mu nona Bae!" Suruh Yifan. Tatapan matanya masih menusuk. Benar-benar menusuk.
Suzy terdiam. Tak mampu menjawab perkataan Yifan. Yifan itu benar-benar dingin. Satu kelas benar-benar dilingkupi aura yang berasal dari kutub utara.
"Tunggu guru kalian di kelas dan jangan berisik!" Desis Yifan. Anggukan kaku tercipta.
Hening.
Hening.
Hen-
Brukh.
"Awww" Ringis Jiyeon. Timbukan terakhir dari Suzy benar-benar menyakitkan. Timbukan sepenuh hati. Dan juga penuh cinta~
"Apa yang kau laku-"
"Duduk di tempat kalian!"
"Mr. Oh"
TBC
SEE U NEXT CHAP
THANK U
HAVE A NICE DAY
DNDYP