Mukhlis pergi ke kasir dan membayar baksonya. Lantas dia meninggalkan tempat tersebut dengan perasaan yang sangat kesal.
Dia membawa sepeda motor dengan kecepatan sangat tinggi. Hingga hanya dalam waktu sepuluh menit dia telah sampai di rumahnya.
"Cepat kali Kamu sampai Nak. Ngebut lagi Kamu? Kan sudah berapa kali Mak bilang jangan ngebut-ngebut. Rumah sakit udah penuh,"terdengar Wak Ni mengomel untuk Mukhlis.
"Mak. Nanti malam kita ke rumah Faiza, lamar dia bisa Mak?"tanya Mukhlis penuh harap.
Dia meletakkan dua bungkus bakso di hadapan Ibunya.
"Kenapa buru-buru Nak? Kamu dan Faiza belum bicara empat mata pun,"jawab Wak Ni dia memandang heran ke arah Mukhlis.
Lantas Mukhlis menceritakan apa yang dia liat tadi di warung bakso, bagaimana Faiza dan Rijal bersama.
"Mak. Aku takut Faiza kecantol hatinya dengan Rijal. Aku harus bagaimana?"tanya Mukhlis lagi.
Wajahnya sangat lelah dan khawatir.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com