"Kenapa kamu diam Zio, jangan bilang kalau kamu takut karena kamu belum pernah berkelahi sebelumnya. Bukankah sejak SMA kita selalu berantem, tawuran dan sebagainya. Tapi itu kan tidak penting, yang terpenting sekarang kita berantem dan kita mendapatkan banyak uang, itu kelebihannya. Bedakan dengan cara berkelahi kita waktu SMA. Jadi kalau kamu menang di sini, kamu akan menjadi raja, kamu bisa mendapatkan apapun, dan bahkan Tito bisa ikut membuka taruhan untuk kamu," ungkap Adrian kepada Georzio.
"Sebentar, bukannya aku takut jika aku kalah. Aku sama sekali tidak takut untuk berkelahi, tetapi pasti nanti aku akan kena tonjok. Tidak mungkinlah aku akan bebas dari tonjokan lawan, saat itu pasti orangtuaku akan mempertanyakan apa yang terjadi pada wajah tampan putranya, dan aku bisa jawab apa, itu saja sih yang aku pikirkan saat ini, sisanya tidak ada," ucap Zio sambil menatap kearah Adrian.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com