webnovel

MISJUDGED

Menikah karena sebuah kesalahan yang hampir saja menyiksa Clara seumur hidupnya. kesalahan yang awalnya hampir membuat Clara menggila namun pada akhirnya semua baik baik saja, menurut Clara. tapi hidup tidaklah semudah membalikkan telapak tangan, Clara pun mulai mendapati sesuatu yang janggal setelah pernikahannya.

beachybucks · Masa Muda
Peringkat tidak cukup
6 Chs

#5 Married?

Dan kini Zei mulai mengatakan hal yang tak pernah kuduga sebelumnya.

"Kamu ga usah khawatir, di negara Amerika kita sudah biasa bercinta tanpa menikah, tapi aku tidak akan melakukannya, besok kita akan kerumah orang tua mu, dan sorenya kita akan ke gereja untuk menikah," ucap Zei dengan mata bulat sempurna, dan tangannya yang tidak melepaskan dekapan dari tubuhku.

Aku sangat terkejut mendengar apa yang baru saja Zei katakan, manamungkin dia bisa mengajakku menikah tanpa meminta persetujuan dan memohon kepadaku? Umpatku dalam hati. Tapi untuk apa dia meminta persetujuan, bisa saja dalam beberapa minggu kedapan didalam rahimku sudah ada nyawa yang hidup dan tumbuh disana.

Aku tak bisa mengatakan apapun untuk menjawab ucapannya, aku hanya bisa menganggukkan kepala yang berarti aku setuju dengan apa yang baru saja ia katakan. Setelah melihat reaksiku Zei langsung memejamkan matanya dan makin mempererat dekapannya pada tubuhku. Kulit kami sudah benar-benar menyatu sekarang.

Dan tanpa disadari ternyata kami tertidur, dan saat terbangun jarum pada jam dinding menunjukkan pukul 17.10 dan wajahku mulai memerah, dan sedit terasa panas karena mendapati kami tidur lama hanya ditutupi selimut, tanpa sehelai benang lainpun pada tubuh kami.

"Zei, Zei, bangun!" ucapku sambil menggoyangkan tubuhnya. Zeipun membuka matanya dan bukannya beranjak bangun, Zei malah makin kencang mendekap tubuhku.

"Zei, bangun ini udah sore!" ucapku sekali lagi dengan nada lebih keras.

"Kenapa si? Yaudah terus kenapa, aku masih nyaman kaya gini, tidur sebentar lagi ya Ra, aku mohon," ucap Zei dengan nada merengek.

Apa yang bisa aku lakukan selain menuruti permintaannya, toh setelah aku pikir-pikir tidak ada yang harus aku kerjakan, akupun balik memeluknya dan melanjutkan tidur kami.

👩‍❤️‍💋‍👩👩‍❤️‍💋‍👩👩‍❤️‍💋‍👩

Keesokkan harinya aku dan Zei bergegas keluar dari apartment menuju basement dan memasukki mobil Zei yang sedang terparkir. Dan saat didalam mobil aku dan Zei kembali seperti biasanya, ya tentu saja kami bergandengan sampai kami tiba dirumah orang tuaku.

Sesampainya dirumah orang tuaku, aku dan Zei pun keluar dari mobil dan berjalan menuju pintu masuk ke rumah orang tua ku, shalom! ucapku saat memasukki pintu rumah. Mendengar sapaanku itu, mommy dan daddy pun menghampiri kami.

"Hai!! Kemana aja kamu Ra, mommy khawatir," ucap mommy sambil memelukku

"Ada sesuatu yang terjadi, jadi aku memutuskan untuk menginap di apartment Zei mom" ucapku menjawab pertanyaan yang terlontar dari mulut mommy

"Mom sebenarnya ada yang ingin Zei bicarakan kesini," ucapku

"Oh begitu, yasudah ayo duduk apa iya kalian ingin bicara sambil berdiri?!" ucap mommy sambil berjalan menuju ruang tamu kami, dan duduk disofa panjang yang ada disana.

"Jadi Zei apa yang ingin kamu bicarakan?" tanya mommy dengan sorot tajamnya menuju ke wajah Zei

"Aku ingin mommy dan daddy nanti sore datang ke gereja di ujung jalan" ucap Zei sambil tersenyum

"Untuk apa?" Tanya mommy kebingungan

"Nanti sore aku akan menikahi putrimu" ucap Zei meyakinkan mommy

"Kalian akan menikah?" tanya mommy dengan nada dan raut wajah kebingungan. Dan tanpa berkata lebih banyak lagi mommy pun memelukku dan meneteskan air mata bahagia di pipinya.

