"Aduuuch... Jangan ganggu gue, please!" Seruku ketakutan.
Yang membuat lebih keki lagi, hantu itu bukannya pergi malah mulai mengeluarkan suara seraknya lagi.
" Tolong aku…" pintanya. Aku menelan ludah dengan ngeri. Setan koq minta tolong?!
"Aku tidak tahu kenapa aku bisa berada di sini. Yang aku ingat, tadi aku sedang tertidur dan begitu tersadar aku sudah ada di kamar ini. Aku sama sekali tidak bermaksud membuatmu takut atau menjahatimu." katanya pelan. Suara seraknya tadi kini hilang dan diganti dengan suara layaknya manusia.
Lho??
Aku mencoba menoleh, melihat ke arahnya. Sungguh ajaib! Buku-buku di rak meja belajarku terlihat jelas di balik sosok hantu itu. Semua terlihat transparan. Aku menatapnya tak percaya. Dan yang lebih membuatku tak percaya adalah karena aku bisa melihatnya. Hal yang sebelumnya belum pernah terjadi.
"Gue nggak punya apa-apa. Loe setan kan ? Jadi pasti nggak perlu duit. Ato loe mau makanan?? Aduh, gue aja lagi kelaperan. Dari pagi gue belum makan tahu. Ato loe mau dupa?? Dupa di rumah gue abis. Minta sono ama tetangga sebelah. Mereka banyak. Kalo kemenyan, gue beneran nggak punyaaaa… Apa lagi? Apa sih yang sebenarnya loe mau? Aduh, menjauh dong.. Gue kan udah bilang kalau gue nggak punya apa-apa yang loe mau!" Celetukku asal tapi takut-takut. Sosok itu justru malah tertawa dan berhasil membuat sekujur tubuhku merinding.
"Dasar, bego!! Kamu kira Aku hantu kelaparan atau rampok??? Hah??!" protes Si Hantu.
Cleo langsung mengerutkan keningnya.
BEGO??? Enak saja menghina orang sembarangan. Dasar hantu tidak jelas!!
"Aku Alexa Bwiwanty," sapanya memperkenalkan diri.
Busyet dah! Hantu pake acara perkenalan diri segala? Mana ada!! Tapi yang paling penting, gue juga gak mau tahu nama loe siapa. Mending loe pergi aja deh!
Tapi... kalau dipikir-pikir lagi, apa mungkin dia emang nggak bermaksud jahat sama gue?? Aku berpikir keras.
Emm... Entahlah..
Setelah dilihat kembali, entah mengapa wajah oval Si Hantu sepertinya cukup familiar. Sepertinya pernah kulihat sebelumnya di mana gitu. Tapi di mana? Masa aku mengenal sesosok hantu sih?! Aku mencoba mengingat-ingat kembali, tapi rasanya sulit sekali. Benar kata teman-temanku, aku memang paling lemah kalau soal ingatan. Haah….
"Kamu Queenia kan?" tanya Si Hantu yang membuat aku cukup terkejut.
Aku mengerutkan kening.
"Tadi aku lihat foto mamamu di atas meja yang ada di samping tempat tidurmu. Aku mengenal mamamu begitu pun mamamu, dia juga mengenalku." lanjutnya lagi yang semakin membuatku mengerutkan kening.
"Kamu anaknya tante Alice 'kan? Aku keponakan mamamu yang baru saja meninggal karena kecelakaan. Dan kamu baru saja melayat ke sana. Apa kamu sudah ingat sekarang?" tanya hantu itu.
Ah! Aku baru ingat sekarang! Dia adalah anaknya tante Liskani, kakak pertama mama. Ternyata benar. Rumah duka tadi membuatku sial berkepanjangan sampai seperti ini! Aku mencengkram kedua tanganku dengan erat.
"Aduh…. Please deh jangan ganggu gue. Gue masih sayang nyawa. Kalau loe marah karena gue nyembayangin elo nggak ikhlas, sorry… gue minta maaf. Gue sama sekali nggak bermaksud apa-apa. Gue emang nggak suka sama tempat kayak gitu. Beneran deh! Loe harus percaya," Ucapku tak karuan. Alexa, si hantu menggelengkan kepala.
"Eh, siapa juga yang mau nagih maaf dari kamu," Protesnya.
"Terus mau loe apa?" tanyaku bingung.
"Aku pengen kamu ngebantuin aku lepas dari dunia ini," Katanya to the point. Tanpa aba-aba.
Aku langsung terbelalak, "Maksudnya??"
"Aku sudah 3 hari melayang-layang di dunia ini. Aku sudah capek. Aku mau kembali ke dunia tempat aku seharusnya berada dan hidup dengan tenang di sana," ujar Alexa gamblang, lalu cepat-cepat dikoreksi, "Emm, bukan hidup maksudnya, tapi tinggal. Aku ingin tinggal di duniaku seharusnya dengan tenang."
"Untuk itu, aku butuh bantuanmu. Hanya kamu yang bisa menolongku." Lanjutnya lagi.
Aku otomastis melongo. Tidak percaya. Seenaknya saja dia minta bantuan. Memangnya, aku bisa bantu apa coba?!
"Emang, elo mau dibantuin kayak apa sih, gue kagak ngertiii!!" balasku.
"Aku ingin balas dendam!!" serunya yang membuatku ketakutan.
Balas dendam??!!!
"Aku mau balas dendam pada orang yang menyebabkan aku meninggal dan menjadi seperti ini. Aku nggak akan puas sebelum menuntaskannya!!"
Aku melolotinya. Hal yang mustahil kulakukan pada seorang hantu, tapi justru kulakukan karena tak mengerti apa yang sebenarnya menjadi jalan pikiran Alexa.
"Apa-apaan sih? Pake balas dendam segala. Emang elo mau ajak dia ikut nemenin loe di alam sana apa? Emang, elo nggak enek liat muka orang yang udah menyebabkan elo meninggal kayak gini. Udah deh, walaupun gue bego, gue tetep tahu kalau yang namanya balas dendam itu nggak akan berakhir bahagia buat kedua belah pihak. Ngerti nggak sih loe?!" kataku dengan penuh keyakinan yang justru dibalas dengan pelolotan balik yang tajam. Aku mengalah. Ini terlalu seram untuknya. Aku berangsut mulai menjaga jarak.