Tidak lama, bell apartemen berbunyi, Audia melihat ke layar monitor, pak Asep telah menunggunya di bawah. Memintanya untuk menunggu sejenak, sementara ia bersiap-siap untuk turun. Tidak lupa memasukkan kotak bekal berisi pancake ke dalam tas ranselnya.
Di dalam lift, lagi-lagi Audia merasa sendiri. Ini juga kali pertama ia berada di dalam lift sendirian. Beruntung, lift yang ia gunakan adalah lift pribadi. Menjaga dirinya tetap aman dari orang asing.
Di bawah, pak Asep telah bersiap di samping mobil Alvin yang lain. Sebuah sedan mewah. Pemberian ayahnya Alvin, Prima. Audia sampai kesulitan menelan salivanya. Pergi ke kampus dengan mobil mewah ini? Yang benar saja!
"Maaf, Non, apa ada yang ketinggalan?" pak Asep membuyarkan lamunan Audia, karena berdiri diam, padahal pintu mobil sudah dibukakan dari tadi oleh pak Asep. Audia begitu terkesima dengan mobil mewah di hadapannya.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com