Asya termenung dengan suara-suara yang terdengar dari ruang utama. Sean nampaknya memang dimarahi. Gadis itu menundukkan kepalanya, bertanya pada dirinya sendiri. Apa yang membuat Pak Arman begitu enggan Sean bertengkar? Asya paham bagaimana kekhawatiran orang tua terhadap anak mereka. Namun, kenapa Pak Arman lebih fokus mengatakan bahwa ia tak ingin dipermalukan oleh sikap Sean dibanding khawatir dengan kondisi lelaki itu?
Seolah harga diri dan kehormatan itu lebih penting dari pada keselamatan dirinya sendiri. Gadis itu berbalik badan, lalu menyandarkan punggungnya di pintu. Asya merenung untuk beberapa detik, ia merasa kasihan pada Sean. Terlebih, Joan juga memiliki kebencian yang amat dalam pada lelaki itu. Mungkin, ada hal besar yang membuat mereka seperti ini.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com