Aku benci dengan situasi ini. Benci karena harus berada diantara kerumunan orang berpakaian putih. Benci karena harus menyaksikan wajah-wajah sendu mereka. Benci karena harus melihat ekspresi wajah mereka yang seakan mati, dan hanya berdiri dalam diam, serta bermuram durja. Bahkan ada yang sampai menangis sejadi-jadinya.
Aku memang sama seperti mereka. Datang untuk tujuan yang sama, mendoakan seseorang yang cantik kepangkuannya Yang Diatas. Mengantarnya untuk tidur dengan tenang. Dan menyembayangkan abunya ke tempat yang layak. Abu seorang wanita muda berumur 25 tahun. Yang katanya mengalami kecelakaan mobil akibat rem blong, beberapa waktu yang lalu.
Sekali lagi aku katakan. Aku benar-benar tidak suka berada di tempat ini. Padahal seharusnya saat ini aku pergi shopping dengan Della, Anissa, dan juga gleesya, teman-teman tercintaku, yang aku yakin saat ini pasti sedang bersenang-senang dan membicarakan nasibku yang buruk ini.
Hufh!! Oke!! Tidak ada gunanya berkeluh kesah.
Kedua orangtuaku tidak bisa datang melayat karena papa sedang sakit dan mama harus menjaga papa di rumah sakit. Dan sebagai anak yang berbakti, aku wajib menggantikan mereka untuk berbelasungkawa pada saudara kandung mama yang baru saja kehilangan putri semata-wayangnya.
Dan karena aku juga tidak mungkin meminta K' Meta yang sekarang sedang study di Aussie untuk pulang hanya karena masalah sepele seperti ini. Yang sangat jelas sekali bisa aku atasi, aku tidak mungkin memintanya untuk pulang. Yang ada aku akan dimarahi mama dan K' Meta secara habis-habisan dan tanpa ampun. Selain itu, K' Meta juga tentunya tidak akan mau pulang hanya untuk menggantikan aku di sini...
Karena proses penyembayangan berlangsung lancar, aku langsung pulang ke rumah begitu pemakaman telah selesai dilakukan. Begitu semua selesai, rasa letih langsung membebaniku. Entah mengapa semua ini berpengaruh besar bagiku.
Aku memang tidak pernah sekali pun menyukai tempat seperti ini. Dan tentunya bagi hampir semua orang yang ada di sini juga tidak pernah akan menyukai tempat ini. Aku mencatat hari ini sebagai hari yang amat membuat sial. Sial yang sudah berawal dari saat aku membuka mata di pagi hari sampai saat ini. Wajahku pun terus saja kutekuk dan perasaan bete menghujaniku sepanjang hari ini.
Nggak bisa pergi jalan-jalan... suntuk pula di rumah duka... sampai-sampai aku tersandung hingga kepalaku tak sengaja terbentur di rumah duka itu.. bukankah itu menyedihkan?! Belum lagi, pulang dengan mood jelek karena badanku terasa pegal.
Begitu sampainya aku di rumah, aku langsung tergeletak. Merebahkan diri di atas kasur yang empuk. Dan mulai mengejap-ngejapkan mata. Dengan maksud ingin tidur sejenak untuk mengembalikan staminaku kembali, yang telah terkuras habis. Akhirnya, setelah beberapa lama kemudia, aku bisa tertidur pulas dan terlelap.
Setelah malam yang sangat larut, aku terjaga. Dengan setengah energi yang terkumpul, Aku mencoba membuka mata melawan sinar lampu kamar yang menyala terang. Bola mataku berputar mengitari sekeliling kamar, seolah aku adalah penghuni baru di kamarku sendiri.
tiba-tiba...
Apa tuh?? Aku seolah melihat sesuatu.
Oow cuma bayangan...' batinku santai sambil tersenyum datar dan meregangkan otot.
Tapi tunggu sebentar... !!
Bayangan ???? Aku melihat kembali ke arah aku melihat bayangan itu tadi.
Seketika aku berteriak.
"Aaaaargggh...!!!!" teriakku sejadi-jadinya. Badanku menjadi kaku semua. Mulutku gemetar. Nafasku pun terengah-engah dan aku hanya bisa terbelalak ke satu arah. Ini pasti bercanda! Nggak mungkin...!!! ini pasti halusinasi.. Ini mustahil terjadi.. Ini adalah fartamorgana!! Atau ini mungkin cuma mimpi? Iya. Ini pasti mimpi! Pasti juga karena terbentur tadi otakku sedikit tidak beres. Kutepuk kedua pipiku berkali-kali hingga memerah.
Tiba-tiba sebuah suara menyapaku,
" Kau bisa melihatku? " tanyanya heran dengan suara yang tidak biasa. Seolah ada penekanan. Tapi juga tidak. Seolah pita suaranya berat tapi juga tidak. Seolah bergema, tapi juga tidak. Membuatku semakin ketakutan.
" Enggak...enggak... " gerutuku kesal sambil menggelengkan kepala berkali-kali.
'Gue nggak berharap bisa liat loe!!' batinku berteriak. Mengapa sesuatu yang kuharapkan tidak terjadi padaku, justru malah terjadi padaku sekarang??! Why ??
Aduuuch,,Maa!!! Queen takuuut.... Nggak mau deh yang kayak begini.. nggak mau!!!
Maa, kenapa ini bukan mimpi sih??!
Sosok yang putih itu datang mendekatiku bukan dengan berjalan melainkan... TERBANG!!!
O My God.. Aku bahkan tak bisa melihat kakinya dibalik pakaian putih yang menjulang panjangnya itu.
"Pergi…"seruku ketakutan, "Aku bilang pergi!!"
Aku bangkit menjauh. Tapi sosok itu justru mendekat.
Aduh,Jauh-jauh dong!! Gue 'kan paling takut sama soal beginian. Gue bukan Della ato Gleesya Yang paling semangat kalo ngomongin soal mistis kayak gini. Please.. Please.. menjauh!!
Sungguh suatu mimpi buruk bagi semua orang. Hantu itu kian mendekat.
"Kumohon jangan takut padaku…" serunya dengan suara serak yang sanggup membuat sekujur tubuhku merinding. Aku menelan ludah.
'Gila! Mana mungkin gue gak takut sama loe. Jadi setan aneh-aneh aja nih! Sumpah mendingan loe jauh-jauh aja deh sana! ' Aku mencoba menjaga jarak dengannya sambil memaki dalam hati.