"Huh?" Respon Suzy. Ia tidak salah dengarkan? Mr.Oh si muka datar sejati memintanya untuk menjadi pacarnya? Yang benar saja?!
"Maksud mu Mr.?" Tanya Suzy. Ia yakin pendengarannya masih 100% baik. Sehat wal'afiyat malah.
"Kau tidak mau?" Sehun balik bertanya.
Aku harus jawab apa mamaaa histeris Suzy. Ia dilema. Muka datar didepannya ini memang menyebalkan. Tapi, ia begitu miskin..... ekspresi.
Lama dalam suasana hening. Suzy menghembuskan nafasnya perlahan. Jantungnya berdegub kencang. Ia tidak yakin, tapi mau bagaimana lagi.
"Maaf Mr.Oh aku tidak bisa. Kau memang tampan. Tapi, aku tak bisa menerima mu." Suzy berucap dengan mata yang memancarkan penyesalan, dan juga ungkapan maafnya.
Alis Sehun menyatu. Dahinya juga membentuk kerutan yang berlipat-lipat. Ia tak mengerti dengan apa yang dibicarakan muridnya ini.
"Menerima apa maksud mu?" Tanya Sehun. Ia memperhatikan Suzy dengan seksama.
Kenapa gadis ini malah ikut-ikutan bingung? Bathin Sehun.
"Bukannya tadi anda meminta saya, untuk.. untuk.. mm.." Tiba-tiba saja mulutnya tak bisa berbicara dengan benar. Lidahnya kelu. Perkataannya juga menyangkut indah ditenggorokannya. Seperti ada sesuatu yang menahannya untuk melanjutkan kata-katanya barusan.
"Aku memintamu untuk membantu memeriksa ulangan anak kelas 1." Ujar Sehun santai. Tanpa Suzy sadari, bibir Sehun membentuk smirk tipis tak kasat mata.
"Kau berfikir aku ingin menjadikan mu pacar ku. Makanya kau bilang tidak bisa?" Tanya Sehun.
"Hah?" Respon sialan lagi. Kenapa hanya kata 'huh' yang keluar dari mulutnya.
"Maaf saja kau bukan type ku nona Bae." Ucap Sehun. Tenang dan menusuk.
Sialan! Kenapa aku bisa berfikir bahwa si muka tembok ini memintaku untuk menjadi pacarnya! Jerit Suzy dalam hati. Harusnya ia tau tadi, otaknya harus diperbaiki nampaknya.
Muka suzy memerah. Ia mempermalukan diri sendiri. Ia akan membunuh Jiyeon setelah ini. Teman brengsek!!! Makinya.
"Bisa kau bantu aku membawa buku ini ke kelas. Sebentar lagi jam istirahat selesai. Dan terima kasih sebelumnya." Ujar Sehun. Entah Suzy akan menerimanya atau tidak. Masa bodoh! Ia guru disini.
Huh? Membawa buku de.la.pan.ra.tus. halaman ini? Jika ia bukan guruku. Aku sudah melempar kepalanya dengan buku ini. Dan apa-apaan itu? Terima kasih sebelumnya. Memang aku akan menerimanya. Dengus Suzy.
"Baik Mr. Oh. Saya permisi." Jawab Suzy seraya mengambil buku tebal-terkutuk-didepannya ini.
Membungkuk sedikit dan berjalan keluar dari ruangan Sehun, tentunya dengan wajah bersungut-sungut.
**
Sepeninggalan Suzy, Sehun dengan santainya mengambil tumpukan kertas dengan coretan-coretan rumus disudut mejanya. Mengoreksi dengan tinta merah.
"Jika bisa aku akan menggunakan darah. Tinta ini terlalu kuno." Ujar Sehun. Mungkin ia akan telat sedikit masuk kekelas berikutnya. Salahkan para murid kelas satunya, yang terlalu lama mengerjakan ulangan.
Ia mengambil kotak berwarna putih didalam laci mejanya. Membukanya dan mulai memakannya. Meski hanya roti lapis, dan juga waktu yang menipis. Cacing diperutnya juga butuh nutrisi.
Persetan dengan waktu. Ini perutnya!
**
Suzy membanting pintu kelas dan berseru kencang dengan buku tebal ditangan kanannya.
"PARK JIYEON!" Teriaknya. Mukanya sudah memerah padam. Ia murka. Mati saja dengan pintu yang berkemungkinan rusak. Ia murka.
"Kau kenapa?" Tanya Baekhyun dengan susu stoberry digenggamannya.
"Kenapa dengan wajah mu?" Tanya Chanyeol. Masih dengan susu ditangannya. Bedanya, Chanyeol susu pisang. Bukan stoberry seperti Baekhyun. Maksudnya, bukan stoberry seperti milik Baekhyun.
Braak.
Bugh.
Akh.
"Sakit nona Bae!" Ringis Jiyeon. Ia memegangi lengan kanannya yang terkena buku terbang Suzy. Dan jangan lupakan ketebalannya.
"Kau membohongiku Jiyeon! Brengsek!" Umpat Suzy. Tanpa mempedulikan pertanyaan Chanbaek. Ia langsung saja berteriak kesal. Mati saja dengan penghuni kelas yang memperhatikan mereka.
Chanbaek yang diacuhkan hanya mengangkat bahu tak peduli. Ia lebih peduli pada amukan Suzy yang begiiitu menghibur mereka.
"Membohongi apa?" Tanya Jiyeon. Masih dengan wajah meringis yang menahan sakit.
"Menyuruhnya datang keruangan Mr. Oh." Jawab Baekhyun dengan senyum manisnya. Ia tak mempedulikan tatapan membunuh Jiyeon.
Suzy makin melotot kearah Jiyeon. Cukup sudah! Kesabarannya habis.
"Sialan kau!" Umpat Jiyeon pada Baekhyun. Sedangkan yang diumpat, hanya memasang wajah tak peduli.
"Thank's." Ujar Suzy pada Baekhyun.
"Hm. Sama-sama." Jawab Chanyeol. Kini giliran Chanyeol yang mendapat pelototan dari Baekhyun.
Chanyeol masa bodoh. Ia tak terpengaruh dengan tatapan khas puppy milik Baekhyun.
"Terima kasih entah untuk siapa yang menjawab entah siapa." Dengus Baekhyun.
"Sama-sama Baek." Ucap Chanyeol dengan wajah yang dihiasi senyum lima jarinya.
Baekhyun rasanya ingin mengoyak wajah Chanyeol. Sepupu idiotnya ini benar-benar.
**
"Bukan begitu maksud ku." Bela Jiyeon. Ia harus mencari alasan yang bagus untuk terhindar dari amukan Suzy.
"Jangan mencari-cari alasan Jiyeon Park!" Ok. Mari kita waspadai nada bicara Suzy saat ini.
Baru juga Jiyeon ingin menjawab sebuah deheman keras sudah terdengar dari pintu.
Dengan gerakan slow motion, seluruh penghuni kelas melihat ke arah pintu masuk.
"Mampus." Gumam salah seorang siswa.
Disana, didepan pintu, berdiri pria tampan yang dengan wajah datarnya. Menatap seisi kelas, beserta penghuninya dengan mata elangnya yang tajam.
Dia..
Wu Yi Fan.
TBC
THANK U
SEE U NEXT CHAP
HAVE A NICE DAY
DNDYP