webnovel

Making Love with My Sister: bercinta dengan adik angkat ku

Kisah cinta jaksa Lee Hyukjae dan adik bungsunya Lee Nara, yang tentu saja mustahil untuk bisa bersatu. Sejak dia kecil obsesi jaksa Lee adalah adiknya, dia sulit untuk jatuh cinta pada wanita lain karena sudah mencintai adik angkat nya, akankah cinta terlarang mereka bisa berlanjut??

Verradyta_Hyuk · Filem
Peringkat tidak cukup
39 Chs

difficult Job (30)

Sebuah mobil sedan KIA berwarna hitam terlihat tengah mengikuti sebuah mobil BMW berwarna biru yang pagi itu di tumpangi oleh Park Nara bersama Jisung putra kecil nya.

"Jangan nakal di sekolah ya jagoan mama, ingat belajar yang rajin" Setelah mengantar Lee Jisung hingga halaman sekolah nya, dan mencium sebentar pipi chuby putra nya, sekarang Nara hendak pergi ke kantor suaminya pagi ini.

"Iya mama, bye bye....I love you" Bocah empat tahun tampan yang wajahnya fotocopy semua dari wajah Eunhyuk itu melambai pada Nara dan berlari masuk ke kelasnya, bersama teman teman playgroup nya dengan riang, dan setelah di rasa cukup baru Nara berjalan lagi ke arah mobil nya, agenda nya hari ini sebelum dia ke butik nya adalah ke kantor sang suami, mengantarkan berkas Eunhyuk yang ketinggalan dan sudah di tunggu lelaki itu, karena itu file penting.

"Dasar oppa, belum tua sudah pikun ah punya suami satu ini benar benar merepotkan, pakai lupa segala sih sama file nya"

Sambil masuk ke mobilnya lagi Nara medumel sebal, perempuan yang sudah berumur 25 tahun beberapa bulan lalu itu menoleh sebentar ke suasana di sekitarnya, dia sedikit merasa ganjil karena seperti ada yang mengikuti sejak tadi dan mengawasi nya.

"Aneh? Apa hanya perasaan ku saja ya, seperti ada yang mengikuti sejak tadi" Nara melanjutkan mengendarai mobilnya dengan santai hingga sampai di kantor Eunhyuk dan langsung masuk lantai ke basement parkiran mobil.

"Oppa aku sudah sampai di depan pintu parkiran basement, aku takut seperti ada yang mengikuti sejak tadi"

"-------"

"Baiklah aku tunggu di dalam mobil saja ya, oke oppa"

Klik...

setelah dia mematikan sambungan nya sambil menunggu Eunhyuk di dalam mobil Nara memperhatikan lagi sekitar nya dengan waspada. Suasana parkiran cukup sepi dan jujur saja dia sedikit takut, perasaan nya entah mengapa merasa ada yang mengintai Nara sejak masih mengantar anaknya ke sekolah tadi.

Tok tok.....

Ketukan di jendela bagian kemudi di mobilnya membuat wanita itu mendesah lega langsung pindah duduk bergeser di jok kursi sebelah, dan membuka pintu mobil agar suaminya bisa masuk.

"Apa yang terjadi sih sayang? Kamu serius ada orang jahat yang mengikuti mobil mu?" Nara mengangguk pelan, setelah Eunhyuk masuk dan duduk di jok kemudi, dia juga mengunci pintu mobil nya lagi, kemudian Nara memberikan file yang di minta suaminya tadi.

"Iya karena itu aku takut oppa, ih aku tak berani ke butik menyetir sendiri jika ternyata ada yang menguntit ku, bagaimana?"

"Siapa yang berani menguntit istri nya jaksa Lee? nyali nya berarti besar sekali berarti" Eunhyuk terkekeh, dia mulai menyalakan mesin mobilnya, dan kendaraan itu melaju pelan keluar dari area parkiran basement.

"Aku akan mengantarmu ke butik, setelah itu aku langsung pergi ke gedung pengadilan ya, sidangku di mulai satu jam-an lagi"

"Tapi oppa, mobilmu di kantor kejaksaan lalu bagaimana?"

"Itu masalah gampang, nanti ada yang mengurusnya sekarang jangan takut lagi ya"

Ujar Eunhyuk sambil mengusap rambut istri nya.

"Oke makasih banyak oppa" Nara mengangguk lega, jika berada di dekat Eunhyuk dia memang akan merasa aman, dan karena suaminya seorang jaksa Lee yang selalu membawa revolver nya ke manapun.

"Sepertinya kamu benar sayang"

"Maksud oppa apa?"

"Ada mobil yang mengikuti kita, dan dia tepat beberapa kali mengekor di belakang kita"

"Hah?! Ya ampun lalu bagaimana ini?" Eunhyuk melirik spion mobilnya lagi, lalu melihat jam tangan nya memperhitungkan waktunya kapan bisa sampai di pengadilan, karena tak sampai satu jam lagi ada sidang yang harus dia hadiri.

