webnovel

Oh Sial...

Editor: Atlas Studios

.

Lebih dari beberapa lusin lagu kemudian, kelopak mata Xie Yujia semakin berat saat dia mendengarkan melodi yang sering didengarnya. Dia merasa senandung Hao Ren terdengar seperti lagu pengantar tidur dan jatuh tertidur tanpa sadar.

Saat dia membuka matanya kembali, dia melihat Hao Ren tertidur dengan kedua tangannya di atas sofa.

Dia duduk dan sepatunya membuat suara mendencit di sofa. Hao Ren mendengar suara itu dan segera bangun. Mikrofon di tangannya jatuh ke lantai.

"Kau benar-benar tidak tidur tadi malam?" Xie Yujia menggosok matanya, melihat lingkaran hitam di sekeliling mata Hao Ren dan bertanya dengan rasa bersalah.

"Sang pelayan berpatroli di depan pintu sepanjang malam. Aku tidak bisa tidur bahkan jika aku mau." Hao Ren meregangkan tangannya dan tertawa, "Bagaimana tidurmu?"

"

"Baik-baik saja. Aku bermimpi beberapa kali," Xie Yujia menjawab saat dia mengembalikan jaket itu ke Hao Ren dan memeriksa bajunya sendiri.

Dia tidak peduli Hao Ren melakukan sesuatu saat dia tidur karena dia mempercayainya. Malahan dia takut bajunya akan tersingkap dan memperlihatkan bagian - bagian tubuhnya yang seharusnya tidak diperlihatkan.

Dia menjadi tenang saat dia melihat bajunya rapi.

"Jam berapa ini?" dia bertanya.

"Hampir jam enam. Waktu untuk ruangan ini juga hampir habis," Hao Ren menjawab.

Um," Xie Yujia mengangguk. "Terima kasih banyak untuk kemarin."

Tidak masalah. Kadang - kadang, kejadian seperti ini terjadi" Hao Ren berdiri dan berkata, "Mari pergi mencari tempat untuk makan!"

"Kau tidak mau tidur dulu sebentar?" Xie Yujia melihatnya dengan bingung.

Hao Ren menggelengkan kepalanya, "Tidak apa-apa… "

"Sekarang bahkan belum jam enam. Kamu harus tidur sebentar. Tidak ada gunanya kembali ke asrama karena belum di buka. Aku akan berjaga untukmu kali ini!" Xie Yujia berkata.

Dia melihat wajah letih Hao Ren dan tiba-tiba menyadari ini pertama kali dia tinggal semalaman sendirian dengan seorang pria.

"Tidak perlu. Sebentar lagi jam enam dalam setengah jam." Hao Ren masih menggelengkan kepalanya. Dia tidak dapat tidur sendiri dan membiarkan seorang gadis berjaga untuknya.

"Jadi, mari kita bernyanyi!" Xie Yujia merubah ekspresinya dan berkata.

"Huh?" Hao Ren sedikit terkejut.

"Masih ada setengah jam. Kita akan menyia - nyiakannya dan sebaiknya menggunakan waktu ini untuk bernyanyi." Xie Yujia berjalan ke arah mesin karaoke dan memilih beberapa lagu.

Lagu pertama "Berkat di sudut jalan" muncul di layar. Setelah tidur setengah malam, Xie Yujia sudah energik. Dia mengangkat mikrofon tanpa merasa malu, menemukan kunci melodinya dan mulai bernyanyi.

"Di banyak musim gugur dan musim dingin, aku hampir disembuhkan…"

Hao Ren mendengarkan suara Xie Yujia dan tidak tahu Ketua Kelas bernyanyi dengan begitu baik.

"Aku hanya bisa berpura-pura bahwa aku tidak bisa mendengar dari orang lain tentang kabarnya…"

Setelah lagu pertama, Xie Yujia lanjut menyanyikan lagu kedua.

