webnovel

Marvel Dc: Pahlawan Bajingan

Hari ketika dia terbangun dari tidur menyenangkan, Yves menyadari bahwa dirinya tak lagi ada di dunianya yang asli. Dunia ini sangat berbeda, ada Pahlawan Super yang memiliki kekuatan besar, Penyihir dengan umur panjang, serta Supervillain yang mampu meledakkan sebuah galaksi hanya dengan satu jentikan jari! Yves yang diberi kesempatan kedua tentunya tak tinggal diam, dia langsung mengerahkan seluruh tenaganya untuk menjemput para wanita-... Tidak, tidak, tentu saja mencapai puncak kehidupan di dunia baru ini! Tunggu... Ibu Steve Rogers hamil? Wonder Woman terlihat bergandengan tangan dengan laki-laki yang tak dikenal? Ancient-One menyerahkan gelarnya ke pria lain??? Wtf! *** Advanced chapters available on; patréon.com/Mizuki77

Mizuki77 · Komik
Peringkat tidak cukup
226 Chs

Bab 157

Jennifer sedang menonton rekaman yang sebelumnya telah diberikan oleh Yves sambil mencatat sesuatu di atas kertas dari waktu ke waktu.

Jika dia disuruh untuk melakukan eksperimen seperti yang dilakukan suami kecilnya, jujur dia tidak akan bisa, tapi jika mengenai teori, bahkan sepuluh Yves tidak akan mampu mengalahkannya.

Melihat suami kecilnya kembali, Jennifer menghela napas lega lalu menyerahkan buku catatannya kepada Yves.

Catatan itu berisi semua permasalahan serta kemungkinan cara untuk mengatasi masalah tersebut.

"Ini, catatan yang kamu inginkan. Hmph, aku merasa lelah." Jennifer bertingkah seperti gadis kecil yang telah dipaksa untuk menggarapkan tugas rumah milik temannya.

Di sisi lain, Dana melirik ke arah Yves dan Jennifer sambil tetap membolak-balik novel yang dia baca.

Melihat tingkah mesrah mereka berdua, dia tidak merasa cemburu... mungkin sedikit. Tapi karena mereka telah menjadi keluarga, dia tidak akan lagi mempermasalahkannya, toh pria itu juga bertanggung jawab.

Selesai melirik, Dana dengan senang hati melanjutkan membaca novel tentang seorang nyonya yang mengelola rumah tangganya.

Yves yang menerima kabar baik tersebut langsung memeluk gurunya. Setelah pelukan hangat tersebut, Yves duduk lalu memeriksa catatan tersebut.

Ada banyak cara pencegahan yang telah tertulis secara jelas dalam catatan tersebut. Jarak antara dua sirkuit elektronik terlalu dekat, karenanya hal itu menyebabkan konsleting yang tiba-tiba.

Membaca informasi tersebut, Yves mengangguk sambil terus mempelajarinya.

Seperti biasanya, istri cantiknya itu memang sangat teliti dalam hal ini. Bahkan masalah kecil yang tidak dia sadari mampu dia lihat.

Tidak hanya mampu melihat masalahnya, tapi dia juga mampu memberikan solusi untuk masalah tersebut, walaupun solusi itu hanyalah sebuah teori yang perlu dipastikan terlebih dahulu.

Semakin Yves membaca, semakin dibuat terpesona dirinya. Ilmu pengetahuan memang merupakan hal yang sangat ajaib, ilmu ini bahkan dapat digunakan untuk menciptakan alat yang mampu menyaingi beberapa mantra sihir.

Hari ini Yves sedang dalam suasana hati yang sangat baik, selain berhasil mencicipi istri orang, dia juga mendapat solusi untuk permasalahan Motherboardnya!

Selesai membaca catatan tersebut, Yves memegang dagunya sambil terlihat termenung. Tak lama kemudian matanya menyala, dia menatap Dana dengan tatapan membara.

"Tunggu, apa yang ingin kamu lakukan?!" Ketika dirinya ditatap, Dana langsung tahu bahwa pria itu sedang ingin melakukan hal tertentu.

Karena dia tidak dapat menolak, akhirnya dia di bawah oleh Yves ke dalam kamar. Di sisi lain dia juga mendengar tawa para wanita lain yang ada di rumah.

***

Setelah kesenangan tadi malam, Yves berjalan kembali ke laboratorium di pagi harinya dengan langkah segar.

Adapun untuk Dana, wanita itu masih terbaring lemah di atas kasur. Dia perlu istirahat untuk memulihkan energinya...

Di perjalanan, Yves dijumpai oleh Professor Brian, pria itu langsung menyapanya dengan nada hangat. "Hei, selamat pagi, Dr. Yves."

