webnovel

MISJUDGED

Menikah karena sebuah kesalahan yang hampir saja menyiksa Clara seumur hidupnya. kesalahan yang awalnya hampir membuat Clara menggila namun pada akhirnya semua baik baik saja, menurut Clara. tapi hidup tidaklah semudah membalikkan telapak tangan, Clara pun mulai mendapati sesuatu yang janggal setelah pernikahannya.

beachybucks · Masa Muda
Peringkat tidak cukup
6 Chs

#1 First Love

Hai, aku Clara kali ini adalah pertama kalinya aku merasakan apa yang selama ini orang lain rasakan, yap 'pacaran'.

Entah apa yang terjadi di waktu kemarin, aku yang terlalu buruk atau aku yang terlalu naif? Entahlah aku tidak ingin ambil pusing untuk itu.

Dia Zeil Mikhail pacarku ya lebih tepatnya pacar pertamaku, entah apa yang terjadi, tanpa aku sadari dia merasuk ke dalam hatiku, menjadi laki-laki yang pertama kali berhasil menerobos perasaanku.

*Dimobil dalam perjalanan menuju mall XY*

Zei mengulurkan tangannya dan mendaratkan tangannya tepat di pahaku, dan aku menggenggam balik jari demi jarinya yang sedari tadi ada di pahaku. Ya memang sudah menjadi kebiasaan untuk kami selalu bergandengan tangan sampai kami tiba di tempat tujuan.

"Kamu perfect hari ini," ucapnya sambil mengelus lembut tanganku yang ada digenggamannya dengan ibu jari.

"Thanks you," ucapku. Mendengar apa yang baru saja aku katakan, Zei mulai memalingkan wajahnya ke arahku dan menemukan pipi yang memerah disana.

Tapi bukan berhenti meredakan merahnya itu, Zei malah mencium pipiku dengan cepat, dan membuatnya semakin merah.

Zei kembali mencium tanganku, dan kemudian aku meletakkan kepalaku dipundak gagah nan berotot, dan sesekali ia juga mengecup puncak kepalaku, tanpa melepaskan gemggaman tangan kami.

Zei memang tipe laki-laki yang romantis dia selalu bisa membuat aku merasa nyaman walau ini merupakan kali pertamanya aku berpacaran.

👩‍❤️‍💋‍👩👩‍❤️‍💋‍👩👩‍❤️‍💋‍👩

Namun disisi lembut dan romantis yang Zeil milikki, sebenarnya dia juga memiliki sifat lain.

Ya Zeil juga posesif, terakhir kami bertengkar karena Zei melihat stories Instagram temanku.

Distories temanku itu, Zei menemukan aku yang duduk bersebelahan dengan teman laki-lakiku saat dibangku SMA.

Setelah melihat stories tiba-tiba saja tak lama ponselku mulai berdering. Dan nama 'ZEI❤️' terpampang nyata disana.

Melihat panggilan masuk dari Zei aku buru-buru mengangkat panggilan dari Zei. Dan mulai berjalan menjauh dari teman-temanku

Mengangkat panggilan Zei

"Maksud kamu tuh apa si Ra?" tanya Zei. Aku mendengar nadanya cukup tinggi sekarang.

"Maksud aku? Maksudnya gimana?" tanyaku kebingungan.

"Pura-pura gak ngerti apa kamu emang sengaja?" tanya Zei. Dan sekarang Zei mulai menutup panggilannya.

Setelah Zei menutup panggilannya, aku yang masih ada dalam keadaan kebingungan ini mulai beranjak mendekati teman-temanku.

Kami kembali berbincang, bercanda, dan mengingat kejadia-kejadian lucu dimasa sekolah kami..

Tiba-tiba saja ponsel ditanganku kembali berdering, tapi kini bukan panggilan dari Zei melainkan Line yang masuk.

21.08

Saturday, 2 March 2016

Line

Zei ❤️

Zei❤️ sent a photo

Melihat itu muncul di layar ponselku, aku langsung membukanya, dan foto yang Zei kirim adalah screenshot stories Instagram temanku.

Di hasil screenshot itu aku melihat diriku yang duduk terlalu dekat dengan teman laki-lakiku.

Setelah Zei menyadari kalau aku sudah membaca foto yang ia kirim, kini Zei kembali mengirimkan pesan padaku.

"Have fun!" tulis Zei singkat.

"maaf Zei, aku ga ada maksud apa-apa, maafin aku ya, love you." tulisku. Degub jantung kencang mengiringi diriku saat mengirim pesan itu kepada Zei.