Suaranya merdu dan menyenangkan dan senyuman di wajahnya terlihat menciptakan rasa kebahagiaan.

Hao Ren duduk di sofa dan diam-diam melihat Xie Yujia. Tak disangka, Ketua Kelas yang rajin belajar juga seorang yang ahli dalam karaoke."

"Setelahnya, aku akhirnya belajar bagaimana mencintai. Sangat disayangkan kau pergi lama sekali, menghilang ke dalam kerumunan…. setelahnya…"

Apa Xie Yujia menyanyikan lagu - lagu ini untukku?" Hao Ren tiba-tiba berpikir.

.

Setelah menyanyikan enam lagu terus menerus, Xie Yujia mendadak mengeluarkan mikrofon lainnya dan menyerahkannya pada Hao Ren."Kemari dan bergabung denganku!" katanya..

"Ah? Tidak aku tidak bisa!" Hao Ren melambaikan tangannya cepat-cepat.

"Mari bernyanyi bersama. Hanya tinggal kita berdua, apa yang kau takutkan?" Xie Yujia meletakkan mikrofon itu ke dalam tangan Hao Ren dengan antusias.

.

Lagu lama "Hiroshima kekasihku" terdengar. Hao Ren harus memegang mikrofon dan bernyanyi dengan canggung. Tidak yakin apakah kemampuannya telah mencapai ketinggian yang baru atau apa yang telah terjadi, tetapi Hao Ren yang tidak tidur sepanjang malam, menyanyikan lagu itu dengan sempurna dengan suara yang serak.

"Tidak buruk! Mari lanjutkan lagu baru lainnya." 'Rooftop!" Xie Yujia menggoyangkan tangannya dan berkata dengan gembira.

Hao Ren berusaha menolak, tetapi menyanyikan lagu ini dengan sempurna dan mengekspresikan kemuraman dalam lagu dengan baik.

"Wow! Kau sangat baik dalam bernyanyi, Berhentilah pura-pura kau buruk!" Xie Yujia mengedipkan matanya pada Hao Ren..

Hao Ren merasakan hal itu aneh juga. Bagaimana suaranya menjadi begitu penuh dan lebar? Apakah karena dia melakukan kultivasi Gulungan Konsentrasi Jiwa?

Setelah mereka selesai menyanyikan lagu duet lainya "Kau nyanyian di hatiku" dan baru saja hendak memilih lagu yang baru, sang pelayan tiba-tiba membuka pintu dan masuk.k.

"Permisi, Tuan. Waktu untuk kamar anda sudah habis!" dia berkata.

Hao Ren dan Xie Yujia merasa mereka belum cukup bernyanyi, tetapi mereka masih ada beberapa kelas hari itu, jadi tidak mungkin melanjutkan nyanyiannya. Mereka saling melihat, tersenyum, dan meletakkan mikrofon itu. Kemudian mereka mengambil barang-barang mereka dan melakukan check out di meja penerimaan tamu.

.

Xie Yujia ingin membayar pada saat mereka melakukan check-out tetapi Hao Ren menghentikannya. Meskipun dia menemani Xie Yujia, bagaimana bisa dia membuat seorang gadis membayar untuknya?

Setelah mereka berjalan keluar KTV, Xie Yujia memaksa untuk mentraktir Hao Ren makan pagi, dan Hao Ren hanya dapat menerima. Mereka menuju Restoran Dexin dan memakan makan pagi yang bergizi. Kemudian Hao Ren menaiki sepeda dan membawa Xie Yujia kembali ke sekolah melalui pintu masuk barat, mereka menuju area asrama di selatan.

Pagi hari di sekolah sunyi seperti di taman. Udaranya menyegarkan dan lingkungannya indah.

Xie Yujia duduk di kursi belakang sepeda, dan kedua tangannya berpegangan pada kaus Hao Ren saat tubuhnya mengayun mengikuti arah angin. Dia berpikir sebentar dan meletakkan kepalanya ke punggung Hao Ren.