Melihat kedatangan pria itu, Yves merasa sedikit bersalah, tapi rasa bersalah tersebut langsung hilang detik berikutnya.

Mengangkat tangannya, Yves menyapa balik. "Pagi, Professor Brian. Anda pasti tidur dengan pulas kemarin." Yves tersenyum.

"Yah, bisa dikatakan begitu." Brian tersenyum sambil menggaruk kepalanya.

Brian tentunya tiak tahu apa yang telah terjadi, dan dia tidak perlu mengetahuinya juga. Lagi pula, ketidaktahuan adalah anugrah, bukankah begitu?

Setelah mengobrol singkat dengan Brian, Yves melanjutkan kembali perjalanannya ke arah laboratorium.

Setelah sampai, dia langsung mengeluarkan bahan-bahan yang dia butuhkan untuk membuat Motherboard.

Mengambil napas dalam-dalam, Yves mulai menenangkan hatinya, kemudian dia menggerakkan tangannya secara berirama.

Satu demi satu peralatan yang ada di lab langsung dikendalikan dengan kekuatan sihirnya.

Api kecil yang muncul dari udara tipis mulai menyolder papan sirkuit, konektor dan kapasitor motherboard.

Yves bekerja sangat serius kali ini, dia yakin bahwa dia dapat menyelesaikan komputer yang dia inginkan hari ini juga!

Pagi berlalu dan sekarang sudah siang, motherboard seukuran mobil berhasil dibuat! Ukuran luar biasa motherboard itu normal di era ini, karena keterbatasan teknologi, motherboard itu tidak bisa dibuat lebih tipis dan juga kecil.

Di masa depan, ketika teknologi menjadi lebih maju lagi, maka tablet canggih bahkan tidaklah mustahil!

Setelah menyalakan daya, Yves mulai bereksperimen lagi.

"Lampu indikator menyala semua seperti semestinya, rangkaian daya berjalan normal, dan kapasitor bekerja dengan stabil!"

"Tidak terjadi suhu tinggi yang melelehkan bagian motherboard... motherboard telah berhasil memenuhi syarat!"

Yves mematikan kameranya sambil menghela nafas lega. Akhirnya, setelah bekerja kelas selama berminggu-minggu, dia akhirnya berhasil menciptakan apa yang ingin dia ciptakan.

Dia akan kembali ke rumah terlebih dahulu untuk makan, setelah itu dia akan menyelesaikan sisanya. Dia tidak pernah menyangka bahwa dirinya akan berhasil menciptakan sebuah komputer sebelum perang dunia ke-dua pecah!

Memikirkan ini saja sudah membuatnya senang dan juga bangga. Komputer generasi pertama ini merupakan langkah pertama dalam menggantikan kerja otak manusia di masa depan!

Apakah dirinya akan dijuluki sebagai bapak komputer di masa depan?

Kembali ke rumah, para wanitanya telah selesai makan malam.

Di sisi lain, gadis cantik berkulit biru langsung menyambutnya dengan manis. "Kakak, selamat datang kembali!"

Selama tinggal di rumah, Dana-lah yang memberi Raven pembelajaran sekolah. Meskipun Dana seorang ahli kimia, tapi dia juga ahli di bidang lain juga, jadi mengajari Raven tidaklah sulit.

Ketika Dana melihat suami kecilnya kembali, dia langsung menatapnya dengan marah. Binatang buas itulah yang membuatnya tidak bisa ikut berbelanja dengan saudari-saudarinya hari ini, selain itu dia juga merasa lemah saat berjalan!

Melihat tatapan tak menyenangkan Dana, Yves hanya bisa membalasnya dengan senyuman. Huh, apakah dia melakukan sesuatu yang salah sampai-sampai dirinya ditatap seperti itu?

Yves buru-buru makan untuk mengisi kembali energinya. Ketika makan, Yves mulai memikirkan sesuatu.

Sejauh ini, Sarah, Barra, Leticia dan Jennifer telah hamil, jadi dia tidak bisa begitu saja berlatih dengan mereka. Sebenarnya ada Dana dan Sera, tapi Dana masih belum pulih sedangkan Sera adalah kakaknya sendiri, jadi pilihannya kali ini hanya tersisa satu...

Menatap ke arah Edie, Yves langsung tersenyum lebar. Bibi Edie yang pemalu sedikit berjuang ketika dirinya digeret ke arah kamar, merasa malu dengan wanita lain.

Satu-satunya yang merasa tidak senang adalah Dana, tapi wanita lain dengan senang berbisik dengan tawa ceikikikan.

-----

read chapter 262 on;

patréon.com/mizuki77