Keesokan paginya, Cielo terbangun karena para perawat yang membangunkannya untuk mandi pagi. Semalaman Cielo hanya bisa menutup mata tanpa mengerti sebenarnya ia bisa tidur atau tidak. Kepedihan di hatinya masih terasa sakit dan membuatnya sulit untuk bernapas dengan benar.
Cielo menurut saat sang perawat membantu menyeka tubuhnya dan mengganti pakaiannya. Mulutnya masih bungkam seribu bahasa.
Cedric memutuskan untuk pulang. Sementara itu, ayahnya masih diam di rumah sakit. Keresahan di hati Cielo tidak kunjung reda.
Ayahnya sedang menyuapinya sarapan. Cielo membuka mulutnya dan menurut untuk menghabiskan makanannya.
"Kamu tahu, Papih pikir, Papih tidak akan bisa menyuapimu lagi karena kamu sudah sangat besar. Namun, sekarang Tuhan memberikanku kesempatan untuk bisa mengurusmu lagi. Waktu kamu bayi, mamihmu yang mengurus dan membesarkanmu. Aku merasa seperti yang tidak punya andil sama sekali."
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com