Hao Ren mengayuh sepeda itu dan kembali asrama selatan. Dia menurunkan Xie Yujia di Gedung Asrama wanita no.3 dan kemudian berjalan kembali ke Gedung Asrama pria no.7.
Saat itu gerbang asrama baru saja dibuka dan Hao Ren menyelinap memasuki asrama pada saat sang manajer tidak memperhatikan.
Dia berjalan menuju lantai tiga dan memasuki kamar asrama dan melihat Zhao Jiayi dan kedua temannya yang lain masih tertidur. Ada banyak bekas tusuk sate kayu dan beberapa botol bir di lantai.
"Mereka ini…. " Hao Ren berjalan masuk perlahan-lahan, mengambil handuk dan sikat giginya hendak mandi.
Namun, lengannya membentur sebuah cangkir dan menimbulkan keributan yang membangunkan Zhao Jiayi, yang tertidur di salah satu ranjang bawah.
"Kau kembali, Ren?" Zhao Jiayi berteriak.
Eh, ya." Hao Ren hanya dapat mengakui.
Mendengarkan percakapan mereka, Zhou Liren dan Cao Ronghua juga ikut terbangun. Mereka melihat Hao Ren, yang diam-diam memegang handuk dan sikat gigi, dan segera bertanya, "Apa yang kau lakukan semalam?"
"Aku.. ah…" Hao Ren memegang sikat gigi dan memberi isyarat sambil tergagap, dia tidak bisa berkata apa - apa.
Zhou Liren, yang tadinya mengantuk, mendadak menjadi bersemangat, "Jangan katakan kau dan sang Ketua Kelas… kemajuannya sangat cepat?" dia bertanya.
.
"Jangan asal bicara! Gerbang asrama sudah dikunci saat aku kembali kemarin, jadi aku pergi ke Kafe Internet semalaman," kata Hao Ren setelah memikirkan hal itu.
"Xie Yujia pergi ke sana juga?" Cao Ronghua bertanya.
"Dia… aku tidak tahu. Setelah kami makan kemarin, dia kembali sendiri. Aku berjalan-jalan sedikit dan sudah terlalu terlambat untuk kembali."
"Hehe. Jangan disembunyikan kalau ada kemajuan…," Zhou Liren duduk di tempat tidur atas dan membuat wajah lucu pada Hao Ren.
"Enyahlah!" Hao Ren melambaikan tangannya dan membawa peralatan mandinya bersamanya sambil keluar dari kamar.
.
Cao Ronghua, yang tidur di tempat tidur di bawah Zhou Liren tidak mempercayai dugaan Zhou Liren. " Si Cantik yang luar biasa, sang Ketua Kelas secepat ini berpacaran dengan Hao Ren?" pikirnya.
Akan tetapi, banyak hal yang baru-baru ini terjadi yang membuat dia percaya Hao Ren memiliki sifat-sifat yang menakjubkan.
"Keberuntungan kembang persik Hao Ren terlalu bagus!" Zhao Jiayi mendesah dan berkata penuh emosi saat dia melihat Hao Ren bergegas keluar.
Mereka bertiga juga bangun, bersiap - siap dan pergi ke kelas bersama Hao Ren.
.
Pada saat mereka berjalan melalui kantin, mereka berpapasan dengan Xie Yujia yang melewati mereka dengan sepedanya.
Xie Yujia biasanya menyapa teman-teman sekelasnya, tetapi dia mengendarai sepedanya dan melewati mereka dengan terburu-buru.
Zhou Liren dengan sengaja memukul Hao Ren sambil melihat sosok Xie Yujia yang kurus namun berlekuk.
"Jangan asal bicara saat kita sampai di kelas," Hao Ren memberinya peringatan.
Aku tahu.." senyuman Zhou Liren malah semakin jahil.
Mereka berempat melangkah masuk ke dalam kelas dan menemukan banyak orang sedang mendiskusikan kuliah ilmiah yang diadakan kemarin malam. Hao Ren melihat ke arah Xie Yujia dan melihat dia sedang berbicara dengan gadis-gadis di kelas seolah-olah tidak ada yang berubah.
