Jam repelajaran sedang berlangsung.
Tiga sahabat itu yang duduk dalam barisan kolom yang sama sedang berbisik-bisik saat seorang guru pria muda yang sangat tampan mengajar di kelas mereka.
"Fik! guru baru itu ganteng banget ya?" ucap Anjeer membisik.
"iya! ganteng banget! gue pikir stok yang kayak kak Ilyas udah abis ternyata ada masih ada stok yang kayak kak Ilyas" ucap Fika sembari tatapannya lurus pada pria itu sambil tertawa kecil.
Mendengar hal itu Ayisa yang juga adalah istrinya ilyas merasa tersinggung.
"Kalian bisa diam nggak sih!". jeda beberapa detik."dan Lo jangan bandingin di sama bang Ilyas!! jauh beda!!" ucap Ayisa sembari menatap tajam pada Fika.
"Ohhh, jadi Ceritanya Lo itu marah kalau kita bandingin dia sama si Abang Ilyas" ucap Anjeer.
"Udah nggak usah jahilin Ayi lagi nanti kita bisa di marahin kayak kemaren!" ucap Fika.
***
"Baik semuanya untuk mengakhiri pertemuan kita kali ini coba buka halaman 102 ada soal latihan dikerjakan dirumah Minggu depan dikumpul!" ucap pria itu.
"baik pak!!" serentak siswa-siswi.
"makan roti vanilla buatan Mbak Tami yuk??" ajak Anjeer.
"pas banget tuh!"jeda beberapa detik."Ayi kamu mau nggak?" tanya Fika sembari menatap Ayisa.
Ayisa menatap Fika dengan tatapan kosong kemudian berdiri dan berjalan di sela meja.
Bruuk...
"Aahww" jerit Ayisa.
"Astaghfirullah! Ayisa" teriak Fika dan Anjeer.
Ayisa terjatuh tepat kepalanya tertumbuk pada sudut meja.
"Darah!!" jeda beberapa detik." tolong!! tolong!!" teriak Anjeer.
Mendengar teriak tolong sontak membuat para siswa-siswi berdatangan untuk melihat apa yang terjadi.
Seorang pria yang juga seorang guru di sekolah Ayisa, mengangkat tubuh Ayisa yang sudah tak sadarkan diri.
Darahnya berjatuhan menetes di setiap langkah kemana tubuh Ayisa dibawa.
"pak kita ikut!" ucap Anjeer.
"tidak usah!"
"tapi pak! kita sahabatnya Ayi! nanti kalau Ayi butuh kita gimana!?" ucap Fika.
Seorang guru cantik datang dan mendekati tubuh Ayisa yang tak berdaya."pak! biar say Fika dan Anjeer saja yang menemani Ayisa kerumah sakit!" ucap Annisa.
"karena ibu walikelasnya! jadi saya serahkan pada ibu" ucap pria itu.
Dengan kecepatan ektra mereka memasuki mobil dan melaju kencang.
"Bu! kita hubungi umunya Ayi?" tanya Anjeer.
"iya tolong kamu hubungin!" jawab Annisa.
Anjeer menghubungi Ani dan mengatakan bahwa Ayisa mengalami kecelakaan kecil dan di bawa kerumah sakit.
Ayisa di bawa kerumah sakit tempat Ilyas bekerja.
Semua terlihat panik dengan cepat Fika memanggil suster.
"sus tolong!!".jeda beberapa detik."stretcher nya tolong" teriak Fika.
Dua orang suster membawa satu stretcher atau kereta dorong pasien menuju kearah luar.
Seorang perawat pria datang dan mengangkat tubuh Ayisa dan membaringkannya di atas stretcher.
Mereka mendorong stretcher itu dengan cepat dan memasukkannya ke dalam ruang UGD.
Ayisa dan Fika ingin ikut masuk kedalam ruangan UGD untuk menemani Ayisa tapi sayangnya para perawat itu tidak memperoleh mereka.