Tapi kini Zei benar-benar marah nampaknya. Waktu sudah menunjukkan pukul 22.00 tapi dia tak kunjung membalas pesanku.

👩‍❤️‍💋‍👩👩‍❤️‍💋‍👩👩‍❤️‍💋‍👩

Sesampainya di mall kami menyempatkan diri untuk mampir ke toko kopi karena aku dan Zei merupakan penggila kopi, ya mungkin begitu tepatnya, karena setiap kami hangout kami selalu membeli kopi sebelum melanjutkan kegiatan yang memang kami sudah rencanakan.

Kami sudah memasukki mall dan berjalan menuju toko kopi terkenal di kota kami.

Sesampainya ditoko kopi, aku berjalan menuju kasir untuk memesan, dan Zei berjalan menuju meja didepan jendela kaca.

"Mau pesan apa kak?" tanya barista

"Ice mocha latte sama ice caramel macchiato," ucapku

"Dengan nama kakak siapa?" tanya barista

"Clara dan Zei," ucapku

"Baik di tunggu ya kak," ucap barista

Aku pun menghampiri Zei yang sudah menungguku, dan kami membicarakan beberapa hal tentang kegiatan yang menyibukkan kami belakangan ini.

"Zei besok aku ada jadwal pemotretan di fifth avenue" ucapku

"Jam berapa? Mau aku anter?" tanyanya

"Jam 10 yang, gak usah aku sendiri aja," ucapku

"Enggak, udah pokoknya aku anter!" paksanya

"Yaudah iya, besok aku kabarin ya," jawabku

Tak lama sang barista memanggil nama kami "kak Clara, kak Zei" begitu teriaknya, dan saat aku ingin berdiri dan mengambil pesanan kami itu, Zei buru-buru menarik tanganku dan memintaku untuk duduk, dan dia yang mengambil pesanan kopi kami itu.

Setelah mengambil kopi pesanan kami, Zei-pun kembali berjalan ke arah meja tempatku duduk dengan kopi di kedua tangannya. Diapun mengulurkan tangannya dan memberikan ku kopi yang tadi aku pesan

"Nih Ra kopi kamu," ucap Zei sambil memberikan kopi milikku

"Makasihhhh," ucapku dan kemudian aku lanjutkan dengan menancapkan sedotan di gelas kopiku tersebut, dan meminumnya

"Zei kok rasa kopinya kaya kopi yang biasa kamu pesan si?" tanyaku dan beruasaha meyakinkan

"Eh iya," ucap Zei setelah mecicipi kopi milikku dan mengecapkan lidahnya untuk memastikan rasa kopi tersebut

"Loh kok kopiku rasanya kaya rasa kopi favorite kamu, coba deh!" ucap Zei setelah mencicipi kopi miliknya lalu menjulurkan tangannya dan memintaku mencicipi kopi tersebut

"Eh iya, ketuker kali ya?" tanya ku sambil tertawa cekikikan

Dan kamipun bertukar kopi, lalu tangan Zei pun menghampiri tanganku yang sedang tergeletak di atas meja, dan dilanjutkan dengan gerak tangannya yang kini mulai menuju ke arah pipiku lalu mengusapnya lembut.

Kami menghabiskan kopi kesukaan kami masing-masing, mengambil beberapa foto bersama dan terkadang tertawa karena hal yang terjadi disekitar kami.

Entah kenapa raut manis itu muncul dari wajah maskulin Zei saat kami tertawa karena membicarakan hal yang begitu menyenangkan.

Karena raut wajahnya itu aku hampir saja terserang pingsan tiba-tiba karena wajahku mulai memerah dan darahku mulai membuncak setelah melihat hal itu.

"Loh kok muka kamu merah gitu?" tanya Zei dengan nada mengejek

"Apasi? Enggak ko," jawabku dengan nada malu, dan aku pun menutupi wajahku dengan kedua telapak tangan ini, tapi sialnya mataku masih bisa melihat senyum manis Zei dari sela-sela jari yang sengaja sedikit aku ranggangkan.

"Ih malu, aku ganteng banget ya?" ledeknya sambil mencubit pipiku

"Apasi pede banget,"ucapku dengan nada meledek.

"Rese! Btw lanjut cari baju buat hadiah ulang tahunnya Andre yuk!" ajak Zei sambil bangkit dari duduknya dan mengambil ponsel serta dompetnya yang tergeletak di atas meja cafe.