"Kenapa kau tidak pulang, Ren? Aku ingin bermain kartu denganmu di asrama!" Huang Jianfeng melihat Hao Ren berjalan masuk dan berteriak keras.
Mendengar teriakan itu, para gadis yang duduk di depan menengokkan kepala mereka.
"Dia pergi mendengarkan perkuliahan dengan Ketua Kelas kemarin. Bagaimana bisa dia pulang dan bermain kartu denganmu?" beberapa orang yang mengetahui apa yang telah terjadi berkata.
Berhenti bicara, berhenti bicara….." Hao Ren yang duduk di barisan belakang berusaha menenangkan mereka.
Kelas itu segera dimulai. Hao Ren, yang mengira semuanya akan berakhir sekarang, menemukan bisikan mulai menyebar di seluruh ruangan kelas.
Pada saat itu, Zhou Liren menerima sebuah pesan, berbalik untuk menepuk lengan Hao Ren dan bertanya dengan terkejut, "Hai! Kau benar-benar menghabiskan malam dengan Ketua Kelas? Aku hanya bercanda denganmu!"
Dari mana informasi itu datang?" Hao Ren bertanya.
"Dari para gadis di baris depan. Mereka berkata Xie Yujia tidak kembali ke asrama kemarin malam. Selain itu, dia tidak ada di sana saat manajer asrama melakukan inspeksi kamar, dan sekarang namanya tertulis di daftar tidak kembali pada papan tulis kapur kecil di luar Gedung Asrama No.3.
Kemudian, dia menatap Hao Ren dengan terkejut dan bertanya, "Apa kau benar - benar…. melakukan itu dengan dia kemarin malam?""
"Tidak mungkin!" Hao Ren memukul dahi Zhou Liren.
Dia melihat Xie Yujia, yang duduk di barisan depan mengatur catatannya, kelihatannya dia tidak terganggu dengan diskusi di sekitarnya. Tiba - tiba, Hao Ren merasa seharusnya dia menangani situasi kemarin malam dengan cara yang lebih baik..
Para gadis melihat reputasi sebagai masalah yang penting, terutama gadis seperti Xie Yujia..
"Pergi mendengarkan perkuliahan bersama-sama, makan bersama-sama, tidak pulang bersama… siapa pun bisa salah mengerti…" pikirnya.
Yu Rong masih membicarakan masalah itu, dan Hao Ren tiba-tiba memalingkan kepalanya dan berkata, "Hentikan! Jika masih ada yang membicarakan hal ini, aku tidak akan berteman dengannya lagi!"
Melihat Hao Ren yang penyabar tiba-tiba menjadi marah, Yu Rong dan lainnya segera berhenti berbicara dan melihatnya dengan bingung.
Semenjak kejadian Hao Ren mengalahkan setengah tim basket, para pria dari kelasnya dan di Gedung Asrama no.7 lebih menghormatinya.
Meskipun beberapa pria dalam kelas itu menyukai Xie Yujia dan mencemburui Hao Ren, siapa yang berani bergosip dibawah kekuatan Hao Ren yang kuat?
Selain itu teman Hao Ren, Zhao Jiayi bukanlah orang yang mudah untuk ditangani. Tidak saja memiliki banyak teman di sekolah, tetapi juga dia mendapatkan anggota tim basket membayarkan biaya medisnya setelah cedera itu, hal ini membuat mahasiswa lain mengira dia memiliki latar belakang yang kuat.
Hao Ren mendengar semua pembicaraan berhenti dan dia mengatur kembali perhatiannya dan melihat ke arah Xie Yujia yang berada di barisan depan. Dia melihat telinga Xie Yujia berwarna merah, kelihatannya dia juga terpengaruh oleh percakapan di sekitarnya.
.
"Lebih baik aku menjaga jarak darinya untuk beberapa saat… " Hao Ren berpikir.
Buzz! Buzz! Buzz!
Telepon seluler Hao Ren yang berada di atas meja sedikit bergetar.
