webnovel

MISJUDGED

Menikah karena sebuah kesalahan yang hampir saja menyiksa Clara seumur hidupnya. kesalahan yang awalnya hampir membuat Clara menggila namun pada akhirnya semua baik baik saja, menurut Clara. tapi hidup tidaklah semudah membalikkan telapak tangan, Clara pun mulai mendapati sesuatu yang janggal setelah pernikahannya.

beachybucks · Masa Muda
Peringkat tidak cukup
6 Chs

#3 Apa dia zeil yang aku kenal?

Zei tetap melajukan mobilnya dengan cepat, dan akhirnya aku tahu ke arah mana dia akan membawaku, yap ke apartment miliknya, entah aku harus merasa tenang sekarang atau ketakutan lagi setelah kejadian yang baru saja aku alami.

Sesekali aku melihat ke arahnya, tapi mata Zei tidak melihat ke arahku sama sekali, matanya hanya fokus melihat jalan yang ada di depannya dan ia melakukan itu dengan sorot tajam miliknya.

Aku coba memberanikan diri untuk mengucapkan sepatah kata, bukan tanpa alasan aku ingin melakukan ini, tapi aku sangat merasa takut melihat dirinya yang sekarang.

"Zei, aku mau pulang," rengekku sambil meneteskan air mata karena aku sangat ketakutan.

Zei sama sekali tidak bergeming mendengar ucapanku barusan, dia malah makin mantap menginjak pedal gas, dan memacu kendaraannya dengan cepat

Zei sama sekali tidak mendengar ucapanku, kini kami telah sampai di pintu masuk menuju apartment milik Zei, dia bergegas mengendarai mobilnya menuju basement, dia mendapatkan lahan parkir kosong lalu memarkirkan mobilnya di lahan kosong tersebut.

Setelah mobilnya terparkir, kini Zei membuka seat belt darinya dan bergegas menuruni mobil kemudian membukakan pintu mobil yang berada disisiku, benar saja Zei kini membukanya dan menarik pergelangan tangan ku dengan sangat kuat dan menyeretku berjalan menuju lift.

Sesampainya di dalam lift, tangan Zei bergerak dan menekan tombol dengan angka 5, dan benar saja lift itu bergerak naik menuju lantai 5, setiap kenaikan satu lantai jantungku benar-benar ketakutan, aku makin gemetar melihat jarum panah yang terus bergerak.

Tiba-tiba lift berbunyi "ting" dan benar saja pintu lift itu kini terbuka lebar dan langsung menampilkan isi apartment mewah milik Zei. Zeipun kembali menggenggam erat tanganku dan menyeret tubuhku masuk ke dalam apartment miliknya.

Bukan perlakuan lembut yang aku dapat setelah kejadian menyeramkan sebelum ini, aku malah mendapat perlakuan yang tidak pernah aku harapkan sebelumnya.

Zei yang kukenal lemah lembut kini berubah menjadi seorang monster, menyeret ku dengan gemggaman erat saja tidak cukup untuknya kini dia benar-benar gila, setelah menyeretku kini giliran dia melemparkan tubuhku ke kasur king size miliknya.

Apa yang bisa aku lakukan sekarang? Aku ketakutan sejadi-jadinya, aku berusaha kabur dari tempat itu, namun baru saja berdiri, aku sudah dilemparkan kembali oleh Zei ke atas kasur.

"Zei kamu mau apa? Jangan kaya gini, aku gabisa, aku takut" teriakku sambil menangis

Bukannya menjauh, Zei kini malah mendekat ke arahku, kini dia naik keatas kasur dan duduk di atas pahaku, aku tak bisa melakukan apapun, aku hanya bisa menangis dan mencoba untuk melepaskan diri dari Zei, aku memukul dadanya, ya aku tau itu menyakiti Zei tapi tak ada hal lain yang bisa aku lakukan selain itu untuk melindungi diriku

Zei benar-benar sudah menjadi iblis sekarang, dia mulai membuka satu persatu kancing kemeja miliknya, setelah semua kancing itu terbuka, kini giliran Zei membuka bajunya dan melempar baju tersebut ke sembarang arah.

Tak cukup itu saja, kini dia mulai merobek bajuku, benar-benar merobeknya dan membuangnya ke arah bawah tempat tidur, kini hanya bra hitam yang aku kenakan, dan kini tubuh Zei mulai membungkuk dan mendekatkan wajahnya dengan wajahku, akupun bisa merasakan dan mendengarkan hembusan nafas yang keluar dari dirinya sekarang.

Aku menangis sejadi-jadinya, aku mendorong tubuhnya tapi tentu saja itu tidak berhasil, karena tenaga milikku tidak ada apa-apanya dengan tenaga yang Zei milikki.

