"Nanti, please. Didi belum siap." Audia terlihat memelas.
Alvin masih belum mengerti, mengapa Audia masih saja ingin terus menutupi pernikahannya, bahwa Alvin dan pak Mandala adalah orang yang sama, dan ia adalah suami Audia. Padahal ingatannya sudah pulih. Apakah ada hal yang Audia sembunyikan dari Alvin?
Alvin pun membalik ucapan Audia. "Mas udah janji, kan, gak akan bohong lagi. Kalau kaya gitu, bukannya mas bohong lagi, ya?"
Audia menelan salivanya. "Ini bukan bohong, kok, cuma gak cerita dulu aja. Ya, please, sampai Didi naik tingkat."
Alvin mengangkat alisnya. Istrinya ini ... benar-benar. Ingin menghukumnya pun, kandungan Audia masih terlalu muda. Pesan dokter Eva, untuk sementara mainnya dikurangi.
Malam itu pun Alvin tidur hanya sambil memeluk Audia dari belakang. Menghirup aroma tubuh istrinya yang bak aroma terapi, bisa membuat Alvin rileks dan tertidur. Hingga jelang pagi, perasaan mual itu datang lagi mengganggu tidur nyenyaknya.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com