Dia mengangkat telepon seluler dan melihat sebuah pesan singkat berasal dari nomor yang tidak dikenal.
Dia membuka pesannya dan melihat beberapa kata. "Apa nama kota besar di Cina yang memproduksi batu bara?"
"Siapa ini?" Hao Ren tidak bereaksi dengan baik karena dia dalam suasana hati yang buruk. Biasanya dia akan langsung menghapus pesan pendek membosankan seperti ini, tetapi kali ini dia sengaja membalasnya. "Batu bara Cina itu hitam!"
Buzz! Buzz! Buzz!
Beberapa detik kemudian, dia menerima pesan pendek lagi.
"Aku akan mencekikmu sampai mati! Beritahu aku sekarang apa itu batu bara?"
Merasakan nada pesan - pesan itu, Hao Ren segera tahu siapa yang mengirimnya.
.
Anak - anak jaman sekarang sangat berteknologi tinggi. Zhao Yanzi melakukan kecurangan dengan sms?" pikirnya.
Hao Ren menjawab, "Fushun. Kerjakan sisanya sendiri. Aku tidak akan menjawab lagi."
Buzz! Buzz! Buzz!
Tidak lama kemudian, dia menerima sms yang lain, "Berapa banyak cekungan di Xinjiang?"
"Si bocah nakal ini.." Hao Ren tidak ingin membalas, tetapi dia memikirkan kemarahan yang harus ditanggung nantinya dan menyerah. Dia mengirimkan kembali sebuah pesan. "Cekungan Tarim dan Cekungan Dzungarian. Aku tidak akan menjawab lagi!"
"Seharusnya ada satu lagi!" sebua sms lainnya dikirimkan kembali.
Hao Ren berpikir beberapa saat dan membalas. "Cekungan Qaidam! Aku tidak akan membalas pesanmu lagi!"
Buzz! Buzz! Buzz!
Beberapa menit kemudian, telepon seluler bergetar lagi.
"Apa ada akhirnya… " Hao Ren mengeluarkan telepon seluler, dan itu pesan Zhao Yanzi lagi, "Bodoh sekali! Cekungan Qaidam berada di Qinghai! Aku hampir saja salah!"
"Kau menyalahkanku untuk pertanyaan yang kau tidak bisa kerjakan? Salah sendiri salah mengerjakan! Pergi kerjakan ujianmu!" Hao Ren menjawab.
"Ujian apa? Aku baru saja selesai! Aku sedang makan siang sekarang!" Zhao Yanzi segera membalasnya kembali.
Ini pertama kalinya Hao Ren mengirim sms kepada Zhao Yanzi di kelas. Dia tiba-tiba merasa Zhao Yanzi agak manis meskipun dia kasar.
"Berapa banyak lagi ujian yang kau punya?" Hao Ren memikirkannya dan mengirimkan sebuah pesan untuk menunjukkan kekhawatirannya.
Yah, gadis kecil ini "tunangannya" Selain itu, orang tua Zhao Yanzi telah berkali-kali membantu Hao Ren. Dia tidak bisa benar-benar mengabaikannya.
"Ada dua ujian lagi di sore hari. Fisika dan kimia. Aku mengandalkanmu!" sebuah pesan gembira di kirimkan ke telepon selulernya.
"Aku bertanya - tanya kenapa dia tiba - tiba begitu baik padaku. Ternyata dia ingin aku membantunya menyontek." Hao Ren akhirnya menyadari alasannya dan menjawab, " Bantu dirimu sendiri, dan kau akan mendapat makanan yang baik dan pakaian yang bagus!"
Zhao Yanzi tidak menjawab pesan ini, dia mungkin marah.
Hao Ren tidak ingin berdebat dengannya, jadi dia meletakkan telepon seluler dan melihat keluar jendela, masih hujan di luar.
"Dua buah ujian lagi berarti dia akan selesai sekolah sekitar jam dua siang. Aku tidak punya kelas pada waktu itu, jadi aku rasa aku akan menjemputnya dari sekolah."