"Di pagi hari udara dingin. apa kau ingin memakai jaketku?" Hao Ren bertanya saat dia mengendarai sepeda.

"Tidak apa-apa," Xie Yujia merasakan kehangatan di punggung Hao Ren melalui kaus dan berbisik.

"Aku sangat senang hari ini," tiba - tiba dia berkata setelah diam beberapa saat.

"Apa?" Hao Ren tidak mendenarnya karena dia berkontrasi mengendarai sepeda.

"Bernyanyi menyenangkan hari ini, dan begitu juga kemarin malam, " Xie Yujia mengeraskan suaranya dan berkata. Angin sepoi-sepoi pagi yang dingin menghembus rambut dan wajahnya dan membuat suaranya menghilang

"Ohh..aku senang kau menyukainya!" Hao Ren sibuk mengendarai sepeda dan menjawab dengan santai

"Si bodoh ini…" pkir Xie Yujia dikepalanya.

"Satu, dua! Satu, dua!"

Tiba-tiba teriakan yang teratur terdengar dari suatu tempat di dekat sini.

.

"Hao Ren! Ganti arah dan berbalik!" Xie Yujia, yang duduk di belakang, tiba-tiba dengan tergesa-gesa, menarik kaus Hao Ren.

"Huh, apa?" menghadapi angin dan mengayuh sepeda, Hao Ren kembali tidak mendengarnya dengan baik.

Di saat bersamaan, Kapten tim basket, Xie Wanjun, yang mengenakan kaus olah raga dry-fit[1.dry-fit adalah bahan poliester-mikrofiber dengan performa tinggi, yang memindahkan keringat dari tubuh menuju permukaan bahan pakaian dimana ia akan menguap. Bahan ini membuat pemakainya nyaman dan kering] dan memimpin seluruh tim basket yang berkeringat berlari ke arah mereka.

Itu kali pertama Hao Ren melihat wajah kapten tim basket, jadi dia tidak tahan untuk melambat. Kapten raksasa setinggi dua meter itu memimpin lari dengan kecepatan biasa dan menengokkan kepalanya pada saat yang sama untuk melihat Hao Ren, yang mengendarai sepeda, dan Xie Yujia yang duduk di kursi belakang.

Xie Yujia merasa pertentangan saart dia melihat kakak laki-lakinya.

Saat itu jam enam pagi. Selain tim basket, yang melakukan lari pagi, tidak banyak mahasiswa yang sudah bangun pagi ini.

Hao Ren dan Xie Yujia datang dari pintu masuk barat sekolah. Apa artinya pintu selatan sekolah? Restoran dan hotel-hotel kecil yang bisa ditemukan di sekeliling alun-alun Hongji.

Apakah hanya keluar makan dan baru saja kembali saat ini?

Xie Yujia menundukkan kepalanya dan tidak tahu harus melakukan apa. Kakak laki - lakinya, Xie Wanjun, hanya memimpin enam sampai tujuh pemain basket, berteriak dan lari melewati sepeda mereka tanpa emosi.

Xie Yujia mengenal kakak laki - lakinya cukup baik, dan wajah tak terbacanya sering merupakan ekspresinya yang paling mengerikan.

Sementara Xie Yujia gugup mengenai ini, Hao Ren memalingkan kepalanya dan melihat ke arah tim basket yang bergerak seperti dinding yang tinggi. Dia memperhatikan keenam pemain basket yang ditendang keluar tidak ada dalam latihan pagi itu.

"Kapten tim basket ini, Xie Wanjun, kehilangan enam anggota timnya karena hukuman sekolah. Dia mungkin membenciku… tetapi kelihatannya dia belum mengenaliku?""

Hao Ren bergerak menuju gerbang selatan dan berpikir.

Xie Yujia, yang duduk di belakang, hanya dapat memikirkan satu kata di pikirannya, "Si*l!"