webnovel

Chapter 20: Mie Iblis

"Hoahh.... ," seorang penjual menguap.

Orang itu berjualan mie di kantin SMA Starmind. Dagangan orang itu terkenal dengan mie iblisnya yang sangat pedas. Banyak murid murid yang bermain "tantangan iblis" yaitu memakan mie iblis sebanyak banyaknya. Sejauh ini, rekor pemakan mie iblis terbanyak dipegang oleh Mona dengan memakan 10 mie iblis.

"Kantin hari ini lumayan sepi ya," gumam Penjual itu.

Tidak lama kemudian terdengar hentakan hentakan yang cukup keras.

"Huh? apa ada gempa?" gumam Penjual itu.

Tiba tiba ada dua orang yang melompat masuk kedalam kios penjual itu dan menimpa si penjual. Ketika penjual itu membuka matanya, sudah ada Aruta dan Sako yang menimpanya.

"Tolong dua mie iblisnya!!" ujar Aruta.

"Tolong super pedas!!" ujar Sako.

"Lebih pedas dari yang pernah kau buat!!" ujar Aruta.

"Keluarkan mie terpedas yang pernah ada!!" ujar Sako.

"E-eh?! i-iya," ujar penjual itu.

"Baiklah paman! kami tunggu ya," ujar Sako. Sako dan Aruta keluar dari kios orang itu dan masih menggenggam kerah baju satu sama lain.

"Huh? apa mereka bisa menahan pedasnya?" gumam Penjual itu.

"Aku buat yang kayak biasa saja lah. Aku juga sempat membuat Mie Iblis yang lebih pedas dan berujung rasa kaldu dari kuahnya hilang. Tunggu... apa aku takut? Aku sudah berlatih bertahun tahun untuk membuat mie ini. kakekku mengajariku membuat mie yang enak rasa pedas yang membara. Seharusnya aku belajar dari kesalahanku. Aku pasti bisa membuat mie terpedas yang pernah ada!!" gumam Penjual itu.

Aruta dan Sako duduk di bangku di dekat kios mie iblis itu. Aruta dan Sako duduk berhadap hadapan saling pandang. Tidak lama kemudian, entah kenapa Aruta mulai merasa ingin buang air besar.

"Hihi, mungkin dia sedang mendapat panggilan alam," gumam Sako.

"Sialan... Apa karena burger tadi? Aku belum berak dua hari ini." Aruta yang tidak tahan akhirnya berlari kencang menuju toilet.

"Waktunya!"

Sako mengendap endap bersembunyi di bawah meja kios penjual mie itu. Ketika Penjual itu berbalik, Sako langsung beraksi. Sako memberi salah satu mangkuk mie itu dengan garam yang begitu banyak (Sako mendapat garam dengan meminta kios lain).

"Hihi, pasti berhasil. Dia pasti akan sangat keasinan hihihi," gumam Sako dengan tersenyum jahat.

"Nona, ngapain senyum senyum begitu?" tanya si Penjual.

"Eh?!! eh... tidak apa apa kok," ujar Sako.

"Baiklah pesananmu sudah siap. Mie Iblis super pedas!. Mie ini langsung dibuat dari kaldu bla bla bla bla," ujar Penjual. Penjual itu mengoceh sangat lama hingga membuat kaki Sako bergetar karena berdiri terlalu lama.

"Dan itu membuat mie ini sungguh spesial," kalimat terakhir Penjual itu.

"I-iya," ujar Sako yang sudah lelah berdiri. "Saya kembali dulu sebelum mie nya tambah dingin," ujar Sako.

"Baiklah selamat menikmati."

Sako kembali ke mejanya membawa dua mie iblis yang sudah dipesan. Di meja sudah ada Aruta yang selesai buang air besar dan menunggu Sako.

"Kenapa kau tadi berdiri lama sekali?" tanya Aruta.

"Yah... penjualnya agak cerewet," jawab Sako. "Baiklah tunggu apa lagi. Langsung saja kita ke tantangannya!" ujar Sako. Sako memberikan salah satu mangkuk mie iblis itu kepada Aruta. Saat itu juga Sako menyadari bahwa kedua mangkuk mie itu memiliki warna dan corak yang sama membuatnya tidak tahu mie mana yang dia kasih garam.

"Sialan... mana yang aku kasih garam? Apa mie yang itu? atau mie yang ini?" gumam Sako. Sako mengambil sendok dan mulai sedikit mencicipi kuah dari mie nya. Sako merasakan mie nya yang terasa sangat asin. "Sialan ternyata yang ini. Bagaimana ini?"

Aruta mulai mengambil sumpitnya dan mulai untuk makan. "Baiklah, ayo mak- DUAR," Sako menendang kursi Aruta hingga Aruta terjatuh. Sako langsung dengan cepat menukar mie Aruta dengan mie-nya.

"Aduh... Hey ada apa denganmu!? Untung saja mie-nya tidak tumpah," ujar Aruta kesal dan mulai berdiri. Aruta membenarkan kursinya dan kembali duduk.

"Aku melihat nyamuk tadi. Sudah ayo makan saja," ujar Sako.

"Baiklah, ayo makan," ujar Aruta. Aruta mengambil mie dengan sumpitnya dan langsung mengambil banyak mie di sumpitnya. Aruta langsung memakan banyak dan merasakan mie-nya sangat asin. Cara makan Aruta seketika melambat karena begitu asinnya mie miliknya. Di sisi lain, Sako sedang berusaha memakan mie iblis miliknya.

"Jujur saja aku tidak terlalu kuat makan pedas. Tapi dengan begini, tinggal tunggu dia sempoyongan dan aku akan membeli kue kromboloni itu," gumam Sako.

Aruta terus berusaha memakan mie-nya yang sangat asin. Aruta terus dan terus berusaha memakan mie-nya yang sangat asin. Namun akhirnya Aruta tidak tahan dan langsung terkapar di meja.

Melihat itu, Sako langsung berlari meninggalkan Aruta menuju kios kue kromboloni. "Ya! kue itu akan menjadi milikku!" Sako terus berlari dan melihati kue kromboloni yang tersisa satu di kios itu.

"Terima kasih banyak sudah datang," ujar Penjual kios kue kromboloni yang menjual kue yang tersisa. Sako yang sudah dekat dengan kios itu mematung di tempat seketika ketika kue terakhir itu terjual.

"Huh? kau kenapa?" tanya Mono yang baru saja membeli kue kromboloni.