"Aurel bagaimana kalau engkau mengalah saja? Sebagai perempuan kelihatannya kau lebih manis kalau mengalah. Al Fatih jatuh cinta kepadamu dan dia hanya butuh engkau mengatakan iya, kalau kau sudah mau, aku yang akan melamarmu dan aku yang akan membiayai pernikahan kalian bagaimana?"
"Tidak, Pak Amir. Saya tidak mau. Sudah kukatakan lebih baik aku memilih orang lain yang lebih buruk wajahnya tapi dia baik hati dan bisa menghargai aku sebagai seorang wanita daripada aku memiliki suami tampan seperti dia tapi dia sama sekali tidak mau menghargai aku."
Aurel akhirnya kembali ke rumahnya dengan bersungut-sungut. Ia terus saja mengomel seorang diri hingga dia masuk ke halaman rumahnya dan memarkirkan sepeda yang ia gunakan sebagai kendaraan dari lapangan menuju ke rumah.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com