"Ih, Kenapa harus bocor sih bannya. Mana tambal ban masih jauh lagi. Masa iya aku harus nuntun motor begini?" Ucap Tania sambil menatap motornya yang bannya tertancap paku besar. Tania berhenti di pinggir jalan, celingak-celinguk berharap pada orang yang dikenal. Paling tidak dia bisa minta bantuan mereka.
Sebenarnya dia bisa saja minta bantuan mamanya, tetapi dia tidak tega karena mamanya pasti masih sibuk di bakery. Mbak Yani masih juga sibuk di dapur dan tidak akan memberi solusi apapun. Sedangkan sopir keluarga sedang mengantar Pak Toni untuk meeting.
Dan ia hanya bisa duduk jongkok di pinggir jalan sambil menatap ban motornya yang tertancap paku.
Saat dia sedang menyangga kedua bibirnya dengan kedua tangan, seseorang matikan motornya di samping motor Tania.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com