"Mom, don't cry," ucapku sambil menghapus air mata di pipi mommy.

"Mommy bahagia sayang," ucap mommy sambil mengelus kepalaku

"Zei, mommy mohon jaga Clara, jangan buat dia menangis, dan jangan pernah mengkhianati dia!" Ucap mommy dengan nada yang cukup tegas

"Siap mommy, pasti, till the world end" ucap Zei meyakinkan mommy

👩‍❤️‍💋‍👩👩‍❤️‍💋‍👩👩‍❤️‍💋‍👩

Sore hari pun sudah tiba, kami sekeluarga menuju gereja dan melangsungkan janji pernikahan, dan setelah janji itu terikrarkan, kami sekeluargapun berfoto bersama, lalu kembali kerumah untuk menyantap makan malam yang telah mommy buat.

Setelah selesai makan malam, aku bergegas pergi ke kamarku  dan merapihkan pakaianku memindahkannya dari lemari ke dalam koper besar, setelah selesai merapihkan semua barang milikku, aku bergegas turun kebawah menghampiri Zei dan yang lain di ruang makan.

"Zei, tolong bawakan koperku dan masukkan kedalam mobil, itu terlalu berat, aku tidak bisa membawanya sendiri," ucapku dengan nada manja pada Zei

"Iya aku ambil dulu ya," ucap Zei lembut, seraya berjalan menuju kamarku dilantai 2, lalu Zei turun dari lantai 2 rumahku membawa koperku, dan memasukkannya ke dalam mobil

"Mommy, daddy, aku pamit ya, love you," ucapku dengan suara sedikit bergetar dan berjalan menuju mobil, menghampiri Zei yang sudah menungguku.

Akupun memasukki mobil Zei dan membuka kaca mobil untuk membalas lambaian tangan kedua orang tuaku dari depan pintu rumah mereka.

Zeipun melanjutkan laju mobilnya menuju apartment, dan seperti biasa kini tangan Zei sudah ada di pahaku, meminta aku menggenggam jari jemarinya, lalu kami sampai di pintu masuk apartment memasukki basement, memarkirkan mobil, lalu kami keluar dari mobil, dan aku menunggu di bagian depan mobil, sementara Zei sedang mengambil koper milikku di bagasi, kami jalan bergandengan menuju lift, dangan tangan kiri Zei menyeret koperku.

Kamipun memasukki lift dan berhenti diunit apartment milik Zei, lalu memasukki unit tersebut, akupun mengambil alih koper milikku yang ada di tangan Zei, dan membawanya ke ruang wardrobe milik Zei.

Setelah meletakkan koperku ke ruang wardrobe, akupun memasukki kamar mandi dan membersihkan diri, tapi betapa bodohnya aku, setelah selesai membersihkan diri aku baru sadar bahwa aku tidak membawa handuk.

"Zei, aku lupa bawa handuk, pinjem handuk kamu dong," ucapku dengan nada meminta lembut

"Iya sayang tunggu" ucap Zei, seraya berjalan mengambil handuk miliknya yang tergantung di balkon apartment, lalu Zei berjalan menuju kamar mandi dengan menggenggam handuk ditangan kirinya.

"Apa maksudnya kamu berpenampilan seperti ini? Apa kau benar-benar sedang menguji kesabaranku?" ucap Zei dengan nada meledek karena mendapati diriku berdiri di kamar mandi tanpa menggunakan sehelai benangpun

Akupun bergegas menggunakan handuk yang Zei berikan dan berjalan menuju ruang dengan jajaran walking closet untuk menggunakan pakaian. Aku memilih menggunakan hot pants super pendek dan kaos milik Zei yang sebenernya sangat kebesaran ditubuhku.

Setelah aku selesai menggunakan pakaian, akupun berjalan keluar menghampiri Zei yang sedang duduk di sofa depan TV, dan duduk tepat di sampingnya, dengan handuk yang aku biarkan menempel di kepalaku.

"Zei, aku pakai baju kamu ya," ucapku melemah

"Kenapa kamu pake bajuku? Apa kamu sekarang benar-benar haus dengan pelukanku?" Ucapnya dengan nada meledek disertai tawa kecil di bibirnya.

"Ihh rese, sana mandi, emangnya gak mau istirahat?" Ucapku sambil menaikkan kaki ku ke sofa dan bersandar di pundak Zei

"Iya sebentar lagi sayang" ucap Zei sambil merangkulku

Tak lama, Zeipun mulai melepaskan rangkulannya, melepas handuk dikepalaku dan beranjak menuju kamar mandi.