"eh! ini rumah sakit Medika Putra ya?" tanya Fika.
"iya kayaknya!" Jawab Anjeer.
"Ayi pernah cerita kalau Kak Ilyas kerja di rumah sakit Medika Putra yang jaraknya nggak jauh dari sekolah!!" ucap Fika sembari matanya melihat kesegala arah.
"yaudah! kita cari kak Ilyas Aja!!" ucap Anjeer.
Seorang perawat keluar dari ruang UGD.
"bagaimana Ayisa?" tanya Annisa pada perawatan itu.
"maaf saya belum tau! permisi saya mau panggil dokternya dulu!" ucap perawatan itu.
tak lama perawat itu kembali dengan seorang dokter tampan.
Fika membalikkan tubuhnya dan melihat dokter tersebut."kak Ilyas!!" panggil Fika.
Ilyas melihat Fika juga Anjeer dengan wajah yang agak panik.
"Ada apa?" tanya Ilyas singkat.
"Ayisa kak!! Ayi ada didalam" ucap Anjeer dengan nada suara sedikit gemetar sembari menunjuk ke arah ruang UGD.
Dengan cepat Ilyas berlari memasuki ruangan tersebut.
Tak lama pula Ani, Bagas juga Arisa datang. Dan tak lama pula disusul oleh Yuni bundanya Ilyas.
Wajah mereka sangat panik juga cemas dengan keadaan Ayisa.
"Bagaimana keadaan Ayi?" tanya Ani.
Ani menangis saat mengetahui bahwa Ayisa terjatuh dan kepalanya berdarah.
Dan harus dibawa segera kerumah sakit.
Anjeer dan Fika menggelengkan kepalanya menandakan bahwa mereka belum tau kabar Ayisa saat ini.
Terlihat Annisa mendekati Ani." Bu! ibu yang tenang ya! Ayisa pasti baik-baik saja!" ucap Annisa sembari memegang tangan Ani.
"Terimakasih Bu! karena sudah membawa Ayisa kerumah sakit!" ucap Ani.
Annisa menggeleng kecil.",tidak Bu! ini sudah tanggung jawab saya sebagai guru juga walikelas Ayisa!" ucap Annisa.
Tak lama Ilyas keluar dari ruangan UGD sembari melepaskan handscoon yang berlumuran darah juga masker wajah yang dipakainya.
Wajahnya sedikit tenang setelah dia mengalami kepanikan karena mengkhawatirkan kondisi Ayisa.
Semua mendekati Ilyas."bagaimana keadaan Ayi?" tanya mereka.
"Alhamdulillah! untung saja di cepat dibawa kerumah sakit jadi keadaannya baik-baik saja!" ucap Ilyas dengan nada legah.
"Alhamdulillah! syukur deh Ayi baik-baik aja!" ucap Anjeer.
Semua merasa legah mendengar bahwa Ayisa baik-baik saja, tapi tetap saja mereka masih merasa cemas karena Ayisa belum sepenuhnya pulih.
"Dok! pasiennya mau di pindahkan ke kamar inap?" tanya seorang perawat.
"iya! segera pindahkan dan atur semua kelengkapannya dengan baik!" ucap Ilyas.
"siap Dok!"
perawat itu pergi dan mereka mendorong stretcher itu dan membawa Ayisa kamar inap.
***
"Ayi akan dipindahkan ke kamar inap dan kalian bisa menemuinya disana!".jeda beberapa detik."saya harus pergi! permisi!" ucap Ilyas.
Ilyas tidak ikut mengantar Ayisa kekamar inap karena ada Annisa guru Ayisa juga Anjeer dan fika sahabat Ayisa.
Ilyas hanya tidak ingin memperkeruh masalah Ayisa dengan sahabatnya itu, dan apalagi ada Annisa guru Ayisa.
Ilyas belum mengetahui jika masalah Ayisa dengan sahabatnya telah terselesaikan dan juga Annisa guru Ayisa sudah tau tentang pernikahannya dengan Ayisa.