Sekarang kulitku dan kulit Zei mulai bersentuhan, perlahan tangan Zei menerobos masuk ke bagian belakang leherku, dia membangunkanku dan membuka pengkait bra milikku lalu membukanya, dan melemparnya kesembarang arah, kini dia mulai mengecup tubuh ku dari bagian leher hingga ke bagian tengah dada.

Sekarang dia bangkit dari kecupnya dan mulai membuka celana pendeknya itu, dia kini malah membuka rok milikku juga, kini bukan hanya kulit tubuh bagian atas kami yang bersentuhan, tubuh bagian bawah kami juga mulai bersentuhan.

Kini tangan Zei mulai meraba tubuhku dari bagian perut terus turun dan membuka satu-satunya helai benang yang tersisa di tubuhku, dan kini aku dan Zei benar-benar tidak memiliki satu helai benangpun pada tubuh kami masing-masing.

"Zei kamu mau apa, ga gini caranya Zei aku gamau, lepasin aku Zei biarin aku pu-" belum juga selesai dengan ucapanku kini bibir Zei mulai mendarat dengan beringas di bibirku dan kini lidahnya mulai masuk walau aku berusaha untuk menolaknya tapi ini benar-benar usaha yang percuma saja untuk dilakukan.

Kini bibir Zei mulai bergerak menuju gunung kembar milikku dan sesekali kembali menuju bibirku, dan benda yang sedari tadi menegang itu tanpa aku sadar mulai memasukki diriku. Aku mulai merasakan sesuatu yang hangat dan terasa asing mengalir kedalam tubuhku, aku hanya bisa menggit bagian bawah bibirku dan menjambak sarung bantal yang ada di dekatku.

Zei terus menggerakkan benda tegang tersebut "Punyamu sempit" ujarnya. Tapi sesuatu yang tak terduga keluar dari mukutku "argg... Zei.. sa-akit" ucapku dengan nada sialan itu.

Bukan berhenti Zei malah makin intensif dan brutal melakukannya, dan kini bibirnya menuju bibirku kembali dan bahkan kini lidahnya sangat lihai bermain dengan lidahku.

Dan setelah beberapa saat melakukannya aku dan Zei malah tertidur, kini Zei tidur dengan memeluk tubuhku ya tentu saja tanpa sehelai benang, kami hanya ditutupi dengan selimut tebal.

Sekarang sinar matahari mulai masuk ke dalam apartment Zei melalui jendela kaca bening yang besar itu menyelinap melalui tirai abu-abu yang menggantung, dan mengenai wajahku.

Akupun terbangun karena sinar matahari itu, dan betapa terkejutnya aku, karena sekarang aku mendapati diriku tanpa sehelai benang, dan aku melihat sesuatu yang asing ada di pahaku, dan tangan bebas Zei masih berada tepat di perutku, dan kepalaku berada tepat di tangannya yang lain.

Akupun melepaskan diriku dari pelukan Zei, dan karena gerakkan mendadak dariku, Zei pun terbangun dan menarik tanganku kembali sehingga sekarang aku tertidur kembali disisinya, akupun berusaha melepaskan diri dari pelukannya.

"Zei ini ga benar, yang udah kamu lakuin ke aku ini salah, ini gabisa dibenarkan," ucapku

"Maafkan aku ra, tapi aku ga bisa kehilangan kamu," ucap Zei dengan pelukan yang bertambah erat

"Tapi ga gini caranya, kamu jahat sama aku Zei, aku kecewa sama kamu," ucapku, sambil melepaskan diri dari Zei dan beranjak meninggalkan kasur menuju toilet, aku hanya buang air kecil tapi rasanya benar-benar perih dibawah sana, aku mandi lalu mengenakan kemeja milik Zei, dan berjalan keluar dari toilet milik Zei

Saat aku keluar dari toilet, Zei sudah berdiri tepat didepan ku dan ia langsung terburu-buru memelukku

"Ra, maafin aku, semuanya aku lakuin karena aku ga mau kehilangan kamu, aku ga mau ada orang lain selain aku yang ngelakuin itu semua ke kamu ra," ucap Zei dengan nada menyesal

"Tapi kamu jahat sama aku, kamu ngelakuin ini semua ke aku, kamu ga seharusnya ngelakuin ini zeii!!" teriakku sambil menangis

"Aku mohon ra, maafin aku," ucap Zei dengan nada menyesal dan peluk Zei makin erat, mata milik Zei pun turut mengeluarkan beberapa tetes air mata penyesalan.

Mendengarnya aku hanya bisa terdiam dan terpaku dalam peluknya, "Aku maafin kamu kok," ucapku melepas diri dari pelukannya sambil menghapus air mata di pipinya.

Walau yang sebenarnya batin ku ini merasa sangat hancur dan rasanya aku sudah tidak memiliki harga diri lagi. Aku benar-benar hancur sekarang, aku sudah kehilangan keperawananku, aku murahan.