"Kalian itu kenapa sih. Ada masalah sama aku? Ngomong di hadapanku. Jangan jadi pengecut yang bisanya ngomong di belakang doang. Ayo, mumpung aku ada di hadapan kalian, kalian ucapkan apa sg yang kalian rasakan, dan kalian mau apa dari aku?" Tania menantang kakak-kakak kelasnya yang sedang menggunjing itu.
Jangan harap kalian akan mendapatkan Tania yang menunduk takut saat digunjing kakak kelasnya. Tidak, Tania dia tidak akan seperti itu.
"Rambutan! Ayo balik! Sini." Belva mencoba untuk menenangkan Tania dan membawanya kembali ke hadapannya. Bukan karena tidak ingin membelanya, tetapi selama dia masih bisa menahan emosinya, maka dia berusaha untuk tetap tenang. Karena saat ini Belva tidak bisa melakukan apa-apa. Hanya duduk, menggerakkan kaki dan tangan kanannya saja dia tidak sanggup.
"Kalau kalian masih mau ngomong aku tunggu. Kalau nggak, nggak usah ngomong dibelakang. Norak!"
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com