"Oppa, aku takut, hati-hati---" Nara mencicit sambil meremas safebelt nya dan Eunhyuk mulai menambah gas mobil BMW biru itu.

"Aigoo dia masuk ke jalan tol juga" Ketika Eunhyuk melihat mobil itu makin berusaha mendekati.

"Oppa hati hati menyetir nya, aku takut" Eunhyuk mengangguk, dengan terampil tangan nya mengendalikan setir mobil BMW nya, dan meraih revolver di saku jas nya memberikan pada Nara.

"Gunakan seperti yang ku ajarkan sayang, jangan gugup ya...aku akan ngebut dan berusaha lolos"

"Iya aku tahu, hanya saja aku~ Kya!!!"

Dorrr.....

"Brengsek!!! Dia membawa pistol, berani nya menembaki aku!" Suara tembakan keras tadi membuat Nara menjerit keras, dia menunduk dan meremas pistol di tangan nya, saat Eunhyuk melajukan mobil nya makin cepat, untung saja tembakan ke ban mobilnya meleset tadi, dan sepertinya dia tak bisa tepat waktu sampai di pengadilan jika sedang kejar kejaran di jalan begini.

"Halo, Oh Sehun-ssi ini aku!" Eunhyuk menghubungi ponsel petugas polisi Oh Sehun yang mungkin sudah berada di gedung pengadilan.

"Oh jaksa Lee ada apa? Apa anda belum sampai di sini?"

"Aku sedang ada halangan di jalan, shit kenapa di jalan depan malah macet?" Eunhyuk mengumpat kesal sambil memukul setir dan langsung membelokkan mobilnya, mencari jalan yang lebih sepi agar bisa lolos dari mobil hitam di belakang nya.

"Ya tuhan? memangnya ada halangan apa jaksa Lee?"

"Ada yang mengejar mobilku dan membawa pistol, dia mencoba menembak ban mobilku sejak tadi"

"Astaga! Di mana posisi jaksa Lee Sekarang?"

"Aku di.....jalan tol menuju arah inch---"

Dorr.....!!!!!!

Pyarr.....!!

"Kyaa oppa!! Aku takut!" Suara letusan timah panas terdengar lagi, dan kali ini mengenai jendela belakang mobil BMW biru nya hingga kacanya pecah. 

"Jaksa Lee halo!! Anda baik-baik saja kan? Aku mendengar suara tembakan tadi!"

"Brengsek bajingan itu! Tolong kirimkan tim cepat kepolisian ke lokasiku sekarang, Posisiku ada di jalan tol menuju arah daerah Incheon!!"

"Astaga sampai sejauh itu, baiklah nyalakan GPS anda jaksa Lee, kami akan bergerak sekarang"

"Terima kasih Sehun-ssi"

*

*

Oppa sepertinya mobil itu masih mengejar kita, bagaimana ini?"

"Tenang sayang tim kepolisian sudah berangkat kesini, yang penting kita lolos dulu dari mereka" Eunhyuk berbelok lagi di jalanan yang lebih sepi, kali ini mobil nya berbelok menukik tajam, dan suara keras decitan ban terdengar beradu dengan aspal, hingga Nara berteriak panik lagi.

"Apa tujuan mereka membuntuti mu saja tadi, lalu saat bersama ku mereka malah mengejar kita?" Eunhyuk menggigit lengan nya.

"Aku juga bingung, aku takut hiks jika mereka menembak mobil kita lagi oppa!" Posisi mobil Eunhyuk kini lebih jauh dari mobil hitam itu, namun Eunhyuk baru sadar jika dia telah menyetir jauh, hingga sampai di daerah Incheon yang jaraknya cukup jauh jika harus kembali ke Seoul.

"Oh shit persidangan nya sepuluh menit lagi di mulai, orang itu sengaja mengejar kita agar semakin menjauh dari kota Seoul" Eunhyuk menghela nafasnya, mobilnya kini berada di jalanan dekat laut, dan makin dekat dengan pelabuhan Incheon. Ini semua makin aneh saja karena mobil yang mengejarnya itu kini tak kelihatan lagi, lalu apa sebenarnya tujuan pengemudi mobil tadi mengejar Eunhyuk dan istri nya.

Sambil melepas dasi merah marun nya karena gerah Eunhyuk menepikan mobilnya di pinggir laut, dia keluar dari mobil dan menelpon tim kepolisian jika tak usah menyusulnya lagi, karena situasi sudah aman dan dia sudah lolos dari si penguntit.

"Oppa apa mereka sengaja melakukan nya?" Nara yang ikut bersandar duduk di kap mobil mengeratkan mantelnya, dan melirik Eunhyuk yang menghela nafasnya.

"Sepertinya? Dan hari ini aku tak bisa menghadiri sidang, padahal file penting ini masih ada padaku, shit sekarang aku tahu kenapa mobil itu mengejar kita?" Nara bingung, ikut mengekori suaminya masuk ke mobil lagi dan memperhatikan pria itu membuka laptopnya yang sempat dia bawa tadi.

"Oppa sedang apa?"

"Mengirimkan Email pada Ryeowook dia ada di pengadilan sekarang" Setelah mengirim isi file yang dia simpan di laptopnya Eunhyuk melepas jas dan kaca mata minusnya, pekerjaan nya hari ini berantakan karena ulah mobil misterius itu, dan apa tujuan nya.

"Oppa maaf ya karena mengantarku, pekerjaan mu jadi berantakan" Nara tampak menyesal, dia menunduk dalam meremas ujung rok nya dan Eunhyuk hanya tersenyum merangkul bahunya, membawa wanita itu bersandar di dada bidang nya.

"Itu lebih baik sayang, daripada kamu menyetir sendirian tadi, dan di kejar mobil itu apa jadi nya?" Nara tersenyum, menyurukkan wajah nya di leher pria itu, dengan puas mengendus harum suaminya yang akhir akhir ini jarang dia nikmati. karena setiap Eunhyuk pulang ke rumah wanita itu sudah terlelap, lalu saat bangun pagi tak jarang jaksa tampan itu sudah berangkat ke kantornya.

Meski mereka rutin saling menelpon, namun tetap saja rasanya akan berbeda jika saling bertemu dan memeluk langsung seperti ini.

"Sepertinya lama sekali aku tak memeluk mu begini sayang"

"Hm iya....aku merindukan pelukan mu juga" Suara ombak laut di sebelah mobil mereka dan sepoi angin siang yang sejuk membuat Nara sedikit mengantuk. Eunhyuk tersenyum, menarik pinggang ramping itu agar duduk di pahanya, dan mulai mencecap bibir ranum istrinya yang entah sudah berapa minggu tak dia cicipi lagi.

"Ngh, oppa kamu nakal" Nara menggeliat pelan, beberapa kali pahanya menyenggol kejantanan Eunhyuk, yang masih terbungkus celana kain hitam nya, dan bibir nya yang masih sibuk mencecap bibir Nara, Ciuman hangat dan basah yang otomatis membuat hasrat lelakinya langsung bangkit cepat.

"Melakukan di sini tak buruk kan, sayang kamu sengaja menggoda ku eugh"

"Kamu bilang tadi tak buruk hm?"

"Haish istri ku ini benar benar egh Nay~ ahkk pelan" Nara terkekeh, dia menarik lepas resleting celana Eunhyuk, dan meremas batang kesayangan nya yang telah bangun sejak mereka mulai berciuman tadi.

"Ah istriku ini bahkan ahli sekali sekarang hm" Eunhyuk menarik Nara pindah ke jok belakang, lalu merebahkan wanita itu di kursi, melucuti kancing dress wanita itu satu satu.

*

*

Gedung pengadilan Yongsan.

"Kamu yakin dia takkan muncul di sini hari ini kan?" Bisik Cathy.

"Iya beres, nyonya tenang saja anak buah saya sudah mengurusnya, jaksa Lee itu takkan bisa datang hari ini, anda santai saja" Cathy tersenyum setelah mendapat jawaban dari pengacara nya lewat bisikan, dan melirik jajaran jaksa yang hadir di ruang sidang hari ini, baguslah di kursi itu hanya ada Kim Ryeowook dan Kwon Yunho, dan beruntung sekali kursi jaksa Lee itu kosong, si jaksa itu benar benar tak datang ke sini.

Dok....dok....

"Apa jaksa penuntut sudah siap membacakan tuntutan dan paparan bukti nya?"

"Baik majelis hakim yang terhormat, saya Jaksa Kim Ryeowook, akan menggantikan Jaksa Lee Hyukjae yang hari ini berhalangan hadir karena suatu hal" Cathy mendelik kaget, dia meremas tangannya gusar saat Kim Ryeowook menunjukkan layar slide besar di sana, berupa email kiriman rekan nya yang hari ini berhalangan hadir.

"Itu adalah bukti yang di miliki Jaksa Lee terkait dengan surat kepemilikan tanah dari Tuan Kim Jeha, saat dia dan nyonya Cathy Choi Smith masih menikah, kepemilikan tanah itu sah atas nama tuan Kim, namun dengan seenaknya nyonya Choi Smith telah melakukan pemalsuan surat, lalu mengklaim tanah itu adalah miliknya"

Wanita itu meremas tangannya, dalam hati dia mengumpat jaksa Kim sialan yang ternyata juga memiliki bukti itu selain jaksa Lee.

"Harap majelis hakim melakukan penyelidikan dulu sebelum mengambil keputusan, terima kasih" Hakim Lee Hongsuk yang membaca file itu di layar laptop manggut manggut sebentar dan berbisik dengan rekan di sebelah nya.

"Apa anda memiliki kertas dokumen aslinya? Pengadilan baru bisa melakukan penyelidikan jika ada kertas file asli nya"

"Tentu saja, saya akan segera mempersiapkan anda bisa memeriksa nya nanti" Akhirnya Ryeowook duduk dengan tenang setelah hakim ketua itu setuju.